Love:)
.
Bruk....
Nara menjatuhkan tubuhnya yang terasa letih setelah seharian dia berkeliling mengikutinya suaminya untuk pergi ke rumah para kerabatnya, meskipun begitu ibu hamil itu selalu merasa kenyang dengan hidangan yang di berikan dari setiap rumah yang dia datangi.
"Saya mau keluar dulu" Nara yang tengah membaringkan tubuhnya sontak terbangun melihat suaminya yang masih memegangi kunci mobil.
"Mau kemana?? Ikut...." Balas Nara dengan manjanya, entah mengapa hari ini dirinya enggan berjauhan dengan sang suami.
"Jangan, saya cuman ke kebun sebentar, habis itu saya pulang" balas Abhi yang masih terlihat santai dengan sikap manja istrinya
"Enggak mau, pokonya ikut.." Abhi hanya menghela nafas melihat rengekan sang istri.
"Kamu pasti capek lebih baik istirahat" balas Abhi masih berusaha untuk membujuk istrinya
"Gak mau, pokonya aku ikut, kalau gak ikut kamu gak boleh keluar!!" Meskipun ancaman istrinya yang tidak berpengaruh apa-apa, laki-laki itu memutuskan untuk tidak jadi pergi apalagi jika istrinya harus ikut, bukannya dia melarang hanya saja istrinya sudah melakukan aktivitas yang cukup banyak hari ini dia takut jika perempuan itu akan lebih kelelahan nantinya.
"Loh ko bajunya di buka, bukannya mau pergi??" Tanya Nara yang melihat Abhi sudah menyimpan kunci mobil dan tengah membuka baju untuk menggantinya dengan kaos.
"Saya gak jadi pergi, saya gak mau kamu kenapa-kenapa kalau ikut, tahu sendiri kan kalau rute ke kebun gak terlalu bagus" Nara merenggut kesal dan memanyunkan bibirnya yang terlihat berisi itu
"Bukan karena kamu nyembunyiin sesuatu kan??" Ucap Nara dengan penuh selidik
Abhi menghela nafas, laki-laki itu menaiki kasur dan membaringkan tubuhnya di samping sang istri yang tengah duduk.
Abhi menarik Nara dengan pelan dan memeluk perempuan itu kedalam pelukannya "kamu tuh kalau mikir suka kejauhan, lebih baik ganti pemikiran kamu ke yang lebih positif lagi"
"Ya kan siapa tahu kamu menyembunyikan sesuatu yang aku gak tahu, soalnya kamu gak mau aku ikut kan ke kabun??" Sebenarnya Abhi bingung tentang pemikiran istrinya yang terkadang berjalan tidak sesuai jalur.
"Lain kali coba kamu belajar untuk gak over thinking apalagi sampe negatif thinking kaya gitu, lagian kalau saya nyembunyiin sesuatu sama kamu juga ngapain" mendengar jawaban tersebut Nara kembali merasa kesal, kemudian perempuan itu memainkan dada sang suami dan mencubitnya.
"Trus masalah kamu yang gak bilang-bilang soal semua pekerjaan kamu itu gimana? Kamu kan cuman bilang kalau kerjaan kamu tuh selain kades kamu punya bisnis kecil-kecilan!" Nara merenggut kesal ketika mencoba meluapkan kekesalannya kepada sang suami.
Nara masih ingat ketika sebelum menikah, perempuan itu meminta untuk berdiskusi dan saling melihat kepribadian satu sama lain Nara bertanya rentetan pertanyaan kepada Abhi dan salah satu rentetan pertanyaan itu salah satunya adalah tentang pekerjaan Abhi.
Karena Nara masih bingung ketika orang tuanya berkat Abhi adalah seorang kepala desa namun jika laki-laki itu hanya seorang kepala desa rasanya aneh ketika dirinya mengendarainya mobil yang harganya lebih dari satu milyar, sampai akhirnya Abhi mengatakan jika dirinya mempunyai pekerjaan lain sebagai pembisnis kecil-kecilan.
Tentu saja jawaban Abhi sangat sulit untuk di percayai oleh Nara, hingga dia bertanya kepada adiknya tentang bisnis yang di geluti oleh calon suaminya, dari sanalah Nara mendapatkan fakta yang cukup mencengangkan jika bisnis kecil-kecilan yang Abhi ucapkan tempo hari itu adalah bisnis perkebunan teh yang tanahnya berhektar-hektar belum lagi pabrik dan juga beberapa toko sembako yang dia punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Abhi (END)
RomanceGimana rasanya nikah sama laki-laki mirip kanebo kering, sok dingin tapi nafsuan..... jangan lupa follow