A - Kedua puluh delapan

46 4 1
                                        

Ghamaniel Junior, Eirene Renata dan Airana Regatha adalah tiga bersaudara dengan pola asuh yang cukup berbeda, membuat sikap dan sifat yang terbentuk di masing masing anak tentu berbeda.

Ghamaniel Junior, sulung yang kehadirannya sungguh dinantikan oleh keluarga, calon penerus untuk keluarga mereka, di didik dengan penuh cinta juga kasih sayang, selalu dituruti namun, tidak dimanjakan.

Eirene Renata, anak tengah yang di suruh terus mengalah dari kakak dan adiknya, di tuntun untuk lebih dewasa menghadapi bossy kakaknya dan kekanakan adiknya. sering dikambing hitamkan atas kesalahan saudaranya.

Airana Regatha, anak bungsu kesayangan keluarga yang begitu sangat dimanja, apapun yang diinginkan selalu dituruti termasuk untuk mainan yang kakaknya sedang mainkan.

Beranjak remaja dua putrinya memiliki pola pikir yang sangat berbeda, Renata diminta untuk lebih dewasa lagi menghadapi adiknya, sedangkan Rana yang kekanakan meminta apa apa yang Renata gunakan dan miliki.

Hingga satu kejadian yang melibatkan salah dari mereka membuat perusahaan milik orangtuanya mengalami masalah dan terancam gulung tikar. Penipuan besar oleh keluarga mantan pacar Ghamaniel dan keterlibatan kembar dengan polisi atas tuduhan penyalagunaan obat terlarang oleh anak SMP atau dibawah umur.

Ghamaniel yang melanjutkan pendidikan diluar negeri terancam berhenti dan putri kembarnya yang baru akan masuk SMA memerlukan biaya double, memilih untuk menyekolahkan satu saja.

Untuk memulihkan segalanya, mereka harus merelakan salah satu dari putrinya untuk diberikan pada salah satu kolega yang akan membantu mereka, kata kasarnya dijual padanya.

Pilihannya jatuh pada Eirene Renata, si tengah yang harus mengorbankan semuanya, pendidikan dan masa depannya.

"Pa, Ma, kalian sungguhan?" Renata bertanya tidak percaya dengan keputusan sepihak orangtuanya, "Aku tidak mau!"

"Dengar! jika bukan kamu lalu siapa? Rana jelas dia tidak mau dan kami tentu tidak bisa memaksa bungsu kesayangan itu mengorbankan diri," sakit hati jelas dirasakan oleh Renata, sejak kecil memang seperti ini, kasih sayang yang berbeda dan tidak adil sudah dia dapatkan.

Renata yang tidak bisa melawan lagi memilih pasrah dengan jalan hidupnya yang sudah di tetapkan oleh kedua orangtuanya.

Berbeda dengan Rana yang tersenyum menang dan sangat senang dengan semuanya, anak itu jelas terlibat cukup besar atas keadaan Renata, Rana yang melibatkan kembarannya itu dalam masalah polisi dan juga pengorbanan yang Renata ambil.

Kalau boleh jujur Rana merasa iri pada kembarannya tersebut yang berprestasi dan mendapatkan semua dengan suka rela tidak sepertinya yang harus berusaha Dan melakukan banyak hal.

Rakana Pradipta, salah satu hal yang sangat diinginkan oleh Rana waktu itu, cowok tampan dengan wajah datar dan tatapan yang menghipnotisnya cukup membuat Airana terpesona dan berharap bisa memilikinya, segala cara sudah dia lakukan untuk menarik perhatian cowok itu namun, tidak mendapatkan respon sama sekali.

"Cih! Apa lo nggak malu bersikap serendah ini sebagai perempuan? Jalang aja masih memberikan harga untuk tubuhnya sedangkan lo? Murahan!"

Perkataan yang sungguh merendahkan harga dirinya saja tidak membuat dirinya mundur karena tekadnya yang sangat ingin membuat Rakana bertekuk lutut padanya.

Namun, bukannya bertekuk lutut pada Rana, Rakana malah terpesona dan tertarik dengan kembarannya, Eirene Renata yang memang di kenal sopan dan juga ramah membuat siapa saja menyukainya termasuk para guru, hingga dijuluki kesayangan sekolah.

"Gue suka lo, Renata,"

Rakana yang masih bocah kelas 9 SMP itu mengungkapkan perasaannya pada Renata yang baru akan pulang setelah rapat osis.

A - ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang