~Prolog~
بسم الله الرحمن الرحيم
Ahlan wa Sahlan!
Selamat datang dicerita pertamaku.
Semoga cerita ini bisa memberikan motivasi, dan bermanfaat juga.Tinggalkan yang buruk, ambil yang baiknya!
Keberhasilan seseorang tidak luput dari usaha seorang ibu yang selalu menengadahkan tangannya di setiap malam
Author
🦋🦋🦋
SMK Negeri Mukti
Nama sekolah yang tertera di atas bangunan Megah bertingkat 2 itu. Mobil dan motor yang bermerek silih bergantian masuk kedalam gerbang bercat hitam.
Hari ini adalah hari pembagian rapot akhir semester. Banyak para orang tua murid yang berjalan di koridor sekolah.
Berbeda dengan seorang gadis yang sedang berjalan di koridor sekolah seorang diri. Meskipun tidak seperti murid yang lainnya, yang berangkat bersama orang tua mereka, tetapi Gadis itu tetap tersenyum manis.
"Fiya!"
Gadis yang di panggil Fiya itu menoleh, ia tersenyum melihat sahabatnya, namanya Raisya Putri.
"Tante" panggil Fiya sebari menyalami ibu dari sahabatnya itu
"Ibu kamu belum datang?"
Fiya menggeleng "belum tante, kebetulan hari ini Habib juga ngambil rapot. Jadi ibu datangnya mungkin agak telat" Jelasnya sambil tersenyum
"Gapapa, kan masih ada Mama gue" ucap Raisya sebari menggandeng lengannya
"Iya tenang aja masih ada Tante ko" sahut ibu dari sahabatnya itu
Fiya terseyum, ia sangat beruntung bisa dikelilingi oleh orang orang baik disekitarnya.
"Terimakasih tante" ucapnya dengan tulus
Sebari berbincang bincang, mereka kembali melanjutkan langkahnya menuju lantai 2. Karena kelas 11 memang berada di lantai atas.
_____________________
Setelah selesai muqodimah dan pesan pesan yang disampaikan oleh wali kelas. Kini rapot akan diberikan kepada satu persatu orang tua murid yang dipanggil dari absen pertama.
"Ra, aku keluar dulu ya" ucap Fiya sebari melihat kearah Raisya
"Mau gue temenin?" Tanya Raisya
Fiya menggeleng "Gak usah, aku cuma mau liat ibu. Udah sampai apa belum"
Raisya mengangguk "jangan lama lama"
"Iya" sahut Fiya sebari mengangguk
Fiya berjalan keluar kelasnya, ibunya memang belum sampai. Melangkah kembali dan terus berjalan menuruni tangga Fiya akan menunggu ibunya di parkiran.
"Mungkin belum selesai ngambil rapot habib nya" gumam nya, sebari duduk di bangku kosong dekat parkiran.
Mengingat pengumuman juara kelas tadi, dirinya sangat bersyukur, masih bisa bertahan di juara 1 di kelasnya. Kata syukur terus diucapnya, usaha dan ikhtiarnya selama belajar selalu memberikan hasil yang terbaik. Tidak lupa juga doa dari seseorang yang sangat utama, yaitu ibunya.
Sala satu doa yang mustajab adalah doa seorang ibu. Ibu tidak pernah lelah meminta yang terbaik untuk anak yang dicintainya, terutama kesuksesan yang diraih. Tapi bukan cuma sukses di dunia, seorang ibu juga sangat menginginkan anaknya sukses sampai akhirat nanti.
"Aulia?"
Usapan di lengannya membuat ia sadar. Saking asiknya melamun ia sampai tidak menyadari kalo ada yang memanggilnya.
"Tante Ais" panggilnya sebari terseyum, Fiya segera menyalami tangan wanita cantik itu.
"Kenapa melamun hmm?"
"Hehe gapapa tante" saut Fiya yang masih menampilkan senyumannya.
"Rapotnya sudah diambil?"
Fiya menggeleng
"Terus kenapa duduk disini?" Tanya wanita paruh baya itu lagi
"Aku lagi nunggu ibu, Tante"
"Mba Nia belum kesini?"
"Ibu lagi ngambil rapot habib dulu, jadi mungkin agak telat kesini__"
"Ayo Umma" panggil seorang pemuda di belakang mereka.
Melihat siapa yang menghampiri mereka Fiya langsung menunduk.
"Sebentar kak"
"Sudah di telpon belum?"
Fiya menggeleng "Fiya lupa bawa handphone Tante"
"Pakai handphone Tante aja, hafal gak nomornya?"
"Fiya gak hafal nomornya."
"Beneran?""Kalo mau Tante bisa ambilkan rapot kamu dulu"
"Ehh gak usah Tante, ibu juga pasti sebentar lagi kesini" tolak foya dengan halus, ia tidak mau merepotkan orang lain. Apalagi ibu dari teman masa kecilnya ini sudah sangat baik.
"Beneran?"
"Iya, beneran Tante"
"Ya udah kalo gitu tante duluan ya. Gapapa?" ucap Aisyah sebari mengusap kembali lengan Fiya
"gapapa tante"
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam" sahut Fiya kembali menyalami tangan wanita paruh baya itu.
"Saya duluan, Assalamualaikum" ucap pemuda yang berada di sebelah Tante Aisyah, yang sedari tadi hanya diam mendengarkan percakapannya
"Wa'alaikumussalam" jawab Fiya sebari melihat punggung pemuda itu yang kian menjauh.
"Kelembutan dan ketegasannya membuat siapa saja kagum, sikapnya yang selalu memuliakan seorang wanita menjadi poin plus bagi para ibu ibu disana yang menginginkan menantu sepertinya."
___________
Jazakallah Khoiron, terimakasih kepada kalian yang senantiasa mampir di cerita ini. Semoga tidak membosankan.
Jangan lupa tinggalkan jejak
See you 👋
Jangan lupa baca Al-Qur'an
Next Part Selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Takdir-Nya (On Going)
SpiritualSetiap temu dan kehilangan merupakan sebuah takdir. Mereka yang ada bersama-mu hari ini, mungkin tidak akan terus menetap sampai akhir. Dan mereka yang belum pernah terlintas kehadirannya, mungkin akan menjadi orang yang temani pijakamu dihari esok...