10

20.8K 386 0
                                    

Follow anjrot....
.
.
.
.






Nara tengah di sibukkan dengan adonan donat di depannya, perempuan itu tengah ber asik ria membuat donat tentu saja untuk dia makan, sedari semalam Nara membayangkan donat dengan lumeran coklat dan di bentuk dengan lucu, bahkan perempuan itu sejak pagi sudah sibuk sendiri dan mengenyampingkan sang suami yang melarang Nara untuk beraktivitas berlebihan, padahal kan adonan yang di buat juga menggunakan mesin, belum lagi mencetak adonan donat juga dengan alat cetak, sementara itu yang menggoreng donat nanti bi asih, Nara hanya sok sibuk saja biar tidak bilang cuman bisanya makan.

"Mas kamu emang gak ke kantor desa gitu, dari tadi kamu ngeliatin aku terus, aku kan jadi salting hehe...." Nara melihat sang suami yang duduk di meja makan dan terus melihat aktivitas istri dan juga asisten rumah tangga nya tersebut.

"gak, hari ini ada teman polisi saya yang mau ke rumah!" Balas Abhi yang masih terus melihat Nara menguyel uyel adonan.

"Mau ngapain? Bukannya kali ini gak ada masalah ya, ko temen kamu yang polisi itu dateng?" Ucap Nara dengan nada heran. Karena biasanya kalau ada polisi yang datang ke rumah pasti suaminya lagi mengurus permasalahan

"Jangan sok lupa! Dia mau bahas soal anak nya Bu Jamal!" Nara mencebik mendengar nada sarkas suaminya

"Oh iya, heheh maaf lagian kan aku pikir masalahnya udah di tangani sama temen kamu aja"

"Gak bisa begitu, saya yang nyuruh dia untuk melakukan penyelidikan, saya juga punya peran penting untuk membantu para warga!" Nara memutarkan kedua bola matanya melihat tingkah sang suami

"Iya-iya bapak kepala desa" Abhi terlihat kesal ketika Nara membalas ucapannya dengan nada seperti mengejek.

"Assalamualaikum everybody!!!!!!!!" Nara kembali merutuki orang yang masuk kedalam rumahnya itu, ya siapa lagi kalau bukan adik perempuannya, memang kelakuan Rima kadang-kadang suka membuatnya pusing tujuh keliling karena tingkah manja dan juga di luar ekspektasinya.

"Eh hai... Teteh yang tambah tembem dan bang Abhi yang ganteng.... Rima si paling cantik mau numpang makan karena ibu dan bapak sedang pergi bersama A Saka yang sedikit laknat meninggal daku seorang di rumah tanpa ada makanan sedikitpun..." Nara berdecak kesal mendengar nada adiknya yang di dramatisir seakan-akan dia adalah orang yang paling tersakiti di muka bumi ini.

"Memang nya kemana ibu sama bapak??" Tanya Abhi kepada adik iparnya.

"Ke kota tadi pagi-pagi, beli keperluan buat A saka nanti kuliah sama jalan-jalan mungkin!! Soalnya kan A saka itu anak kesayangan ya... Jadi sebagai anak yang paling kecil aku hanya bisa berlapang dada di tinggal di rumah sendiri!" Rima duduk di samping Abhi dan memakan gorengan yang Nara suguhkan untuk suaminya.

"Halah... Jangan suka drama deh, lagian kamu sih bangun nya suka siang jadi di tinggal sama yang lain, harusnya anak gadis itu bangunnya pagi, bukannya kamu pengen kuliah di luar negeri? Harusnya kamu belajar mandiri dari sekarang, nanti kamu juga bakalan tahu sendiri gimana rasanya hidup jauh dari keluarga, semua harus di lakukan sendiri apalagi di luar negeri, masih mending teteh di jakarta kalau pulang butuh waktu berjam-jam, nah kalau ke luar negri kan butuh berhari-hari kalau pulang belum lagi ongkos pesawat yang mahal! Makannya belajar mandiri dari sekarang biar nanti kalau kamu udah merantau gak kaget!!" Abhi hanya menggelengkan kepala mendengar penuturan sang istri yang sudah mulai menjadi ibu-ibu yang banyak bicara, sementara Rima terus mengejek kakaknya

"Nyinyinyi... Lagian kalau jakarta cuman butuh beberapa jam kenapa teteh jarang pulang udah kaya bang Toyib, kalau gak di paksa sama ibu pasti gak bakalan pulang kan?? Lagian kan aku cuman bilang kalau si kecil yang manis ini di tinggal sama ibu, bapak dan A saka ke kota, padahal kan aku juga pengen ikut mau beli sepatu baru yang lagi tren, kenapa jadi ngebahas kuliah ke luar negri sih?!" Ucap Rima dengan nada kesal

Mas Abhi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang