A - ZER0

A - Kesepuluh

Hallo, aku lama ya nggak update hahaha, apa kabar?

Sebelum baca jangan lupa pencet 🌟
dan berikan beberapa komen untuk dukungan!

Apa aku harus double update, hehehe

Enjoy with story
and
Happy reading !

09 / 08 / 2023

▪▪▪

mulai jam 6 pagi mereka sudah bangun dan segera membersihkan diri paling tidak gosok gigi dan cuci muka, karena masih terlalu pagi dan dingin untuk mandi.

"Guys, suruh kumpul buat senam terus sarapan!" Ben menghampiri gerombolan para cewek yang sedang sikat gigi dan cuci muka.

"Yaelah, baru juga bangun udah di suruh kumpul aja!" sahut Nancia dengan malah mengakhiri aktivitasnya dan berjalan ke tengah tengah.

"Boleh nggak ikutan, nggak sih? Gue mager banget buat gerak," ujar Shasha yang berusaha membujuk ketua kelasnya itu.

"Nggak ada! Kumpul cepet atau lo nggak dapet jatah makan!"

"Cih!" Shasha berjalan menyusul yang lainnya dengan kaki yang terhentak hentak.

Ben mengeleng melihat kelakuan temannya itu, dirinya juga pergi menyusul yang lainnya yang sudah berkumpul di tengah lapangan, dengan Haidar dan Jeremy sebagai instruktur senam pagi ini.

"Yang bener aja, senam begitu! Senam atau joget bapak bapak di dangdutan?!" teriak Diko melihat gerakan dua instruktur tersebut.

"Banyak komen, tinggal ikutin aja sih!" balas Haidar yang semakin meliukkan bagian pantatnya bersama Jeremy, Diko yang melihatnya jadi ngeri.

"Udahlah, ganti instruktur ya!" protes Yoshua yang mulai jengah dengan gerakan Haidar dan Jeremy yang diluar nalar.

"Setuju!" Suara Diko paling keras menyetujui ucapan Yoshua, dirinya sudah tidak tahan melihatnya, membuat ingin muntah saat itu juga.

"Biar gue sama Yasmine aja yang gantiin," Juno membuka suara mengatakan akan mengantikan dua manusia nggak jelas itu bersama Yasmine.

"Gue?" ucap Yasmine yang di sebut namanya sambil menunjukkan dirinya sendiri, Hey! Yasmine berada di barisan belakang agar jika tidak ikut senam nggak ketahuan, ini malah di suruh berada paling depan sebagai instruktur!

Menyebalkan sih Juno itu!

"Yasmine, ayo!"

Yasmine menggeleng cepat saat mendengar ajakan Juno, "Nggak, yang lain aja coba gue nggak bisa, nggak jago jadi instruktur senam!" tolaknya dengan alasan alasan yang tidak masuk akal.

"Bilang aja lo nggak mau ikut senam makanya baris di belakang sendiri!" sambar Hero yang berada di depannya. "Sana! Ditunggu tuh sama ayang Juno," ledeknya sambil menunjuk Juno yang sudah berada di depan.

"Awas lo dower!" sebelum berjalan ke depan Yasmine menyempatkan mengancam Hero, cowok itu hanya tertawa menanggapinya.

Setelah drama persenaman selesai, mereka menuju tenda masing masing atau sekedar duduk dudul diluar tenda menunggu sarapan datang.

"Setelah ini kita ngapain?" tanya Karanina membuka obrolan.

"Menikmati suasana alam," balas Sean yang duduk bersama Rakana diluar tenda.

"Main game yuk!" usul Hero, "TOD?"

"Males," balas Gladys.

"Ayo!" Rana menjawab dengan lantang membuat mereka semua menoleh, "Kenapa? Kalian takut rahasia kalian kebongkar ya?" ujar Rana melihat teman temannya.

"Ayo main," jawab Rakana menyetujui, yang lain sudah semakin dibuat kaget, apa Rakana sedang menyerahkan diri dengan permainan ini?

"Ngapain sih lo ngusulin main beginian?" bisik cewek yang duduk di sebelah Hero, "Mau nyerahin diri?!" Hero menelan liurnya, sepertinya dia memang salah mengusulkan game TOD tersebut.

"Gimana yang lain? Ayolah, cuma permainan nggak bakal sampai buka rahasia negara," Rana berusaha membujuk mereka, "Kalau kalian nggak mau main berarti ada rahasia besar yang kalian sembunyiin ya...?"

Rana terlalu pintar bermain kata membuat mereka terpojok dan akhirnya menyetujuinya sebelum cewek itu semakin curiga dengan penolakan mereka. Rana tersenyum kemenangan setelah semua menyetujui bermain TOD.

Botol mulai diputar pertama kali botol tersebut berhenti tepat di depan Hanni Cantika, semua menoleh padanya. "Truth or dare?"

"Truth!"

"Siapa yang mau kasih pertanyaan?"

"Gue!" Nancia mengangkat tangan yang ingin memberi pertanyaan, "Di kelas kita ada cowok yang lo suka?" tanyanya.

"Ada," jawab spontan Hanni tanpa ragu membuat mereka jadi penasaran, "satu permainan satu pertanyaan!" sebelum Nancia melontarkan pertanyaan kedua Hanni terlebih dahulu memperingati aturan permainan.

Botol kembali berputar hingga berhenti pada Yoshua Dirgantara, "Truth or dare?"

"Dare!"

"Confess ke cewek yang lo suka sekarang!" sebelum di tanya siapa yang akan memberi dare, Sandiko sudah terlebih dahulu memberikan tantangannya.

Yoshua melihat satu persatu teman ceweknya, "Jangan bilang lo suka semua anak cewek ke-"

"Karanina, gue suka sama lo,"

Haidar yang belum selesai dengan ucapannya, Yoshua sudah memotongnya dan membuat dirinya dan yang lain kaget, termasuk Karanina juga. Pasalnya yang mereka tau dua orang itu jarang sekali berinteraksi selama ini.

"Kiw, cie, terima Nin pernyataan cintanya!" ledek Gladys menyenggol nyenggol Karanina yang berada si sampingnya.

"Dahlah, lanjut!" ucap Karanina yang sudah salting brutal, memutar botol tersebut hingga berhenti di depan Lily, "Truth or dare?"

"Or!" jawab Lily santai melihat teman temannya yang kaget dengan jawaban cewek itu.

"Lo nyembunyiin apa nih?" ujar Gladys tersenyum melihat ekspresi Lily, "Truth,dare?" sekali lagi bertanya.

"Cih, truth!"

"Kenapa lo selalu cari masalah selama ini?"

"Karena pengen,"

Tidak ingin bertanya lebih lanjut lagi botol kembali berputar tepat mengarah pada Rakana yang sejak tadi terdiam, "Truth or dare?"

"Truth!"

"Lo ada apa sama cewek gue, Rana?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Jeremy, sepertinya itu adalah pertanyaan pribadi yang sudah jeremy simpan beberapa waktu ini.

"Nggak ada apa apa," balas Rakana tenang karena memang tidak ada apa dengan Airana Regatha, pacar dari Jeremy Natanegara.

Jeremy tidak puas dengan jawaban Rakana namun, Rana langsung memutar botol tersebut tepat mengenai dirinya sendiri."Truth!" ucapnya

"Lo inget sama kejadian tangga rooftop?" Sean yang memberikan pertanyaan, membuat mereka langsung menoleh dan panik seketika.

"Emang ada kejadian apa di tangga rooftop?" tanya balik Rana dengan senyumnya yang susah diartikan.