Baca ko gak follow
Baca ko gak vote
.
.
.
.Setelah resmi menjadi istri seorang kades selama dua bulan ini Nara cukup banyak beradaptasi dengan hal-hal baru, seperti aktif dengan kegiatan sosial, pengajian dan lainnya, tentu saja dia tidak ingin di cap sebagai istri kades yang sombong dang angkuh semaksimal mungkin Nara berusaha untuk menjadi istri kades yang baik, dan Nara juga harus bisa menyesuaikan jadwal suaminya yang super sibuk, dan setelah menikah Nara baru tahu jika bisnis sang suami bukan hanya perkebunan teh saja namun juga banyak sekali, dari mulai usaha konveksi, toko bangunan, toko sembako bahkan kebun dan sawah sang suami di mana-mana oh satu lagi Abhi juga mempunyai ternak ikan, kambing dan juga sapi, bagaimana tidak bahagia coba punya suami kaya meskipun mereka hidup di kampung tapi Abhi memberikan jatah perbulan setara dengan dua bulan gajinya di Jakarta, sementara jatah dapur dan juga gajih asisten serta supirnya berbeda.
Nara memang bukan tipikal perempuan yang boros, tapi sekali nya dia beli barang bisa menghabiskan isi dompetnya dalam sekejap, dan tentu saja setelah menikah Nara lebih kolektif lagi dalam membelanjakan uangnya dan belanja sesuai dengan kebutuhan saja karena kehidupan di Jakarta dan di kampung berbeda jadi dia menyesuaikan kehidupannya sekarang.
Satu hal yang Nara ketahui menjadi istri kades adalah, dalam seminggu pasti ada warga desa yang datang ke rumah nya untuk mendiskusikan banyak hal, bahkan sampai malam sekali, Nara yang menunggunya sang suami masuk kamar pun akhirnya tertidur karena saking lamanya obrolan yang di lakukan oleh suaminya, dan sekarang Nara juga aktif sekali membuat banyak cemilan untuk tamu-tamu sang suami yang sering kali datang ke rumah nya, wajah lah orang suaminya kepala desa jadi kalau ada apa-apa pasti akan langsung datang kepada Abhi, dan sekarang Minggu pagi yang seharusnya di nikmati dengan kebersamaan harus ter pupus kan oleh tamu yang datang ke rumahnya, yang Nara tangkap sepertinya pembicaraan mereka cukup serius.
"Bu, ini kasih ke sana sekarang??" Tanya bi asih yang tengah menyiapkan cemilan untuk sang tamu.
"Iya boleh.." Nara masih tetap setia berdiam diri di dapur dan sedikit menguping pembicaraan suami dengan tamunya.
"Bi, mereka ngebahas apa sih kayanya penting banget?" Tanya Nara kepada bi asih yang Barus aja memberikan cemilan kepada tamu sang majikan.
"Itu bu, kemarin malam ada maling di kampung sebelah, ya biasa warga main hakim sendiri untung saja polisi dateng tepat waktu jadi maling nya gak sampai meninggal, padahal maling nya belum ngambil apapun, cuman lagi apes terus kepergok gitu pas mau ngambil motor, setelah itu beberapa warga desa yang main hakim sendiri katanya akan di berikan peringatan keras sama pihak kepolisian, makannya beberapa warga datang ke bapak buat minta tolong sepertinya.." jelas bi Asih
"Bibi tau info ini dari mana??"
"Oh, pas tadi pagi-pagi sebelum berangkat ke sini bibi dengar dari beberapa tetangga yang lagi pada kumpul-kumpul" Nara hanya ber oh saja mendengar penjelasan bi asih.
"Tapi kalau di pikir-pikir kenapa juga warga datang ke sini kan dia yang main hakim sendiri yah, kan negara kita negara hukum lagian mendingan lapor polisi langsung dari pada main hakim sendiri"
"Iya Bu, ya mungkin warga juga keburu nafsu aja, soalnya kan kalau liat penjahat kita juga suka geram pengen Mukul kan Bu."
"Iya juga sih" balas Nara, namun sepertinya wanita itu memutuskan untuk tidak memikirkan masalah tersebut terlalu dalam, toh maling nya juga sudah di polisikan.
Setelah obrolan yang cukup lama akhirnya tamu-tamu itu pergi dan kini Nara melihat sang suami akan pergi ke kamar, Nara dengan cepat mengikuti Abhi karena dia juga cukup kepo dengan ending cerita maling itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Abhi (END)
RomanceGimana rasanya nikah sama laki-laki mirip kanebo kering, sok dingin tapi nafsuan..... jangan lupa follow