A - Kedua puluh enam

33 2 0
                                    

Memasuki Airana antagonis!

***

Renata baru sampai sekolah lebih awal dari biasanya, dirinya datang sendiri, alasannya untuk mencari informasi tentang kembarannya dari masyarakat sekolah.

Renata jadi memikirkan hari pertamanya menjadi Rana, memang dirinya mendapat tatapan aneh dari mereka semua,  tapi dirinya dulu menganggap bahwa jika orang orang kaget karena, orang yang jatuh dari tangga rooftop, pulih dengan cepat bahkan seperti tidak terjadi apa apa, padahal saat di temukan dalam keadaan sekarat.

"Rena, ayo ikut gue!" Rena yang sibuk dengan pikirannya tiba tiba mendengar suara Sean. "Udah di tunggu sama yang lain,"

Renata agak kebingungan namun, tetap mengikuti langkah Sean, tidak ada obrolan sama sekali, bahkan Rena tidak bertanya akan kemana mereka.

"Rena, gue cuma mau bilang, nggak semua yang lo anggap jahat beneran jahat, malah kadang sebaliknya. Begitupun kita, ada alasan yang mendasari buat ngelakuin itu,"

"Apapun alasan kalian, tetep aja salah! Nggak harusnya keburukan di balas keburukan, bukan?" sela Rena.

"Ya gue sadar itu, gue minta apapun yang lo denger nanti tolong berpikir secara objektif, jangan berpihak pada siapapun, lo harus dengerin dari dua sisi dulu. Selama ini lo tau dari sisi Rana kan bukan dari sisi Rakana atau kita? Sekarang waktunya lo tau dari sisi yang lainnya,"

Mereka berdua sampai di depan pintu yang masih tertutup, Rena tidak tau ruangan apa ini, dirinya belum pernah masuk ke dalam sana.

"Ayo masuk," ajak Sean yang sudah membuka pintu, baru masuk di dalam sana sudah ada teman kelasnya, ruangan ini juga begitu lengkap ada sofa, kulkas kecil, ranjang bahkan ada televisi, sudah seperti hotel saja.

"Ini basecamp kita, Rakana yang buat," ucap Sean memberikan jawaban atas kebingungan cewek itu.

"Rakana mana?"

"Rakana baru aja keluar buat ketemu Bokapnya," jawab Jeremy atas pertanyaan Sean, "Kata dia, suruh mulai aja nggak usah nunggu, mungkin agak lama kata dia,"

"Silakan duduk, nona Renata Pradipta," Haidar mempersilakan Renata duduk di tempat biasanya Rakana duduk, bahkan cowok tan itu menepuk nepuk seperti membersihkan debu.

Renata yang mendengar tentu  kaget, Bagaimana mereka tau kalau dirinya bukan Rana?

"Semua udah tau, Rakana yang cerita. Kita di sini juga mau kasih tau lo sesuatu, sebuah pengakuan!" terang Juno. "Lo bisa nanya apapun ke kita, kita bakal jawab sejujur jujurnya,"

"Gue nggak akan tanya siapa yang dorong tapi, alasan kalian ngelakuin semuanya apa?" tanya Renata, dirinya tau bahwa semua terlibat disini bahkan Rakana juga.

"Biar gue dulu yang jawab," sahut Nancia yang akan menjadi orang pertama yang memberikan alasannya, "Rana bikin gue kehilangan harga diri, dia yang bikin gue jadi kayak gini. Kalau lo pengen tau sejahat apa dia dulu sama gue, gue di jebak sampai kehilangan kehormatan sebagai perempuan, dia yang bikin gue terikat sama kepala sekolah!"


Nancia mulai membuka matanya perlahan, tubuhnya terasa begitu sakit, apa semalam dirinya salah posisi tidur? Begitu pikiran anak remaja tersebut.

Namun saat ingin menyingkap selimut, dirinya merasa ada yang aneh, kenapa terasa dingin dan bagian bawahnya terasa begitu sakit.

"AKH! SIAPA LO?!" teriaknya saat menyadari dirinya tidak mengenakan sehelai benangpun, menoleh ke samping dan ada pria yang tidur di sampingnya.

A - ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang