Jangan lupa follow
Masih banyak typo harap bersabar.
.
.
."Saya terima nikahnya Nara Saraswati binti Abdul dengan maskawin berupa uang tunai tujuh belas juta di bayar tunai!" Abhiandra Nagara mengucapkan ijab qobul dalam satu tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi??" Ucap pak penghulu
"Sah!!!" Seluruh isi ruangan itu berucap syukur dan merasa lega karena ijab qobul berjalan dengan sangat khidmat dan lancar.
Setelah malam dimana Nara menerimanya lamaran dari Abhi sebulan kemudian mereka melangsungkan akad pernikahan yang tentu saja di sambut hanya oleh warga desa karena kepada desa di kampung ini tidak lagi menjomblo.
Nara berjalan dengan pelan balutan kebaya putih dengan singer di kepalanya yang membuat perempuan itu terlihat sangat cantik, Abhi yang melihat kecantikan sang istri tentu saja merasa terkesiap dan menundukkan kepalanya.
"Ayok nak, salam sama suaminya" ucap pak penghulu, Nara dengan perasaan malu-malunya mencium tangan sang suami dan dia juga merasa jika suaminya tengah memegang kepalanya dengan merapal kan doa, Nara bahagia tentunya kini Abhi telah resmi menjadi suaminya.
Rangkaian acara telah dia lewati, bahkan Nara harus berganti beberapa baju resepsi yang cukup menguras tengahnya, setelah acara sesuai pada sore hari dan dilanjutkan dengan acara syukuran, Nara ingin pergi saja dan tiduran di kamar namun ibunya menyuruh Nara untuk tetap berada dia dalam semua sesi acara.
Jam sembilan malam Nara sudah siap dengan baju tidurnya dan juga rutinitas skincare yang selalu dia gunakan, dan sudah satu jam ini Nara menunggu sang suami yang masih belum masuk kamar juga, Nara mengerti sih punya suami yang jabatannya cukup tinggi di desa ini dia harus banyak bersabar karena tadi juga banyak tamu yang hadir itu semua kebanyakan kenalan mas Abhi sementara teman Nara kebanyakan di Jakarta dan mereka tidak bisa menghadiri pernikahan hanya mengirimkan kado pernikahan saja.
Setelah merasa dirinya cantik dan wangi Nara akhirnya tiduran di kasur dan memainkan gawainya dia melihat banyak sekali chat yang masuk dari teman-temannya dan kebanyakan itu bertanya kenapa tentang pernikahan Nara yang sat set sat set.
Ketika Nara tengah asik membalas chat satu persatu dia mendengar pintu kamar di buka dan Abhi sang suami masuk ke dalam, dengan sigap Nara langsung duduk yang melihat suaminya yang sedang mengganti kemeja kokonya dengan kaos biasa.
"Mas tamu nya masih banyak ya??" Nara berusaha mencairkan suasana, jujur dia juga merasa gugup karena di dal nya kamar kini terdapat laki-laki selain ayah dan saka sang adik.
"Hemm" Nara mendengus pelan memang selama persiapan pernikahan Abhi selalu terlihat cuek dan biasa saja tidak seperti Nara yang sangat bersemangat, bahkan bunda Sari ibunya mas Abhi bilang jika mas Abhi sedari kecil memang tidak banyak berbicara dan cukup dingin, tapi jujur saja Nara Juga mendapatkan fakta bahwa sang suami yang melamar dirinya atas kemauan sendiri dan bukan dorongan dari bunda Sari.
Abhi merebahkan tubuhnya di samping Nara, sementara gadis itu juga tiduran di samping Abhi dengan tatapan penuh arti, dia melihat supaya sudah menutupkan kedua matanya.
"Mas.... Mas Abhi" Panggil Nara dengan sedikit menggoyangkan lengan sang suami.
"Kenapa?" Satu kata pertama yang dia dengar setelah ijab qobul tadi pagi, Nara tersenyum jahil dan memeluk Abhi dia juga mendusel-dusel di sekitar dada Abhi, Nara tidak perduli jika dirinya di cap sebagai wanita yang penggoda yang menggoda suaminya sendiri di malam pertama pernikahan mereka.
"Mas ini malam pertama kita loh...." Balas Nara, dia terus memeluk sang suami
"Saya capek mau tidur, memang nya kamu tidak capek?" Nara mendengus dan melepaskan pelukannya, dia mengganti posisi tidurnya dengan membelakangi sang suami.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Abhi (END)
RomanceGimana rasanya nikah sama laki-laki mirip kanebo kering, sok dingin tapi nafsuan..... jangan lupa follow