Flashback Jeno (1)

35 2 0
                                    

Matahari dengan cahaya nya yang begitu bersinar mulai menampilkan wujud nya, Nabastala yang begitu gulita hilang seketika karena kedatangan nya Ina menggantikan Sang Rembulan yang lambat laun mulai di lahap oleh Bumi

Pria Muda dengan sifat nya yang begitu sulit bersosialisasi pun akhirnya terbangun karena cahaya Sang Matahari yang menembus jendela kamar nya. Ia pun menutup seluruh tubuh nya dengan selimut hangat. Namun tiba-tiba saja seorang Wanita Cantik datang menuju kamar nya dengan membawa nampan berisi sarapan yang sudah di hidangkan.

"Jeno, kau tidak ingin bangun Sayang? Bukankah hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah setelah berlibur panjang?" Wanita yang selalu disebut sebagai Dewi Kasih Sayang itu menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Sang Anak dengan pelan.

"Aku tidak berharap banyak Ibu. Bukankah ini masih jam enam pagi? Aku akan berangkat sekolah pada jam delapan."

"Tidak nak, ini sudah jam tujuh." Jawab Sang Ibu sembari mengelus surai hitam Jeno dengan lembut.

"Ibuu, kau jahat sekali pada ku. Kenapa kau tak membangunkan ku?" Tanya dengan nada kesal nya. Sang Ibu hanya terkekeh kecil lalu menarik selimut Sang Anak hingga terjatuh di lantai.

"Jika kau tak bangun maka Ayah akan sangat marah pada mu, cepat." Jeno akhirnya terpaksa bangun dengan keadaan nyawa belum terkumpul sepenuh nya. Ia berjalan menuju kamar mandi dengan sangat lunglai, Sang Ibu hanya tertawa kecil sembari merapihkan kamar Sang Anak tercinta. Setelah itu ia keluar karena lupa memasak sarapan untuk Sang Suami.

"Ugh, dingin sekali Ibu!"

Setelah selesai Jeno menatap sekeliling kamar yang sudah menjadi rapih dengan pakaian sekolah keseharian nya yang telah di siapkan oleh Sang Ibu. Jeno pun mengulas senyuman tipis dengan perlakuan lembut Sang Ibu pada nya.

Tetapi, ketika ia melihat dinding Jam yang berada di kamar nya terlihat saat ini masih Jam 5 pagi. Jeno lantas kesal dan memakai pakaian nya dengan kesal sembari menggumamkan kalimat kasar.

"Ibu, kau tau bukan jika berbohong itu berdosa? Apa kau tidak takut dengan Tuhan?" Sindir Jeno yang datang ke dapur untuk mengambil sepotong buah yang sudah Sang Ibu siapkan untuk nya.

"Ini demi kebaikan mu, kau selalu saja bermain dengan ponsel mu sepanjang malam. Ibu tidak punya pilihan lain." Jawab Sang Ibu dengan santai. Jeno pun dengan wajah kesal nya melahap seluruh buah yang di potongkan untuk Ayah dan Ibu nya.

"Apa kalian bertengkar lagi? Tidak lelah kau memarahi Ibu mu Jeno?" Tanya Sang Ayah dengan nada serak nya yang mendominasi ruangan.

"Ayah, kau jangan selalu membela Ibu. Ibu selalu berbohong jika berhubungan dengan waktu bangun tidur ku." Sambung Sang Anak dengan nada amarah nya.

"Huh..? Ibu mu tidak bersalah dan kau yang seharusnya bangun tepat waktu. Kau selalu saja tidur di saat fajar menjelang." Kali ini Jeno semakin dibuat kesal oleh kedua orang tua nya. Ia pun duduk dengan kesal dan enggan menatap kedua orang tua nya tersebut.

"Ayah..aku ini Anakmu atau bukan?" Jeno semakin dibuat kesal dengan jawaban Sang Ayah yang membuat nya ingin meluapkan semua kalimat kotor nya. "Tentu saja kau Anakku dan Ibu mu adalah Istri ku, sudah seharusnya Suami membela Sang Istri. Memang nya kau Istri-ku?" Itu lah jawaban Sang Ayah, sampai pada akhirnya Jeno tak dapat berkata-kata lagi dengan jawaban aneh Sang Ayah. Jeno memutuskan untuk kembali pada kamar nya dan tak lupa menutup pintu dengan sangat kasar hingga Sang Ayah dan Ibu hanya menggelengkan kepala nya lelah.

"Bersiap-siap saja Anakku, sebentar lagi Ayah tampan mu ini akan mengantar mu ke sekolah." Ujar Sang Ayah yang berjalan sembari melewati pintu kamar Sang Anak.

Jeno hanya mengangguk pelan tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, ia pun hanya merapihkan rambut dan dasi lalu tak lupa memakai kacamata milik nya.

"Bukankah aku masih mempunyai waktu dua jam lagi? Akan sangat bosan jika hanya membaca buku dan sekarang mari kita lihat apa yang harus ku lakukan untuk waktu berharga ini." Gumam Jeno mendekati kursi gamer nya dan menyalakan sebuah komputer nya dengan berbagai permainan yang ada.

Voracity || Famous ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang