A - Kedua puluh tujuh

29 3 0
                                    

Hari dimana nilai hasil belajar mereka selama satu tahun keluar, seperti tahun sebelumnya yang mendapat peringkat 1 seangkatan akan mendapat reward dari sekolah.

Tahun kemarin Gladys yang menjadi peringkat pertama mendapatkan kesempatan berlibur keluar negeri. Tahun ini rewardnya adalah liburan bersama keluarga, Gladys bertekad kembali mendapat peringkat itu untuk hadiah ulang tahun Mamanya.

Sudah optimis mendapat nilai sempurna namun, dengan otak licik seorang Airana semua hancur, dengan bantuan orang dalam Rana malah menjadikan Gladys kambing hitam dengan mengatakannya mencontek saat ujian, berakibat dirinya tidak di perbolehkan ikut ujian.

Orangtua yang mengetahuinya tentu kaget, dengan segera datang ke sekolah, bahkan Papanya yang baru pulang dari perjalanan bisnis langsung menuju sekolah. Namun, naas. mobil yang di kendarai Papanya mengalami tabrakan beruntun dan meninggal di tempat. Sedangkan Mamanya yang mendengar kabar tersebut mengalami serangan jantung, nyawanya memang terselamatkan namun, Mamanya mengalami lumpuh permanen.

"Udah puas lo bikin gue hancur? Papa gue meninggal dan Mama gue lumpuh! Semua gara gara lo brengsek!" maki Gladys, setelah ini Gladys harus bagaimana? Semua sudah hancur sehari, impiannya bahkan kebahagiannya.

"Ya, gue sangat sangat puas! Gue nggak suka kalah apalagi dari anak yatim piatu kayak lo, setelah ini lo pasti jadi gelandangan!" senang Rana dengan semuanya.

Rana tidak suka ketika orang lain tidak memandangnya padahal dia ada disana, mereka lebih memilih memandang objek lain kecuali dirinya, Rana marah dan akan melakukan apapun, termasuk harus menghancurkan hidup orang lain!

Setiap kali pusat berganti pada yang lain, Rana akan melalukan sesuatu agar pusat kembali melihatnya, itu yang membuat satu persatu anak kelas unggulan menjadi targetnya, dan membuatnya sangat di benci oleh orang orang.

Pihak sekolah tidak bisa melakukan banyak hal untuk itu, karena Rana merupakan adik ipar Rakana yang di minta langsung oleh Renata untuk menjaganya dari masalah masalah yang sebenarnya merugikan banyak orang.

Renata terlalu menyayangi Rana, Renata dibutakan oleh kasih sayangnya itu hingga, apapun yang Rana lakukan dulu padanya dia bahkan kedua orangtuanya memakluminya. Dan semua itu terbawa sampai di remaja, selalu berbuat seenaknya, untuk kepentingan dan kesenangannya sendiri.

Dengan alasan itu banyak yang berusaha membalas dan menyingkirkan Rana, karena perempuan itu terlalu seenaknya sendiri, Rakana jelas tidak menghalangi itu, karena dirinya juga merasa muak dengan sifat jalang adik iparnya itu, persetanan dengan tanggapan Renata nanti karena tidak menjaga Rana untuknya. Renata harus tau juga seberapa tidak tau dirinya kembarannya itu, sampai sampai ingin merebut Rakana dan semua di dukung oleh kedua orangtuanya.


Renata yang mendengar cerita Gladys menangis, Adiknya Rana bisa melakukan hal hal menjijikkan seperti itu, dirinya merasa gagal menjadi seorang Kakak.

Bug! Renata bersimpuh di depan mereka semua, membuat yang lain kaget, "Gue mewakili Rana, minta maaf sebesar besarnya untuk kelakuan dia selama ini, untuk rasa sakit dan kehilangan kalian, gue nggak bisa puter waktu buat balik ke semula, gue ngerasa gagal jadi kakak, gue minta ampun sama kalian, mungkin Rana udah  dapet balasannya sekarang, dia masih koma, tubuh dia dipenuhi alat alat medis, ampuni adik gue,"

Renata benar benar menyesal untuk kelakuan Rana, dia menangis dan meminta ampun pada mereka, Renata berani menjatuhkan harga dirinya berkali kali demi meminta maaf untuk adiknya, dia sampai bersujud di depan teman temannya itu, mengumamkan kata ampun dan maaf untuk Rana.

"Renata bangun!" titah yang tidak terbantahkan dari Rakana yang baru membuka pintu, melihat tunangannyq yang tidak tau apa apa bersujud meminta maaf, harusnya Rana yang melakukan itu semua.

"Kana, maaf. Aku nggak tau Rana menyakiti kalian semua, aku minta ampun dan maaf pada kalian semua," Renata menatap Rakana yang sudah berada di depannya ikut berjongkok memegang kedua tangan Renata yang menangkupnya.

"Kamu nggak salah, kita semua disini cuma mau kamu tau kelakuan Rana selama ini, nggak ada yang nyuruh kamu minta maaf dan bersujud begini, harusnya Rana yang ngelakuin ini bukan kamu," jelas Rakana memeluk Renata yang semakin terisak.

Rakana mengkode yang lainnya untuk keluar, dia butuh ruang berdua dengan Renata, menenangkan Renatanya. Satu persatu dari mereka keluar, yang terakhir Sean. Sebelum menutup pintu Sean sempat mengatakan sesuatu.

"Renata orang yang baik, tapi sayang keluarga nggak,"

Rakana membantu Renata berdiri dan membawanya untuk duduk, Renata masih enggan melepas pelukannya Rakana, cewek itu hanya butuh pelukan tulus itu.

"Aku gagal," gumam Renata

"Nggak, kamu udah jadi cewek baik, anak baik, kakak baik. Nggak ada kamu gagal!" Rakana masih berusaha menenangkan, mengelus punggung Renata yang masih bergetar dan mengecup sesekali pucuk kepala ceweknya.

Rakana merasa sakit melihat orang yang dia cintai menangis seperti ini, rasanya tidak pantas Renata menangisi orang orang yang sudah menyakitinya. Rakana benci, sangat benci pada Rana dan kedua orangtua mereka, Renatanya yang tidak di perilakukan adil malah meminta maaf untuk kesalahan mereka.

Karena mereka juga dirinya harus berpisah dengan Renata, karena psikis Renata terganggu hingga membuat gadisnya ini hampir membunuh dirinya sendiri, karena  mereka Renatanya harus berada diuar negeri bersama Ghamaniel untuk melupakan semua yang menyakitinya di negara ini.

Melupakan segalanya dan tetap menyayangi orangtua dan Adik kembarnya, melupakan seolah mereka tidak melakukan apapun padanya. Bahkan di tengah kondisinya yang kacau dia masih bisa meminta Rakana menjaga Rana, menganggapnya seperti Adiknya sendiri, sebaik itu Renata.

Renata bahkan memilih menggantikan Adiknya setelah kejadian rooftop itu, untuk mencari siapa pelaku yang menyakiti Adiknya, tanpa tau Adiknya lah yang menyakiti mereka.

Sekarang, bahkan sejak dua tahun lalu, Rakana jamin tidak ada yang bisa menganggu dan mengusik miliknya. Siapapun tidak bisa mengambil perempuannya bahkan keluarga dan kedua orangtuanya sekalipun sudah kehilangan sepenuhnya hak itu, sekarang hak atas Renata adalah milik Rakana Pradipta!

A - ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang