A - Kedelapan belas

66 10 4
                                    

Hallo, dengan  Vivien disini, hehehe
apa kalian semua? sehat kan?

Sebelum baca jangan lupa pencet dulu 🌟
dan beberapa komen untuk dukungan!

Chapter depan agar dijelaskan siapa Renata
atau kalian udah tau? atau nebak siapa?

Aku lagi males revisi jadi ini nggak ada revisi
langsung post, maafin kalau ada typo🙏🏻

Enjoy with story
and
Happy reading!

21 / 08 / 2023

▪▪▪

Sean tanpa memberitahu dulu datang ke rumah Rakana dengan membawa sebuah rekaman yang bisa menjadi barang bukti kejadian.

"Ngapain lo disini malem malem?" tanya Sean saat melihat Rana yang membukakan pintu.

"Harusnya gue yang nanya lo ngapain malem malem kesini?" balik tanya Rana, Sean menghela napas mendengarnya, sungguh menjengkelkan berurusan dengan perempuan
"Minggir, gue mau ketemu Raka," Sean yang sudah kesal mendorong Rana mundur membuka jalan untuknya.

Sean masuk begitu saja bahkan langsung menuju ke kamar Rakana, diikuti Rana di belakangnya. Sekali lagi tanpa permisi Sean membuka pintu begitu saja, untung Rakana tidak sedang berganti baju, nanti bisa bisa dapet spoiler aset masa depannya.

"Gue dapet pernyataan langsung dari saksi kejadian," ucap Sean langsung ke inti, Rana yang tidak paham duduk di ranjang memperhatikan dua cowok itu.

"Hm?"

Sean mengambil alih laptop Rakana dan menyambungkan dengan ponselnya, memperdengarkan sebuah rekaman suara yang dia dapatkan.

"Gue emang ada di saat kejadian itu, gue lihat siapa aja orang ada di sana, ada 5 orang 3 cewek dan 2 cowok, mereka temen kelas kita, gue nggak bisa sebut nama mereka karena itu bisa bahayain gue, cuma itu yang bisa gue kasih tau saat ini,"

Sean menghentikan rekaman tersebut menatap Rakana fan Rana bergantian, Rana masih sedikit kebingungan sedangkan Rakana hanya mengangguk angguk paham.

"Ini nggak cukup, gue juga tau kalau pelakunya dari temen kita, yang gue butuhin nama namanya!" Rakana melirik sebentar pada Rana yang sudah tertidur di atas ranjangnya.

"Ayo keluar!" ajak Rakana pada Sean, membiarkan Rana tertidur disana. "Gue tau siapa aja tapi kalau gue ungkap secara gamblang bakal bahaya buat Renata dan kita juga,"

"Rencana lo apa?"

"Hancurin mereka satu persatu, hancurin backingan mereka," ucap Rakana penuh arti. "Lily udah mau jujur tinggal yang lain," gumamnya setelah itu.


BRAK!

"Sialan! Bisa bisanya lo ceritain tentang kejadian itu sama Sean!" maki seseorang yang baru masuk ke dalam kamar Lily.

Untuk pertama kalinya Lily tidak merasa getir atau ketakutan berhadapan dengan orang ini, sepertinya setelah Sean mengatakan akan melindunginya Lily lebih tenang.

"Gue nggak sebut nama lo kenapa panik? Kalaupun Sean tau nantinya pasti dia sendiri yang tau bukan dari gue,"

Orang itu yang mengangkat tangannya bersiap memukul Lily langsung terhenti saat Lily kembali bersuara, "Jangan lupa, sekarang lo ada di rumah gue, lo macem macem sama gue cctv bakal jadi buktinya,"

"Lo— shit!" dirinya sudah tidak bisa berkata lagi, Lily tersenyum menang melihatnya, akhirnya untuk pertama kalinya dia menang dari perempuan gila ini.

Tapi sepertinya rencana licik tidak habis orang itu membuka ponsel dan mengirim sesuatu pada ponsel Lily dan dengan cepat mengambil ponsel tersebut yang berada di sebelahnya, sebelum Lily berhasil mengambilnya.

"Kembaliin ponsel gue!" teriak Lily berusaha meraih ponselnya. "Kembaliin, sialan!"

"Nggak, sebelum gue post video ini dari hp lo, bakal gue jadiin lo kambing hitam disini, kayak yang gue lakuin ke Yasmine!"

"Jangan, anjing!"

"Post!" perempuan yang akan memencet tombol posting langsung di kagetkan dengan tamparan di tangannya yang membuat ponsel tersebut jatuh.

"Diko?"

"Ups, terlambat videonya udah ke post," ujarnya dramatis sambil menutup mulutnya kaget.

"Dasar jalang lo Nancia!" maki Diko yang sudah kehilangan kesabaran dan akan menerjang perempuan itu.

"Selamat menikmati, Sandiko tenangi cewek yang lo suka itu karena sebentar lagi dia bakal di maki habis habisan sama Rakana, Rana dan Jeremy termasuk semua orang juga!"

Nancia pergi begitu saja meninggalkan rumah Lily tanpa rasa bersalah, sedangkan Lily terjatuh terduduk, bagaimana ini? Bagaimana jika Sean tidak percaya padanya kalau tau video Rakana dan Rana bocor dari akunnya.

"Ko, gimana ini? Sean bakal marah banget sama gue, dia nggak bakal lindungi gue lagi," ujar Lily.

Sandiko merasa sesak saat Lily lebih memikirkan perasaan Sean daripada dirinya, padahal selama ini yang berada di sisi cewek itu dirinya tapi kenapa Sean yang dia khawatiran?

Kemiripan wajah Sean dan Sandiko tidak bisa membuat Lily berpaling dari Sean yang memang sudah memiliki posisi di hatinya.

"Shit!" umpat Sandiko.

Drtt... drtt... drttt...

Ponsel Lily yang tergeletak di depan mereka berdering menandakan ada telepon, keduanya menunduk dan tertera nama "Choirul Sean" sebagai nama kontak.

Lily menekan icon hijau yang menyambungkan keduanya, "Sean— Ma..."

"Sialan lo Lily, lo ngasih gue info yang nggak jelas dan sekarang malah lo sebar video Rakana sama Renata pas rooftop! Jadi gitu cara main lo?! Lo kasih info dan juga sebarin sesuatu, lo sebenernya berpihak ke siapa, HAH?!"

Tut!

Sandiko mematikan sambungan telepon tersebut sepihak, dia tidak terima Lily mendapat makian seperti itu, dia marah.

▪▪▪


Jeremy yang berada di basecamp bersama Juno, Haidar, Yoshua, dan Hero termenung di tempat setelah melihat video yang akun Lily posting.

"Gue sama Rana masih pacaran kan?" monolog Jeremy tidak percaya dengan video tersebut, dirinya terus mengelak.

"Rakana sama Rana...?"

Bukan hanya Jeremy yang tidak percaya semua ini tapi, teman temannya yang lain, apalagi dengan sikap keduanya sebelumnya tidak pernah terlintas, Rakana yang mereka kenal tidak akan berbuat hal seperti ini begitupun Rana.

"Jer, bucin mah boleh tapi jangan tolol, udah ada bukti Rana sama Rakana cipokan gini masih nggak di percaya?" celetuh Haidar.

"Lo sama Rana belum ada kata putus?" tanya Juno, Jeremy mengangguk, memang benar tidak ada kata putus diantara mereka.

"Itu video pas kalian berantem kan?" tanya Hero yang juga melihatnya dengan teliti.

"Jangan asal percaya, mungkin editan," sahut Yoshua begitu santai sambil menyesap kopi susunya. "Konfirmasi dulu sama Rakana dan Rana langsung dan nanti lo simpulin hubungan kalian mau di bawa kemana?"

A - ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang