Memasuki awal bulan ramadhan membuat Abhi cukup merasa keteteran dengan banyaknya tugas belum lagi terkadang dia diminta untuk menjadi imam shalat tarawih di mesjid kampung, di tambah Abhi harus segera menyelesaikan kasus korupsi yang tengah dia selidiki kali ini, dan selama beberapa hari ini juga Nara merajuk karena untuk pertama kalinya Abhi mengingkari janji perihal buka puasa di luar.Jujur saja bukannya Abhi sengaja membatalkan janji tersebut namun permasalahan yang dia hadapi kali ini tidak sedikit yang bisa di selesaikan dalam beberapa hari, nyatanya sampai hari inipun Abhi masih kesulitan untuk mencari bukti tentang kasus korupsi yang melibatkan mantan kepala desa yang sebelumnya menjabat, dan setelah di usut bukan hanya dana desa saja yang laki-laki itu korupsi tapi Abhi juga mendapat aduan dari beberapa warga tentang mafia tanah yang di lakukan oleh pak Salim, dia memaksa beberapa warga untuk menjual tanan dan sawahnya dengan harga tak masuk akal bahkan hingga mengancamnya tujuannya adalah Pak Salim ingin memperluas bangunan pabrik tepung nya, dan warga yang mempunyai tanah di sekitar pabrik di ancam untuk menjual tanah tersebut kepadanya.
Setelah penyelidikan tersebut Abhi juga merasa lebih tercengang dengan fakta baru jika Pak salim memperlakukan pegawai yang bekerja di pabrik tepung dengan sangat buruk mereka di paksa kerja 14 jam perhari dengan upah yang sedikit, belum lagi beberapa pegawai yang berasal dari luar daerah di pekerjaan seperti budak dan tidak di perbolehkan pulang sementara gajih yang mereka dapatkan kecil sekali.
Abhi merasa sangat geram dengan perilaku pak Salim, Abhi tinggal menunggu beberapa bukti yang sedang dalam proses dan kali ini Abhi pastikan tidak ada sedikit yang akan membela Pak Salim, Abhi tidak akan tinggal diam dengan perilaku curang Pak Salim nantinya dia sudah menyiapkan banyak rencana dan salah satunya adalah media massa, Abhi yakin berita ini akan menjadi topik utama dan Pak Salim tidak akan bisa berkutik lagi dengan hukuman yang akan dia rasakan.
"Pak bukti yang bapak minta tentang aduan masyarakat sudah ada, dan saya juga sudah menghubungi wartawan untuk ikut serta melakukan pengerebekan nanti di pabrik, tapi untuk masalah pabrik itu bagaimana pak? Saya cuman takut nanti berita ini akan bocor sebelum melakukan penggerebekan, bapak tahu sendiri jika pak Salim begitu licik" Ucap Andi.
"Ku jangan khawatir saya sudah urus semua, dan seperti saya juga sudah tahu siapa kaki tangan Pak Salim yang berada di dalam kantor desa ini, pokonya kamu fokus untuk penggerebekan nanti sisanya saya yang akan atur" Balas Abhi.
_
Sepertinya kali ini Abhi akan mendapatkan amukan dari sang istri lagi, mengingat jika hari ini dia pulang malam hari dan meninggalkan buka bersama dengan sang istri.
Nara memang tipikal istri yang pengertian hanya saja beberapa hari ini Abhi cukup sibuk dan salahnya laki-laki itu juga tidak memberikan penjelasan kepada istrinya tentang kesibukannya, Abhi ingin sekali cerita tapi setelah dipikir-pikir lebih baik dia menceritakannya setelah masalah ini selesai.
Abhi memasuki rumah dan melihat sekeliling rumah yang sepi, Sebenarnya ini masih jam sembilan malam hanya saja Nara selalu tidur lebih awal, apalagi setelah hamil Nara sering merasa kelelahan dan memilih untuk beristirahat setelah ibadah sholat.
Sebelum masuk kedalam kamar Abhi pikir sang istri sudah tidur namun dirinya salah, Nara masih terbangun dia tengah memainkan ponselnya, seperti dugaannya Nara sama sekali tidak menyapa ataupun mengalaminya perempuan itu terlihat cuek dengan handphonenya dan tidak memperdulikan sosok Abhi yang sudah memasuki kamar.
Tidak mau mengambil pusing Abhi memutuskan untuk mandi dan ganti baju, kemudian laki-laki itu mencoba menaiki kasur sementara Nara terlihat masih acuh ketika Abhi mulai menyenderkan tubuhnya di atas kasur.
"Na, kamu marah?" Tanya Abhi, sementara itu Nara merasa dongkol dengan pertanyaan suaminya, jujur saja istri mana yang tidak akan marah melihat suaminya beberapa hari ini selalu pulang malam bahkan meninggalkan buka puasa bersamanya belum lagi Nara juga merasa kesal karena sudah menyiapkan makanan untuk buka puasa tapi sang suami tidak ada dan rasanya percuma, Nara tahu pekerjaan Abhi bukan hanya sebagai kepala desa dia juga mempunyai berbagai bisnis tapi setidaknya Nara berharap jika Abhi memiliki pekerjaan yang tidak bisa di tinggal laki-laki itu bisa menghubunginya bukan menghilang bahkan Nara tidak tahu apa yang di kerjakan oleh suaminya saat ini.
"Menurut mu?" Balas Nara dengan nada sarkasnya.
"Saya minta maaf, akhir-akhir ini ada pekerjaan penting yang saya harus selesaikan dan saya juga suka lupa untuk menghubungi kamu"
"Mas sedari awal aku juga gak masalah dengan kesibukan kamu ya, tapi seenggaknya kamu kasih kabar atau apa kek, dan tadi kamu bilang kamu lupa ngasih kabar, plis mas ini bukan kali pertama kamu gak ngasih kabar tapi sering, kamu tahu gak gimana usaha aku masak buat buka puasa bareng kamu, belum lagi kamu yang jarang ngomong dan kalau pulang langsung tidur, jujur aku gak terlalu ingin tahu apa yang kamu kerjakan tapi seenggaknya kasih aku kabar jadi aku tidak harus merasa berharap seperti ini!"
Untuk pertama kalinya pertengkaran yang cukup besar setelah hampir delapan bulan mereka menikah, biasanya pertengkaran-pertengkaran kecil yang terjadi hanya karen rengekan Nara, namun kali ini bukan pertengkaran seperti biasa Abhi sadar jika yang sudah dia lakukan saat ini salah apalagi dengan mengabaikan sang istri.
Abi berusaha untuk memeluk Nara, laki-laki itu juga terus mengucapkan kata maaf kepada Nara namun seperti kali ini Nara benar-benar marah hingga akhirnya Nara memutuskan untuk tidur dan memunggungi suaminya.
Abhi hanya menghela nafas sepertinya Abhi harus menunggu amarah istrinya mereda mungkin setelah itu Abhi akan memberikan hadiah kecil kepada istrinya untuk permintaan maaf, setelah itu Abhi memutuskan untuk berbaring dan juga memeluk pinggang sang istri, meskipun beberapa kali di tepis tapi Abhi terus menerus memeluk perut istrinya yang sudah mulai membuncit tidak lupa juga Abhi mengusap penuh sayang perut sang istri
___
Nara merasa dongkol setelah sholat subuh tadi suaminya lagi-lagi pergi dengan alasan ada pekerjaan yang dia akan selesai, Nara ingin marah, ingin menangis tapi rasanya percuma juga pada akhirnya Nara hanya membuang-buang tenaga seperti shopping di tengah kemarahan adalah solusi terbaik, Nara akan pastikan kali ini dia akan menghabiskan uang suaminya.
Setelah banyak drama membujuk sang adik Rima untuk ikut shopping bersamanya akhirnya kini Nara berasa di mall besar yang ada di kota meskipun mall nya tidak sebesar yang selengkap yang ada di Jakarta tapi setidaknya cukuplah untuk mengobati rada kesalnya kepada sang suami.
"Teteh mau beli apa sih? Dari tadi mondar mandir ke berbagai toko, kalau tahu gini mending aku rebahan aja di rumah" rengek Rima.
"Udah diem aja, teteh mau beli baju sama ber-bagai perhiasan pokonya teteh pengen ngabisin uang mas mu itu" balas Nara.
"Ya udah cepet! Aku gak kuat haus aku kan puasa"
"Iya-iya bawel banget sih kamu"
Rima mau tak mau mengikuti kemanapun kakaknya pergi, setelah hampir empat jam akhirnya Nara membeli beberapa baju untuk ibu hamil tidak lupa juga dia membeli kalung dan juga anting baru yang harganya cukup mahal setara dengan harga motor, selain itu juga Nara membelikan beberapa barang yang diinginkan oleh sang adik.
Mood Nara hari ini kembali membaik setelah menguras kartu ATM suaminya, setidaknya kalau dia kesal dengan sang suami bukan berarti dia juga kesal dengan ATM nya, Nara akan memanfaatkan sedemikian rupa untuk bisa mengobati kekesalannya.
___
Chapter tambahan buat malam ini, harusnya tadi sekalian di up nya tapi aku pikir besok aja lah, ehh malah tiba-tiba berubah pikiran lagi hehe
Jangan lupa follow yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Abhi (END)
RomanceGimana rasanya nikah sama laki-laki mirip kanebo kering, sok dingin tapi nafsuan..... jangan lupa follow