15

13.1K 321 5
                                    

Haii.. maaf baru post lagi setelah sekian lama, nanti aku jelasin kenapa aku gak post cerita ini selama 2/3 bulanan ini.....

_

"Mas kamu cinta gak sama aku ?"

Mungkin bagi sebagian ataupun kebanyakan perempuan pembuktian cinta itu bukan hanya dari kepedulian yang di berikan oleh pasangan tetapi poin intinya adalah perempuan selalu ingin mendengar pengakuan cinta dari pasangannya, mungkin hal ini terlihat sepele tetapi hal sepele inilah yang membuat perempuan merasa bahagia ketika pasangannya selalu mengucapkan kata cinta.

Tapi bagi Abhi itu berbeda, sosoknya yang minim pengalaman dengan lawan jenis selain ibu dan juga sanak saudaranya, ditambah lagi Abhi lebih suka mengungkapkan perasaan sayang dan cinta lewat tindakan bukan hanya kata-kata semata.

"Kalau saya gak cinta saya gak akan minta bunda untuk datang melamar kamu" balas Abhi yang tentu saja membuat Nara sedikit terkejut dengan jawaban yang terlontar dari mulut suaminya.

Nara menyergitkan keningnya dan ingin balik bertanya, namun niat tersebut dia urungkan ketika melihat suaminya menerima telpon dan keluar dari dalam kamar, dalam otaknya Nara menerka-nerka apakah suaminya sudah menyukainya sudah lama atau bagaimana karena jawaban yang dia dengar tadi cukup ambigu bagi Nara yang otaknya minimum kalau sudah berurusan dengan cinta.

'Sejak kapan mas Abhi suka sama aku?'

Pertanyaan-pertanyaan itu cukup membuat Nara merasa pusing, karena yang Nara tahu pertemuan dirinya dengan sang suami di masa lalu tidaklah se spesial itu, dulu mereka terlahir sebagai tetangga satu kampung dan lingkungan pertemanan mereka yang berbeda, jadi Nara terus berfikir tentang pertanyaan sejak kapan sang suami suka kepadanya.

Pusing memikirkan pertanyaan tersebut Nara memilih untuk memejamkan matanya dan mendatangi alam mimpi mungkin esok hari akan dia tanyakan langsung kepada suaminya terkait pertanyaan-pertanyaan yang membuat kepalanya terasa pusing itu.

_

Abhi memijit kepalanya yang terasa pusing, baru saja dia mendapatkan telpon dari salah satu pekerja desa jika ada orang yang menyelewengkan dana daerah yang tidak sedikit, padahal selama menjabat menjadi kepala desa Abhi merasa sudah membereskan masalah-masalah seperti ini.

Memang awal menjabat Abhi di buat terkejut dengan banyak sekali dana yang keluar tanpa ada penjelasan yang masuk akal, bahkan dana tersebut yang seharusnya di bagikan untuk masyarakat kurang mampu pun tidak sampai ke tangan masyarakat tersebut, setelah melakukan penyelidikan akhirnya Abhi menemukan dalangnya yang tidak lain adalah manta kepala desa sebelum Abhi menjabat.

Terkadang Abhi merasa miris dengan orang-orang yang merasa punya kekuasaan dan dengan begitu mereka bisa melakukan tindakan-tindakan bengis seperti itu, padahal mereka dipilih juga oleh masyarakat dan jabatan yang mereka punya juga lebih rendah daripada jabatan rakyat tapi mengapa mereka seperti merasa punya kekuasaan atas seluruh kehidupan masyarakat.

"Halo di, saya minta mulai besok kamu ikuti gerak gerik pak Karim, saya sudah menelpon Arka untuk melaporkan masalah ini secepatnya ke polisi, bukti sudah di tangan kita tapi kita masih belum menemukan kaki tangan pak Salim, seperti orang itu masih bekerja di desa"
Abhi menelpon Andi yang salah satu petugas desa yang dia percayai selama ini, mungkin bukti saat ini masih belum terkumpul semua namun Abhi yakin sebentar lagi orang itu akan masuk kedalam penjara dan menanggung hukumannya, apalagi setelah kasus korupsi yang dia lakukan ketika menjabat dulu yang tidak di selidiki lanjut oleh polisi dan laki-laki itu hanya di penjara selama tiga hari setelah itu di keluarkan.

Abhi yakin pasti di balik semua permasalahan ini Pak Salim mempunyai bekingan yang membuatnya kebal hukum tapi Abhi tidak akan membiarkan laki-laki itu bersenang-senang diatas penderitaan masyarakat kecil yang sudah dia rampas hak nya.

Mas Abhi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang