Andra kira, Kirana bakal lebih sering salting selepas kala itu. Atau lebih buruknya, menghindarinya karena malu. Tapi rupanya, perempuan itu tetap biasa-biasa saja.
Kadangkala tebakan tebakan Andra memang suka meleset menerka perilaku Kirana.
"Yaampun, kasihan banget. Punya istri tapi nyuci sendiri."
Andra lagi jemur-jemurin baju dibelakang pas Kirana muncul terus berceletuk barusan.
"Apa yang aneh? Dari dulu juga Mas udah nyuci sendiri, jemur sendiri. Biasa aja kali. Gausah dilebih-lebihin, Ki."
Kirana manyun. Berjalan mendekati Andra. Dia ikutan bantu masangin baju-baju itu ke hanger, terus digantung. "Iya, sih. Tapi harusnya ini tugasku, kan? Sayang banget istrinya Mas An nggak pengertian, duh."
"Ngomong apa kamu ini. Selagi bisa dilakukin tanpa ngerepotin yang lain, kenapa nggak? Lagian cuma nyuci baju, tinggal dicemplungin ke mesin, puter, kelar. Masa gitu aja Mas harus ngerepotin kamu?" Andra geleng-geleng. "Manja banget."
Kirana merengut disebelahnya. "Ada aja jawabannya. Heran."
Andra nyengir. "Udah-udah, kamu duduk aja sana. Panas." Tuturnya lembut, meminta Kirana berhenti. "Mas bisa selesain sendiri."
"Yaampun, gitu aja ngusir. Bilang aja sih kalau nggak suka aku disini."
"Astaga, enggak gitu." Andra membalas kalem. Senantiasa dengan senyum yang dihiasi dekik dipipinya itu. "Yaudah, iya-iya. Sini kamu bantuin Mas. Gitu aja sewot."
"Nggak, deh. Males. Mending rebahan."
Andra geleng-geleng. Memilih menuntaskan pekerjaannya. Sementara Kirana sudah ngacir pergi. Betulan rebahan sambil main Hp disebuah kursi santai empuk yang didesain memanjang mirip tempat tidur di ruangan yang tak jauh dari ruang cucian.
Dari tempat Andra masih kelihatan soalnya cuma terhalangi dinding kaca transparan.
Selepas dari sana Andra pergi menyusul Kirana. Andra mengambil duduk didekat Kirana yang rebahan, ikutan menonton apa yang Kirana lihat di Hp. Video-video random gitu isinya. Apalah namanya. Andra nggak tahu.
"Mas punya tiktok nggak?"
"Apa itu?"
"Yaampun, ini lohhhh, masa gak tahu, sih? Download dong makanya." Kirana menunjuk layar Hpnya. "Jangan taunya WhatsApp doang, punya Instagram juga senyap banget gak ada isinya, kayak akun mati."
Andra meringis sembari menggaruk hidung dengan kelingking. "Mau diisi apa ya, Mas nggak tahu. Jarang main gituan juga soalnya."
"Download gih, buat lihat yang lucu-lucuan gini. Biar gak kudet-kudet amat kamu tuh."
"Hpku dikamar, males ngambil. Nanti kamu download sendiri aja disana kalau butuh ya."
"Lah? Kocak." Kirana menoel pipi Andra dengan kelingking. "Ya yang make Mas, lah, bukan aku."
"Gitu ya?" Andra terkikik, serta-merta mengusakkan ujung hidungnya ke rambut Kirana. "Yah, gak tahu aku main gituan. Namanya juga udah tua, Ki."
Kirana ketawa. "Mas belum setua itu kaliiiii."
"Iya, kah?"
"Beluuuum."
"Kadang aku suka kepikiran gitu, Ki. Kalau lagi jalan sama kamu aku bakal dikira om-om gak ya."
"Ya enggak lahhhh!" Kirana ketawa. "Ada-ada aja, deh."
Lama-lama matanya berat. Andra beberapa kali kedapatan menguap. Terus kepergok Kirana. Kirana bergeser sedikit, menepuk ruang kosong disebelahnya. "Sini."
![](https://img.wattpad.com/cover/301626137-288-k608486.jpg)