A - Kelima

73 14 15
                                    

Hallo, apa kabar kalian semua?

Seperti biasa, sebelum membaca pastikan
kalian sudah pencet 🌟 dan berikan beberapa komen
di bagian kalian penasaran sebagai dukungan!

Enjoy with story
and
Happy reading!

18 / 07 / 2023

▪▪▪

Seperti kesepakatan tadi mereka berangkat ke rumah Rana, dan bukan hanya berlima melainkan semuanya ikut, mereka semua memutuskan berlatih bersama walau berbeda kelompok.

"Serius nggak papa kita semua ikut? Muat nggak rumah lo?" tanya Haidar yang entah sebuah rasa peduli atau ingin mengejek rumahnya?

"Ngeledek rumah gue lo?" tanya balik Rana yang tidak terima rumahnya dibilang kecil, "Buat nampung sert aja muat masa cuma kalian nggak muat," sombongnya.

"Kita makannya banyak juga," tambah Nina.

"Yaelah, jangan kayak orang miskin! Padahal gue aja nggak masalah," Rana mulai jengah karena malah mereka yang banyak alasan. "Kalau kalian banyak drama nggk usah ikut!" tegas Rana membuat mereka gelagapan.

"Ampun! Bercanda!" sahut Hero.

Tanpa ada perdebatan lagi mereka berjalan menuju parkiran, berjalan ke arah kendaraan masing masing, "Bareng aku aja Ran?" Jeremy membuka suara karena Rana belum di jemput oleh sopirnya.

Rana mengeleng, "Nggak, aku nunggu Pak Nanang aja, kalian bisa duluan aja tungguin di rumah, nanti gue sherlock,"

"Nggak etis banget! Ya masa, yang punya rumah terakhir datengnya!" sahut Yoshua.

"Bener, kita tungguin aja dah sampai sopir lu datang, kalau lo nggak mau bareng salah satu diantara kita," putus Yasmine yang diangguki mereka.

"Cih, ribet!"

Rakana yang mendengar gerutuan tersebut menatap sinis temannya, dan segera menuju mobil miliknya, menjalankan terlebih dahulu membuat mereka heran.

"Mau kemana tuh Raka?" tanya Sean yang melihat mobil Raka meninggalkan area sekolah.

"Kayak nggak pernah tau dia aja," balas Nancia.

Sesampainya di rumah Rana, cewek itu langsung menyuruh mereka masuk, "Mbok, tolong bikin minuman sama makanan buat mereka," minga tolong Rana saat sudah berada di dalam dan melihat ART menyambutnya.

"Baik non,"

"Ayo duduk, jangan malu malu. Biasanya juga malu maluin," ujar Rana mempersilakan mereka duduk sambil menunggu dirinya menganti pakaian.

Sambil menunggu mereka melihat lihat, banyak foto yang terpajang dan kebanyakan foto Rana, walau ada beberapa foto kakak laki lakinya yang sekarang sedang melanjutkan di luar negeri.

"Sorry, kalau lama mau lanjut latihan sekarang?" tanya Rana yang sudah kembali dengan pakaian rumahannya.

Meow~

Suara kucing membuat mereka mengalihkan pandang, kucing dengan bulu berwarna kuning tersebut mendekat kearah Rakana yang duduk paling dekat dari jangkauan kucing tersebut.

"Lah kucing lo lucu, boleh pegang nggak?" si pecinta kucing Juno langsung mendekat namun, belum sempat meraihnya kucing tersebut langsung bersembunyi di balik Rakana.

"Bisa bisanya kucingnya takut sama Juno dan malah sembunyi di belakang Rakana yang nakutin!" ujar Diko yang melihat kelakuan kucing tersebut.

Rakana mengambil kucing yang ada di belakangnya, memangkunya dan mengelus kucing tersebut, "Hai Nana," sapanya.

"Lah emang namanya Nana? Kok lo bisa tau?" kaget Nina.

Rakana mengangkat kucing tersebut dan terlihat kalung yang ada nama kucing tersebut, yang lain tersenyum canggung mengetahuinya.

"Ran, lo pernah warnain rambut?" tanya Ben yang melihat foto Rana dengan rambut berwarna coklat.

"Iya. Dulu," jawab Rana

Sebelum mendengar pertanyaan yang lain, Mbok datang dengan membawa minuman yang diminta Rana tadi, "Ini non,"

"Terima kasih, Mbok. Nana udah di kasih makan?"

"Sudah Non,"

"Oke, sekali lagi terima kasih Mbok,"

"Saya permisi dulu,"

"Di minum, nanti setelah latihan makan atau mau makan dulu?" tanya Rana.

"Nanti aja, kita latihan dulu. Eh tapi nggak papa nih? Ortu lo keberatan kalau kita latihan disini?" tanya Yoshua yang masih sedikit ragu.

"Oh ya, Bokap, Nyokap lo mana?" Hanni ikut menambahkan pertanyaan.

"Mereka lagi ada bisnis di luar negeri jadi nggak bakal pulang dulu, tenang aja udah kalian!"

Mereka mengangguk angguk, sudah tidak merasa heran karena mereka juga sering di tinggal untuk perjalanan bisnis.

Rana mengajak mereka ke studio milik Abangnya yang berada di samping rumah, "Udah lama nggak di gunain, mungkin ada beberapa yang kurang enak jadi kalian benerin sendiri, gue nggak begitu paham soalnya,"

"Tenang aja!" balas Haidar.

"Gue tinggal bentar ya ambil camilan, selagi kalian cocokin itunya," pamit Rana yang hanya diangguki oleh mereka, terutama para cowok cowok yang sedang membenarkan mengecek alat musiknya.

"Ada ide? Ya kali kita sia siain kesempatan kayak gini?"

"Cari tau kenapa dia bisa lupain kejadian itu, kayak nggak masuk akal kalau dia beneran lupa ingatan!"

"Bener apalagi bukannya-"

Obrolan mereka terhenti saat mendapat pandangan kurang mengenakan dari seseorang, "Mau ketahuan di kandang korban?" tanyanya dengan suara yang pelan. "Inget, kita sekarang ada dimana, jaga sikap kalau nggak mau ketahuan!"

"Ah, nggak asik lo!"

"Nggak usah macem macem, untung dia lupa kalau nggak kalian semua bakal dalam masalah!"

"Termasuk elo!" balasnya tersenyum, "Jangan lupa lo juga ada saat kejadian itu, bukannya nolong malah ngambil hpnya!" sepertinya dia mulai berani mengancam balik.

"Jangan macem ma-"

"Apa? Gue juga punya rahasia tentang lo, jadi lo yang jangan macem macem! Nggak usah ikut campur urusan gue sama yang lain, dasar penghianat!"

"Meow~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Meow~"

A - ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang