4; dunia terbalik

2.4K 230 15
                                    

Menjalani hidup jadi wanita karir, independen women yang mandiri.

Banyak hal yang sudah dia korbankan untuk tiba di titik ini. Yang tentu saja, gak mudah. Kirana telah dibuat jungkir balik dulu sebelum bisa menggenggam kehidupan yang dia impikan.

Terlanjur merasa bisa melakukan semuanya sendiri, bikin Kirana berpikir bahwa kesendirian bukan sesuatu yang buruk. Sekalipun dijalani seumur hidup.

Tapi tentunya manusia cuma bisa berencana, Tuhan yang menentukan.

Yang menurut Kirana baik, belum tentu itu sesuatu yang baik pula buat dirinya dimata Tuhan. Bisa jadi, apa yang Ia berikan bakal jauh lebih indah dan sesuai pada ketetapannya.

Salah satunya, kehadiran Andra dihidupnya.

Kesendirian memang nggak terdengar buruk bagi mereka yang terbiasa.

Tapi ketika punya seseorang yang senantiasa membersamai kita, rasanya kehidupan berat macam apapun bakal terasa ringan dijalani.

"Ki? Sudah bangun belum kamu?"

Dan sepertinya, kini, Kirana mulai sedikit percaya.

Paginya tak lagi sepi, bakal ada yang rajin mengetuk pintu kamarnya. Disusul suara berat nan lembut yang mengalun dari balik sana.

Orang itu akan terus mengulang beberapa kali sampai mendapat balasan dari Kirana.

"Udah bangun, An."

"Oke. Aku ada dibawah ya kalau butuh sesuatu."

Kirana beranjak turun dari kasur untuk melakukan aktivitas paginya. Beres dengan setelan rapinya, Kirana kebawah.

Pas tiba diruang makan. Seperti biasa, makanan sudah tersedia tertutup tudung saji. Entah sejak jam berapa Andra bikinnya. Kirana gak tahu sepagi apa Andra bangun.

Apa dia punya ilmu sihir?

Haha, konyol.

Tapi kadangkala, Andra memang ajaib kelakuannya.

Dibeberapa hal, iya.

Kadang Kirana ngerasa gagal jadi istri. Dia bisa masak, tapi gak punya cukup waktu buat melakukannya.

Walau pernikahan mereka didasari kepalsuan demi keuntungan terselubung, tapi janji suci yang mereka ikrarkan di altar kala itu bukan bohong belaka.

Kirana juga gak enak, soalnya Andra kelewat baik sama dia.

"It's okay, Ki, aku gak mengharuskan kamu harus masak atau beres-beres rumah atau apapun itu kok. Kamu pernah bilang juga kan 'kalau kita udah nikah nanti, aku pengennya hidup kita tetap kayak biasanya. Gak ada yang berubah'. Jadi ya kamu gak perlu repot-repot ngelakuin apa yang enggak pengen kamu lakuin. Jangan merasa terbebani ya. Aku ngelakuin ini karena emang aku mau. Bukan karena terpaksa, Kirana."

Dibilangin gitu, Kirana bisa apa selain menurut coba?

Tapi ya rasa enggak enak itu tetap ada. Mereka sepakat. Artinya keuntungan kedua pihak mestinya sama rata. Kirana juga gak mau terkesan manfaatin kebaikan Andra yang melimpah ruah itu.

Kirana cukup tahu diri kok.

Pas Kirana turun, Andra nggak ada di dapur. Biasanya, Andra bakal nemenin Kirana sarapan, ngajakin ngobrol. Atau seenggaknya, Andra bakal mondar-mandir di sana.

"Mas Aan?"

Panggilan Kirana disambut hening.

"Dia keluar? Biasanya pamitan deh." Kirana ngecek keluar. Mobilnya masih ada, motor nya juga masih terparkir cantik didepan. "Kemana, sih?"

midnight loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang