Suara gema takbir berkumandang di penjuru masjid, sebagian anak-anak tengah di sibukkan dengan petasan dan juga kembang apinya, sementara itu bapak-bapak nampak memenuhi masjid untuk ikut langsung mengumandangkan takbir sebagian ibu-ibu lagi juga tengah di sibukkan dengan masakannya.
Haru bercampur bahagia yang di rasakan seluruh umat Islam ketika mereka sudah melewati sebulan lamanya berpuasa, wajah-wajah sumringah di rasakan oleh banyak anak-anak yang menantikan hari esok untuk memakai baju baru yang akan dia perlihatkan kepada teman-temannya.
Nara bersyukur bulan Ramadhan ini dia bisa berkumpul bersama dengan keluarga besarnya bahkan di lebaran tahun ini status perempuan itu sudah berubah menjadi seorang istri dan seorang ibu untuk anak yang ada di kandungannya, Nara tahu selama ini dirinya sering sekali berjauhan dengan keluarganya dan kali ini Nara tidak akan membiarkan dirinya berjauhan lagi dengan keluarganya.
"Saya ke masjid dulu, nanti saya jemput sepulang dari masjid" selepas isya tadi Abhi berniat untuk mengumandangkan takbir di masjid hanya saja dirinya merasa takut jika harus meninggalkan sang istri sendiri di rumah, alhasil ibu hamil itu dia antarkan ke rumah ibunya dan Abhi berniat untuk menjemputnya nanti.
"Iya mas" Melihat ruang tamu milik sang ibu sudah di penuhi oleh berbagai kue, perempuan itu sama sekali tidak keberatan jika harus di tinggalkan oleh suaminya bahkan mungkin lebih baik dia menginap malam ini dengan di temani per kue han dan juga opor buatan sang ibu.
Perempuan itu mencium punggung tangan suaminya, sementara Abhi bergegas pergi ke masjid setelah mengantarkan sang istri ke rumah ibunya, suasa kampung yang terlihat indah dengan setiap rumah di kelilingi obat dan juga lampu kelap kelip, belum lagi hilir mudik anak-anak yang tengah memegangi kembang api di tangannya.
Setelah kepergian sang suami Nara melancarkan aksinya dengan membuka setiap toples kue yang selalu ibunya buat setiap tahun, di samping ibu hamil itu terdapat Rima yang tengah menonton serial drama Korea di handphonenya, sementara sang ibu sibuk dengan televisi yang menampilkan sinetron yang tengah di gandrungi oleh kalangan ibu-ibu.
Mereka bertiga sibuk dengan kesibukannya masing-masing, sang ayah dan juga saka sudah pergi ke masjid terlebih dahulu hingga akhirnya di dalam rumah ini terdapat tiga orang wanita yang berbeda umur.
Namun fokus ketiganya seketika buyar ketika mendengar suara klakson mobil dari arah luar rumah, dengan cepat Rima membuka pintu dan terlihat paman dari keluarga ayahnya datang dari kota sebrang untuk merayakan lebaran di rumahnya.
Hari bahagia karena bisa bertemu lagi dengan sanak saudara jauh apalagi mereka terakhir bertemu ketika Nara menikah selepas itu mereka baru bertemu lagi.
Ayahnya merupak anak pertama dari dua bersaudara sedangkan sang ibu anak tunggal jadi bisa di katakan jika sang paman adalah satu-satunya saudara dari pihak ayah yang Nara miliki meskipun begitu keluarga Nara masih memiliki sanak saudara jauh dari pihak kakek dan nenek ayahnya.
"Duh.. anak gadis ku sekarang sudah melendung perutnya" Nara tersenyum melihat wajah gemas sang bibi yang tengah memeluk dan mengelus perutnya.
"Sehat-sehat ya, bibi doain nanti lahirannya lancar" Nara mengamini doa bibinya, usia sang bibi memang hanya berbeda beberapa tahun dengan ibunya hanya saja pasangan paman dan bibinya baru di karuniai anak setelah mereka menikah selama dua belas tahun, Nara selalu merasa terharu ketika mengingat bagaimana perjuangan paman serta bibinya yang ingin mempunyai anak sampai akhirnya Allah memberikan rezeki itu lewat kehadiran si kembar yang sekarang usianya sudah memasuki sepuluh tahun.
"Loh.. si kembar mana??" Tanya Rima, perempuan itu selalu suka dengan kehadiran si kembar Arfan dan Arsya yang selalu terlihat menggemaskan.
"Belok dulu ke warung, biasa mereka kalau sudah ketemu yang ada jualan ice-cream nya pasti harus beli" kekeh paman, aku dan Rima hanya menganggukkan paham dan mempersilahkan mereka untuk beristirahat.
Tak lama si kembar datang dengan membawa sekantung kresek ice cream, meskipun mereka kembar namun sikap dan juga karakter mereka berdua bertolak belakang Arfan yang selalu bawel dan juga jahil sementara Arsyi gadis lucu yang selalu nampak lugu dan penyuka Barbie.
"Uwa...." Mereka berdua berhamburan memelukku, perasaan hangat yang selalu aku rindukan setiap hari raya karena selama bertahun-tahun merantau aku hanya sesekali pulang ketika hari raya karena lebih memilih untuk bekerja paruh waktu yang nantinya aku tabung untuk ongkos pulang ataupun untuk biaya kehidupanku di ibu kota.
"Ice cream terus, padahal di sini banyak makanan tahu.." Ujar Nara Semeru kedua bocah itu hanya tersenyum geli dan melanjutkan kegiatannya memakan ice cream.
Setelah lama mengobrol dan meluapkan kerinduan, Paman dan bibi memutuskan untuk beristirahat setelah menempuh perjalanan selama lima jam lamanya sementara si kembar sudah di boyong ke kamar Rima untuk di cekoki per korea an oleh bocah itu, Nara hanya menggelengkan kepalanya melihat sosok adiknya yang begitu menyukai idol Korea.
.
"Mas aku minta maaf ya kalau semisalnya banyak salah sama kamu, aku juga sering marah-marah dan juga ngambek sama kamu" selepas sholat idul fitri tadi Nara memutuskan untuk pulang terlebih dahulu ke rumah selepas itu mereka melaksanakan sesi bermaafan, meskipun sebenarnya Nara sedikit malu melakukan itu kepada suaminya tapi dia tidak ingin mengacaukan hari yang Fitri ini.
"Saya juga minta maaf belum bisa jadi suami yang baik buat kamu, insyaallah kedepannya saya akan terus berusaha untuk selalu membahagiakan kamu dan anak-anak kita nantinya" Meskipun awal-awal perempuan itu merasa malu namun akhirnya tangis perempuan hamil itu pecah di pelukan suaminya, Nara hanya merasakan dan juga mengingat-ingat lagi dosa yang sudah di perbuat kepada suaminya.
Setelah sesi maaf memaafkan bersama sang suami selesai mereka lanjut datang ke rumah sang suami selepas itu lanjut ke rumah orang tua Nara, tidak lupa mereka juga melakukan ziarah seperti tradisi setiap tahunnya.
Serba serbi hari raya sudah terlewati dengan lancar, sampai-sampai ibu hamil itu menghabiskan beberapa piring rendang dan juga opor ayam serta tidak lupa juga ketupat yang menjadi ciri khas hari raya idul Fitri.
Abhi hanya menggelengkan kepalanya melihat bagaimana aktifnya sang istri ketika memakan berbagai menu makanan yang ada di meja meskipun beberapa kali di ingatkan Nara hanya menggelengkan kepalanya dan bilang jika dirinya masih belum kenyang.
"Uwaa.. mana THR aku..." Teriak Arfan, Nara yang tengah menyuapkan ketupat dalam mulutnya seketika terkejut, saking sibuknya dengan makanan Nara jadi lupa jika dirinya belum memberikan THR kepada si kembar dan juga adik serta adik iparnya.
"Mas, tolong ambilin tan kecil ku di sana" tunjuk Nara ke arah kursi kepada suaminya, Abhi mengambil tas tersebut dan memberikannya kepada sang istri.
Uang yang sudah dia masukkan kedalam amplop bergambar ketupat itu dia berikan satu persatu kepada si kembar, Saka dan Rima yang melihat itu langsung berlari mendekati arah kakaknya.
"Apaaa??!" Tanya Nara yang melihat kedua adikknya ketika mendekatkan telapak tangannya kepada sang kakak.
"Mau amplop lah" balas Saka dengan wajah berbinar nya, sementara Nara hanya mendengus kecil dan memberikan amplop kepada adiknya.
"Lumayan buat beli foto card" gimam Rima yang langsung pergi setelah mendapatkan amplop sementara Nara hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua adiknya.
"Dasar!" Cebik Nara
___
Support karya aku ya dengan bantu follow
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Abhi (END)
RomanceGimana rasanya nikah sama laki-laki mirip kanebo kering, sok dingin tapi nafsuan..... jangan lupa follow