"Bagaimana dengan sekolah pertama mu Nak? Menyenangkan?" Tanya Sang Ibu sembari mengunyah sarapan nya.
"Tidak buruk."
"Hanya itu saja? Apa kau sudah mempunyai seorang teman?" Tanya lagi Sang Ibu dengan ekspresi penasaran nya.
"Ya, tetapi tidak dekat."
"Siap-"
"Seorang pria." Jawab Jeno menyelak pertanyaan Sang Ibu dengan cepat. Sora pun mengerucutkan bibir nya memelas melihat Sang Anak semata wayang nya yang begitu dingin.
"Aku pergi dulu Ibu." Jeno mengecup pipi dan punggung tangan Sang Ibu lalu pergi menghampiri Sang Ayah yang sudah siap untuk mengantar nya.
"Hati-hati Sayang."
.
.
.
🚩
Jeno akhirnya sampai di depan gerbang Sekolah. Tak lupa berpamitan dengan Sang Ayah lalu pergi masuk.
"Jika kau sudah mempunyai pacar, bilanglah kepada Ayah dan Ibu mu ini."
"Ayah...aku tidak punya waktu untuk melakukan hal seperti itu." Jawab Jeno dengan kesal. Sang Ayah hanya tertawa menanggapi jawaban Sang Anak. Ia pun kembali masuk ke mobil dan pergi.
"Kenapa anak itu dingin sekali pada ku?"
"Selamat pagi Jen!" Sapa Jaemin dengan semangat, Jeno lantas menoleh sekilas lalu kembali memandang ke depan. Ia sedang malas untuk membalas sapaan orang.
"Jahat sekali." Gumam Jaemin. Sang Pelaku hanya membenarkan kacamata yang bertengger pada hidung nya dan meninggalkan Jaemin.
"Bagaimana dengan pekerjaan rumah mu?" Tanya Jaemin.
"Sudah, bagaimana dengan mu?" Tanya Jeno balik. Yang di tanya hanya menghela nafas lalu menggeleng pelan.
"Aku lupa mengerjakan nya, jika sudah berada di kelas aku akan segera mengerjakan nya." Jeno tidak punya inisiatif untuk memberikan tugas rumah nya pada teman manis nya, namun hati kecil Jeno berkata lain seolah ingin Jeno memberikan hasil jawaban nya pada Jaemin.
"Umm, kau ingin melihat hasil ku?" Tawar Jeno dengan rona samar pada pipi nya.
"Sungguh? Terima kasih." Ujar Jaemin sembari merangkul pundak Jeno dengan senang. Jeno hanya berdehem pelan lalu mengangguk.
Sesampainya di kelas Jeno menaruh tas dan mengeluarkan sebuah buku tulis nya. Jaemin hanya memberikan senyuman tipis pada teman sebangku nya dan mengeluarkan pulpen.
"Waw, kau pintar sekali Jen, bagaimana bisa kau menjawab nya dengan sangat mudah dan sesingkat ini?" Tanya Jaemin.
"Aku hanya perlu membuat beberapa kata menjadi satu kalimat dengan arti dan jawaban yang benar."
"Kau memang yang terbaik Jen." Jaemin berdecak bangga melihat isi tulisan Jeno yang rapih dengan berbagai arti indah dalam tulisan tersebut.
"Selamat pagi Jaemin, Jeno." Sapa Jennie. Seketika saja jantung Jaemin berdegup dengan sangat cepat. Wanita yang ia sukai sedang menghampiri mereka berdua.
"O-ohh selamat pagi Jen."
"Selamat pagi Jennie."
"Apa yang sedang kau tulis?" Tanya Jennie dengan penasaran. Jeno hanya memandang kedua nya dengan tatapan yang sulit di artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voracity || Famous Actor
General FictionSeorang aktor terkenal yang sudah terjerumus dalam dunia aktor sejak diri nya masih bersekolah. Selalu mendapat peran utama dalam drama, dianggap keberuntungan bagi perusahaan yang bekerja sama dengan nya. Sampai pada akhirnya Aktor besar Nakamoto J...