13

15.8K 379 1
                                    

Buat kalian yang suka baca cerita aku bisa support cerita ini dengan memberikan sedikit traktiran kalian di
https://trakteer.id/nu_ha/tip
(Lik ada di bio)




Setelah drama yang terjadi pagi tadi, kini sepasang suami isteri itu tengah duduk di bawah tenda yang sudah di pasang dua hari yang lalu, para warga yang nampak sangat antusias serta memenuhi area tenda yang di pasang sampai tepi jalan, belum lagi ibu-ibu yang masih sibuk dengan masakannya di dapur dan juga beberapa acara lain seperti tarian tradisional panen yang sering di lakukan setiap tahun sebagai tanda syukur dan suka cita atas hasil panen yang melimpah, kemudian di lanjut dengan sesi doa oleh para tetua yang ada di kampung.

Semua orang nampak bahagia karena hasil panen kali ini sangat melimpah, beberapa warga yang lain menyimpan sebagian hasil panen padi di lumbungnya untuk bekal setahun ada juga yang semuanya di jual kepada pengepul, semenjak Abhi setiap panen selalu menyisihkan beberapa karung untuk dia simpan dan di bagikan kepada para warga desa, sementara sisanya dia jual, karena panen yang melimpah tidak luput dari usaha, doa, rasa syukur dan perasaan cukup yang kita rasakan.

Matahari kini berubah menjadi bulan, selepas sholat magrib dan isya berjamaah acara masih terus di lanjut dengan berbagai kegiatan tradisional yang turun temurun setiap tahunnya, kemudian para warga desa di suguhi makanan perasmanan dengan berbagai menu dan juga tidak lupa berbagai buah hasil panen seperti rambutan, manggis, mangga dan masih banyak lagi.

Nara, perempuan hamil itu merasa sangat bahagia karena sudah lama sekali dia tidak merasakan panen raya, sedari dulu memang panen raya selalu meriah, Nara bisa melihat berbagai pertunjukan dan juga menikmati makanan dengan berbagai menu belum lagi banyak sekali abang-abang yang jualan, ingat sekali dulu ketika panen raya perempuan itu selalu merasa antusias bahkan perempuan itu rela menabung demi bisa jajan sepuasnya di acara panen raya. Momen ini juga menjadi acara yang di tunggu-tunggu oleh warga desa, selain idul Fitri, idul adha dan acara Maulid serta Rajab.

"Ini sudah malam sebaiknya kamu tidur!" Nara mendelik kearah suaminya, kemudian perempuan itu melihat jam yang melingkar di tangan kirinya yang menunjukkan pukul sembilan malam.

"Masih jam sembilan mas.." Balas Nara dengan nada kesal, pasalnya perempuan itu tengah menikmati pertunjukan pencak silat dengan memangku banyak makanan.

"Jangan membantah!" Nara kembali mendengus mendengar ucapan suami yang selalu saja seakan-akan paling berkuasa di muka bumi ini, padahal Nara hanya ingin menikmati suasana malam ini dengan nyaman dan tentram, sampai akhirnya ibu hamil itu memutuskan untuk pergi kedalam rumah dengan menghentak-hentakan kakinya.

ketika perempuan itu masuk kedalam rumah dia melihat Suasana ruang tamu yang kini di penuhi oleh keluarga Nara dan juga keluarga mertuanya, perempuan itu merasa sedikit lupa jika keluarga ibu mertuanya kemarin datang untuk merayakan panen raya, mungkin kalian akan berfikir jika mas Abhi adalah anak satu-satunya plis itu salah besar, mas Abhi anak ke dua dari tiga bersaudara, kakak laki-laki sudah menikah dan mempunyai dua orang anak yang sekarang tinggal di kota karena mengelola usaha pertokoan dan juga konveksi yang bekerja sama dengan sang suami, sementara itu adik Abhi masih berusia dua puluh tahun, seorang perempuan yang kini tengah berkuliah di Yogya.

Jadi, bisa dikatakan jika Nara dan Abhi lahir dari keluarga yang memiliki tiga anak, bedanya Nara anak pertama sedang suaminya anak ke dua, sementara itu ibu mertuanya juga mempunyai beberapa saudara yang tinggal di luar kota, untuk itulah perempuan setengah baya itu sering terlihat tinggal sendiri.

"Loh ko, udah masuk kan acaranya belum selesai?" Tanya sang ibu mertua, sementara Nara berdecak kesal dan duduk di samping ibunya.

"Di suruh masuk sama mas Abhi, padahal kan aku masih pengen nonton!" Perempuan hamil itu merajuk dan kini mengambil toples makanan yang ada di meja, kemudian memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya, orang-orang di dalam ruangan itu hanya berdecak dan menggelengkan kepalanya melihat perilaku ibu hamil satu itu.

"Apa yang di bilang suami kamu itu bener, kamu lagi hamil gak baik lama-lama di luar apalagi malam hari" Balas sang ibu yang kini tengah memangku anak dari kakak iparnya.

"Tapi kan masih seru, lagian udah lama juga gak liat acara yang kaya gini" Nara merenggut kesal, sementara itu dia masih memasukan mulutnya dengan kripik kentang.

"Makannya kalau kerja jauh tuh tiap tahun pulang teh, bukan kaya bang Toyib!" Nara memicingkan matanya, mendengar ucapan Saka, sang adik yang tengah bermain game di handphone nya.

"Siniin hp kamu..!! Kalau teteh gak kerja di Jakarta kamu gak bakalan kebeli Hp Boba kaya gitu, paling-paling nanti ngamuk ke ayah minta jualin sawah.. kaya kamu pas waktu itu minta di beliin motor trail" Nara membalas sang adik dengan ejekannya, perempuan hamil itu terkadang memang omongannya tidak bisa terkendali apalagi kalau sedang marah, jadi untuk kalian lebih baik tidak membangunkan macan yang sedang tertidur dari pada kena imbasnya, apalagi macan itu tengah hamil.

"Ehh... Jangan atuh teh, lagian pamali ngambil barang yang udah di kasihin!" Balas Saka yang kini mengacir pergi dengan tujuan melanjutkan gamenya dan juga menghindari amarah kakaknya yang sering jadi macan jika sedang marah.

"Sudah, mending kamu istirahat dari pagi kamu sudah kesana kesini pasti cape ka?" Jujur saja Nara ingin membantah perkataan ibunya, tapi perempuan itu juga cukup lelah setelah menghabiskan banyak sekali makanan, sampai akhirnya perempuan hamil itu memutuskan untuk pergi kedalam kamar.

"Yaudah kalau gitu, Nara istirahat dulu ya.. selamat malam ibu, bunda, bang Nizam, mbak Syaza" Nara berpamitan dengan seluruh anggota keluarga yang berada di ruang tamu, dan perlahan perempuan itu menaiki tangga, membuka kamar dan merebahkan tubuhnya lelah dan kenyangnya di kasur yang empuk.

Namun tak lama kemudian perempuan itu berdecak sebal karena dia belum mengganti baju dan membubuhi mukanya dengan skincare, setelah ritual sebelum tidur dilakukan akhirnya perempuan itu kembali merebahkan tubuhnya.

_________

Seminggu pasca panen raya semua orang kembali ke aktivitas semula, keluarga dari suaminya juga sudah  pulang ke rumah masing-masing setelah acara Panen raya selesai, dan para warga yang kembali dengan kegiatan mereka ada yang sekolah, pergi bekerja dan lainnya.

Seperti pagi ini Abhi tengah bersiap-siap memakai baju dinasnya, laki-laki jangkung itu terlihat tampan dengan rambut klimis yang rapih apalagi di balut dengan baju dinas terlihat sangat tampan dan menggoda tentu saja.

"Mas..!!!!" Abhi mendengar teriakan istrinya dari pantai bawah, laki-laki segera keluar dari kamar dan menghampiri istrinya.

"Ada apa??" Tanya Abhi yang kini melihat istrinya dengan wajah heran dan sedikit kebingungan.

"Mas.. kamu liat kotak putih isinya kue yang gambar Doraemon itu, perasaan semalam aku taruh di kulkas ko gak ada, aku tanyai bibi juga dia bilang gak tahu, mas tahu gak??! Atau mas yang makan kue itu semalam kan?!!" Balas Nara dengan segala rentetan pertanyaan, sementara Abhi mendengus sebal laki-laki itu sadar setelah istrinya hamil memang selera makan meningkat dan kadang perempuan itu sering lupa jika dirinya baru saja habis makan, dan sifat pelupa itu juga Hany tentang makanan saja sementara tentang uang istrinya mana bisa lupa.

"Semalam kan kamu habisin kuenya!" Balas Abhi dengan nada malas, laki-laki menuju meja makan dan mengambil sepiring nasi goreng buatan sang istri.

Setelah mendengar balasan dari suaminya, Nara merasa bingung dan mengingat-ingat lagi tentang semalam, perempuan itu ingat jika sehabis makan malam dia kembali memakan buah setelah itu lanjut nonton tv bersama suaminya dan tidur. Perempuan itu terus berpikir keras hingga dia ingat jika semalam dia terbangun karena lapar dan membangunkan suaminya, dia melihat ada kue di kulkas dan menghabiskan kue itu malam-malam.

"Udah ingat?!" Nara meringis mendengar ucapan suaminya, Nara akui dia memang sering merasa lupa jika dia habis makan sesuatu

"Iya mas, maaf lagian kan aku niatnya kue itu mau di makan hari ini" Nara menatap suaminya dengan sebal dan kini perempuan itu ikut duduk di berhadapan dengan sang suami di meja makan dan mengambil sepiring nasi goreng dengan satu ceplok telur yang dia simpan di atas nasi goreng.

Abhi hanya menanggapi sang istri dengan menggelengkan kepala, sudah terbiasa rasanya jika akhir-akhir ini setelah hamil sikap sang istri memang sering di luar kendali, jadi laki-laki itu tidak pernah ambil pusing.

Mas Abhi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang