Diantara senandung halus yang ia lantunkan, musik pelan yang mengalun dari speaker, juga iringan petikan gitar dari jemarinya, Andra menerobos sunyinya malam berteman gerimis.
Sudah lewat tengah malam, Andra yakin Kirana juga sudah tidur. Jadi sebisa mungkin Andra nggak membuat bising sekitar yang sekiranya bakal ganggu tidur Kirana. Cukup untuk ia nikmati sendiri saja.
Andra gak hobi begadang, cuma entah kenapa malam ini Andra betah melek saja sampai jam segitu.
Daripada gabut mainan Hp doang, Andra iseng lah ngecek gitarnya. Kangen juga rasanya gak menjamah benda itu, sudah lama rasanya.
Terus gak lama kemudian, kedengaran suara ketukan di pintu. Petikannya terjeda, Andra gak langsung beranjak. Barangkali cuma salah dengar.
Tapi ketukan itu terdengar lagi. Andra praktis menekan tombol pause pada speakernya. Sunyi seketika.
"Mas Aan."
Suara Kirana dibarengi ketukan lagi. Andra segera beranjak dari sisi kasurnya terus bukain pintu. Kirana berdiri disana dengan muka bantal dan rambut kusut yang agak mengembang. Mengucek mata sambil menatap Andra.
"Kenapa bangun?"
"Mas An lagi apa?"
Andra menyingkir sejenak, bikin Kirana bisa lihat gitar yang teronggok dikasur Andra. "Ganggu ya suaranya dari kamarmu? Nanti Mas kecilin."
Andra mengusap-usap kepala Kirana dengan senyuman tipis. "Bobo lagi, gih. Masih malem ini. Kok bangun-bangun."
"Bukan," Kirana menggeleng lucu habis itu melepas selimut yang tadi membelit tubuhnya. Terus dikasih ke An. "Temenin pipis."
"Nggak berani sendiri?"
"Cepet! Keburu ngompol disini nih aku ntar!"
Andra terkekeh kecil, "Iya-iya, ayo. Ditemenin." Andra menggulung selimut bulu tebal Kirana dilengan lalu mengikuti ke kamar perempuan itu.
"Padahal kamar mandimu didalem loh, Ki."
"Aku takut tiba-tiba mati lampu."
"Enggak bakal."
"Yang waktu itu iya tuh. Bikin trauma aja."
"Hm."
"Tunggu sini ya. Jangan kemana-mana."
Andra beri anggukan sambil mendekap selimutnya. "Buruan pipis sana."
Kirana masuk, terus gak lama dia ngomong lagi dari dalam sana. "Mas An?"
"Hmmmm."
".. aku kira ditinggal."
"Masih disini."
Kirana keluar. Terus cengar-cengir ke Andra. "Makasih," Andra balas anggukan ke dia. Di tepuk rambut Kirana sekilas, habis itu selimutnya dibalutkan lagi kebelakang punggung Kirana. Jatuh sampai ke ujung kaki gadis itu. "Dah, bobo lagi sana."
"Sebenarnya aku tadi habis nonton film horor poci poci. Jadi agak parno mau pipis sendirian."
"Udah tau gampang parnoan, tontonannya masih aja poci poci."
