29. Kajian

119 9 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

~Happy Reading~

Di pagi Minggu ini Fiya sudah banyak mengerjakan pekerjaan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi Minggu ini Fiya sudah banyak mengerjakan pekerjaan rumah. Tadi setelah selesai sholat subuh dan tadarus, Fiya langsung beres beres rumah dan menyuci pakaiannya.

Karena hari ini Fiya akan keluar, lebih tepatnya datang untuk ke kajian yang sudah di rencanakan dari hari hari sebelumnya. Ia juga sudah meminta izin kepada orang tuannya.

"Kamu jadi pergi nak?" Tanya Nia yang melihat putrinya Barus saja keluar dari pintu belakang.

Fiya yang baru saja selesai menjemur baju, seketika menoleh. Ia tersenyum kepada wanita yang telah melahirkannya itu. "Jadi Bu" sahutnya sebari menyimpan ember yang di pakai nya tadi.

Nia mengangguk "sudah sarapan?"

Fiya menggeleng, sebari menuangkan air kedalam gelas ia berkata "Fiya kan gak bisa sarapan pagi. Tapi ibu tenang aja, Fiya udah makan roti ko tadi"

"Gapapa yang peting perutnya gak kosong" sahut Nia

"Teh Fiya mau kemana?" Tanya adiknya yang baru saja selesai mandi

"Mau kek kajian! kenapa, mau ikut?"

"Boleh?"

"Ehh.." padalah Fiya hanya bercanda untuk mengajak adiknya, tapi malah di anggap serius

"Teteh barusan cuma__"

"Bu! Habib mau ikut teteh ke kajian ya!" Fiya yang belum menyelesaikan ucapnya langsung seketika diam

"Mau sama siapa nak? Teteh Kan perginya sama teh Raisya, duduknya juga pasti di pisah perempuan sama laki laki " jelas Nia kepada putranya

"Sama teteh lah!" Sahut habib langsung

"Duduknya juga di pisah dek" ucap Fiya lembut sambil melihat ke arah adiknya

"Ya udah kalo perempuan sama laki laki di pisah, ya habib duduknya sama laki laki" ucapnya dengan enteng

Fiya menghela nafas sebentar "Dek.. dengerin teteh ya! Di sana tuh pasti banyak orang, ini kajiannya bukan kaya di masjid komplek! Nanti kalo kamu ke sasar gimana?" Ucap Fiya mencoba menjelaskan kepada adiknya

"Iya habib tau ko" jawabnya dengan polos

"Astaghfirullah" Fiya menggelengkan kepalanya, dirinya salah, kenapa tadi harus bercanda mengajak adiknya untuk ikut. Kan begini jadinya

"Buu.."

"Ehh.." niat ingin meminta bantuan kepada ibunya, tapi ia tidak melihat ibunya di sana. Jika sudah seperti ini Fiya harus membujuknya dengan sesuatu.

"Lain kali aja ya! Atau teteh beliin habib susu pisang?" Ucap Fiya mencoba negosiasi dengan adiknya

"Kata teteh kalo nyari ilmu itu gak usah tanggung tanggung, terus kenapa giliran habib mau nyari ilmu, ikut teteh ke kajian gak boleh?"

Jalan Takdir-Nya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang