بسم الله الرحمن الرحيم
~Happy Reading~
🦋🦋🦋Pulang sekolah tadi Fiya tidak langsung pulang. Ia rapat anggota osis terlebih dahulu untuk membahas kegiatan yang akan dilaksanakan Awal bulan ini. Jadi ia harus pulang sedikit terlambat.
Melihat jam dipergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 16.54.
"Jam 5 kurang, semoga cepat sampai rumah" monolognya.
Memilih jalan memotong, Fiya langsung memasuki gang gang kecil. Ia tersenyum ketika melewati sekumpulan ibu ibu yang sedang mengobrol.
"Punten Buu" ucapnya dengan sopan
"Mangga neng"
Melihat banyak anak anak yang berlarian kesana-kemari. Ia jadi teringat masa kecilnya.
"Awas de jatuh" ucapnya memperingati mereka.
Mendengar gelak tawa dari anak anak itu membuat Fiya merasa bahagia. Ingin sekali ia kembali ke masa kecil. Yang bebas melakukan keinginan apapun tanpa harus memikirkan apa yang terjadi kedepannya.
Masa masa seperti itu yang akan banyak kenangan. Yang nantinya akan di ceritakan kepada anak dan cucu.
Jalan raya didepannya sudah terlihat, Fiya segera mempercepat langkahnya. Jalanan yang begitu padat, dan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, membuat langkahnya berhenti.
Ketika Inging menyebrang Fiya melihat seorang nenek yang ingin menyeberang juga, ia segera menghampiri nya.
"Nenek mau nyebrang?" Tanya Fiya pada sang nenek
"Iya neng" sahut sang nenek dengan suara pelan, mungkin karena memang sudah berumur
"Ayo bareng nek, Fiya juga mau nyebrang" Fiya langsung memegang tangan sang nenek.
"Baru pulang sekolah neng?" Tanya sang nenek, karena melihat gadis disampingnya mengenakan seragam sekolah
"Iya nek. Nenek mau kemana? Kenapa sendirian?" Jawab Fiya sebari melihat ke arah kiri dan kanan.
"Nenek mau beli es kelapa, tapi nenek lupa bawa uang" ucapnya sebari terbata bata.
Mendengar jawaban sang nenek, membuat Fiya sedikit terkejut. Beliau sudah lanjut usia, mungkin ingatannya juga sudah mulai berkurang. Tapi kenapa tidak ada yang memperhatikan nya, sehingga ia harus berjalan seorang diri.
"Nenek mau beli es kelapa? Sebentar ya" Fiya mengambil uang di saku jasnya.
"Tinggal 10ribu, cukup gak ya?" Gumamnya melihat uang ditangannya
"Nek, Fiya ada uang segini. Mungkin cukup untuk satu es kelapa." Ucap Fiya sebari menyerang uang itu.
"Makasih neng" sahut sang nenek sambil mengambil uang itu dengan tangan bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Takdir-Nya (On Going)
SpiritualSetiap temu dan kehilangan merupakan sebuah takdir. Mereka yang ada bersama-mu hari ini, mungkin tidak akan terus menetap sampai akhir. Dan mereka yang belum pernah terlintas kehadirannya, mungkin akan menjadi orang yang temani pijakamu dihari esok...