18. Tamasya

27 8 1
                                    

“Kamu sudah pulang?”

Yonghwa menganggukan kepalanya dan memijat tengkuknya. “Di mana Eunmi?”

“Dia baru saja tertidur setelah mandi.”

Yonghwa mengangguk dan berjalan ke sofa. Dia menghempaskan tubuhnya di sana setelah melepas mantelnya.
“Wae? Apa kamu merasa tidak enak badan?”

Yonghwa menggelengkan kepalanya. “Aku hanya lelah.”

Dia menutup matanya dan membukanya beberapa saat kemudian. Dia menatap Shinhye yang mengambil mantelnya. “Shinhye, apa kamu tahu cara memijat?”

Shinhye menegakkan tubuhnya dan menatap Yonghwa. “Memijat?”

“Ndeh. Aku rasa bahuku sakit saat aku mengunjungi proyek.”

“Ndeh.” Shinhye meletakkan mantel dan berjalan ke arah Yonghwa.

“Apa kamu ingin aku melakukannya di sini?” Shinhye bertanya dengan sopan.

“Bisakah kamu melakukannya bila aku berbaring?”

Shinhye mengangguk.

“Ayo ke kamarku.” Yonghwa berjalan ke kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya.

Shinhye duduk di samping Yonghwa dan mulai memijat bahunya dengan pelan.

“Bisakah kamu memijatnya lebih keras?”

Shinhye mengangguk dan memijat lebih keras. Dia menggerakkan jari kecilnya di bahu lebar Yonghwa dengan hati-hati.

Yonghwa tertidur beberapa menit kemudian. Shinhye beranjak dari tempat tidur Yonghwa tanpa suara lalu dia berjalan ke dapur.

Shinhye mengambil ayam dari lemari es untuk membuatkan Yonghwa sup ayam dengan ginseng.

“Dia pasti sangat lelah. Dia tidak pernah meminta bantuanku dalam kondisi apa pun.” Shinhye berkata pada dirinya sendiri saat dia menaruh semua bahan sup ke dalam panci. Dia membiarkannya mendidih sebelum berjalan ke kamarnya. Dia melirik Eunmi yang sedang tidur nyenyak di ranjangnya sebelum dia berjalan ke kamar mandi untuk mandi.

***

“Maaf aku tertidur.”

“Gwenchana. Kamu pasti lelah.” Shinhye tersenyum dan meletakkan makanan di atas meja.

Yonghwa mengikuti di belakangnya dan membantu Shinhye membawa hidangan lainnya.
“Terima kasih Shinhye. Pijatanmu benar-benar enak. Aku merasa jauh lebih baik.”

Yonghwa tersenyum dengan tulus. Shinhye mengangguk.

“Ayo kita makan bersama.”

“Gwenchana, aku akan makan nanti.”

“Makan saja sekarang.” Suara Yonghwa terdengar tegas. Shinhye mengangguk dan duduk di kursi yang berseberangan dengan Yonghwa.

“Kemana kamu pergi pagi ini?” Yonghwa bertanya saat mereka sedang makan.

“Kami merayakan ulang tahun teman baikku.”

Yonghwa mengangguk. “Apa kamu bersenang-senang?”

“Ndeh.” Shinhye menjawab singkat.

“Maaf aku tidak pernah mengajakmu keluar sejak kita menikah.”

“Gwenchana, aku mengerti.” Shinhye tersenyum hambar dan makan makanannya dengan tenang.

Yonghwa mendesah sebelum dia tersenyum. “Ayo kita pergi besok.”

Shinhye menatap wajah Yonghwa tak percaya.

“Aku tidak pernah pergi ke mana pun dengan Eunmi. Ayo kita pergi ke suatu tempat yang sesuai untuknya, oke.”

Reach For The RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang