45. Pesantren

65 7 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

~Happy Reading~

🦋🦋🦋

Pagi subuh kali ini sangat berbeda dengan biasanya. Yang biasanya ia terbangun dan sholat tahajud sendiri, kali ini ia ditemani oleh seorang gadis yang sekarang sedang kesana kemari mencari sesuatu. Ntah sedang mencari apa gadis itu.

Acara semalam selesai pukul 11 malam lebih, tadinya Fiya dan keluarganya akan pulang menggunakan Grab. Tapi mengingat sudah tengah malam, dan keluarga yang ada di pesantren, merasa khawatir. Alhasil mereka di suruh menginap oleh Umi Fahira.

Awalnya ibunya menolak karena takut merepotkan. Tapi Umi Fahira terus saja membujuk,  ditambah Abi Ahmad pun ikut berbicara. Dan akhirnya keluarga mereka pun menginap disana.

"Kay, boleh aku bawa mushaf nya kemasjid?"

Gadis yang sedang memakai kaos kaki itu menoleh dan tersenyum "boleh dong..."

"Kamu semalem gak bisa tidur ya?" Tanya Kayla yang sudah selesai memakai kaos kakinya

Fiya menoleh melihat ke arah gadis sudah selesai memakai kaos kakinya itu "Tidur, cuma sebentar" sahutnya tersenyum

"Emang gitu ya, kalo tidur di tempat asing, suka susah! Mata tuh pengen melek aja terus.." kekehnya

"Kamu juga gitu Kay?"

"Hehe iya.. Kalo bukan di rumah mah gak bisa tidur. Mungkin emang belum biasa aja sama suasana baru. Tapi kalo di sini bisa banget, soalnya  emang udah biasa dari kecil sering nginep di pesantren!"

Fiya yang tadinya ingin berucap pun tidak jadi, tadinya ia ingin menanyakan hal itu, tapi Kayla langsung menjelaskannya.

"Berangkat sekarang yuu" ucapnya sebari membawa sajadah yang tadi ia dipakai sholat tahajud.

Tangannya menggandeng lengan Fiya. Kalo di lihat dari belakang mereka seperti saudara kembar, postur tubuhnya hampir sama, tapi Fiya sedikit lebih tinggi. Badanya juga sama sama kecil.

"aku kayak punya saudara kembar deh" kekehnya

Fiya tersenyum kearah Kayla "aku juga berasa punya saudara perempuan lagi, selain teh Anya!"

Setelah mengatakan hal itu, mereka terkekeh bersama. Rasa bahagia yang kemarin sempat hilang, kini Kay rasakan lagi.

Siklus kehidupan memang seperti itu, jika hari ini bahagia pasti nantinya akan sedih, begitupun sebaliknya. Jika hari ini sedih besok pasti akan bahagia. Dan itu terus berputar seperti itu.

Tapi jika kita sering bersyukur atas semua nikmat dan ujian yang Rab kita berikan, insyaallah bahagia akan selalu tersirat jelas dalam hidup. Ntah itu harus di jemput dengan perjuangan atau pengorbanan.

******

Gadis yang memakai Hoodie Sage itu tengah berdiri didepan sebuah Alfamart. Rambut coklatnya ia tutupi dengan tudung Hoodie.

Tangannya menekan kembali nama kontak yang ada di handphonenya. Ini sudah ketiga kalinya ia menelpon orang itu, tapi yang ia dapatkan hanya jawaban dari operator.

"Ck sialan! Disaat gue butuh, Lo pada ngilang. Temen gak guna!" Decaknya merasa kesal

Ia menghela nafas berat, kenapa hidupnya jadi seperti ini. Ia benci semuanya, benci kepada penulis takdir yang sangat jahat.

"Takdir sialan!"

"Semua gara gara mamah dan keluarga sialan itu!" Ucapnya terus berceloteh tidak jelas.

Jalan Takdir-Nya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang