32. Bulan Madu

30 7 0
                                    

“Jeju?”

Yonghwa tersenyum dan mengangguk. “Ndeh. Kamu tidak akan menikmatinya jika kita pergi ke luar negeri.”

Shinhye tersenyum. “Terima kasih.”

“Gwenchana. Mari kita nikmati waktu kita di sana. Karena itu dekat, kamu tidak perlu mengkhawatirkan putri kita ndeh.”

Shinhye mengangguk dan menggenggam tangan Yonghwa lebih erat.

“Kajja.”

Mereka berjalan masuk ke pesawat dengan senyum yang menghiasi wajah mereka.

***

“Bergantilah. Kita seharusnya pergi dan mengunjungi tempat-tempat yang indah di sini.”

Shinhye mengangguk dan masuk ke kamar mandi. Dia keluar setelah beberapa saat, dia mengenakan gaun musim panas selutut berwarna biru dengan kardigan warna krem. Yonghwa tersenyum lebar dan tidak tahan untuk mencium istri tercintanya itu.

“Kajja.”

Shinhye mengangguk dengan semangat.

Mereka pergi ke Glass Castle (Museum Seni Kaca) dan Yeomiji Botanical Garden (Taman Botani Yeomiji) terlebih dahulu.

‘Jeju Glass Castle‘ adalah taman hiburan seni kaca yang menampilkan ruang pameran, taman dan berbagai macam model yang semuanya terbuat dari kaca. Ada enam tema taman model, di mana lebih dari dua ratus lima puluh model dipamerkan. Termasuk labirin kaca terbesar di dunia, bola kaca terbesar dan berlian kaca terbesar di dunia, dinding kaca, danau cermin, dan jembatan kaca. Ada juga karya seni kaca para seniman internasional yang terkenal dari Italia, Republik Ceko, Jepang, dan masih banyak lagi lainnya.

Kebun Raya Yeomiji adalah kebun botani terbaik di Asia yang memiliki atmosfer selatan yang unik. Taman yang berada di dalam terdiri dari sekitar 2.000 tanaman tropis dan subtropis yang langka termasuk Taman Bunga, Taman Bunga Teratai, Taman Rimba, Taman Buah Subtropis, Taman Kaktus dan Sukulen, dan Platform Observasi.

Mereka juga mengunjungi Museum Teddy Bear sebelum mereka pergi ke restoran untuk makan malam.

“Apa kamu bersenang-senang, Yeobo?”

Shinhye tersenyum manis dan mengangguk.

“Aku senang kalau kamu menikmatinya. Apa kamu lelah?”

“Ani. Wae?”

Yonghwa tersenyum lebar dan menggelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa.”

“Kita harus mengajak Eunmi lain kali. Dia akan sangat suka di Museum Teddy Bear.”

“Ndeh. Kita akan mengajaknya lain kali.” Yonghwa tersenyum.

“Jinna?” Tanya Shinhye penuh semangat.

“Jinja. Tapi kamu harus melakukan sesuatu untukku.”

“Apa itu?”

“Aku akan memberitahumu nanti. Makanlah. Ini sangat lezat.” Yonghwa tersenyum lebar dan memakan makanannya.

***

“Kemarilah.” Panggil Yonghwa begitu Shinhye keluar dari kamar mandi. Air yang menetes dari rambut istrinya membuatnya merasa lebih panas. Shinhye sangat membuat kecanduan. Baju tidur tanpa lengan yang seharusnya terlihat imut menjadi terlihat seksi pada Shinhye.

“Biarkan aku mengeringkan rambutmu. Duduklah.”

Shinhye menuruti suaminya dan duduk di tempat tidur. Yonghwa mengeringkan rambutnya dengan hati-hati sambil tersenyum.

“Yeobo.”

“Hmm.” Jawab Shinhye dengan dengungan.

Yonghwa membungkuk dan memberi ciuman di bahu Shinhye. Dia menyisir rambut Shinhye dari lehernya dan meninggalkan bekas di atasnya.

Shinhye gemetar karena sentuhan halus Yonghwa. Dia menutup matanya saat tangan Yonghwa bergerak di sekujur tubuhnya. Yonghwa menggigit telinga Shinhye sambil membisikkan kata-kata manis.

“Aku mencintaimu, Yeobo.” Ucap Yonghwa sebelum dia mencium tengkuk dan bahu Shinhye lagi. Dia lalu memberi ciuman dari garis rahang ke bahu Shinhye dengan wajah yang tersenyum. Dia memasukkan tangannya ke dalam baju tidur istrinya dan membelai perutnya yang membuat Shinhye cekikikan.

“Wae?”

“Ini geli.”

Yonghwa tersenyum. “Kamu tidak bisa menahannya?”

“Ndeh.”

Yonghwa menarik tangannya dan sebagai gantinya memeluk Shinhye.

“Ini malam yang indah ‘kan, Yeobo.”

“Ndeh. Ini mengingatkanku pada acara sekolah kita dulu. Itu adalah saat yang menyenangkan saat kami bernyanyi bersama di bawah langit malam.”

Yonghwa membelai lengan Shinhye dan mencium bahunya lagi.

“Haruskah aku menyanyikan sebuah lagu untukmu?”

Shinhye segera berbalik dan menatap Yonghwa dengan ekspresi terkejut. “Kamu bisa bernyanyi?”

“Tentu saja. Tapi kurasa aku tidak bisa menyelesaikan lagunya.”

“Wae?”

Yonghwa tertawa kecil. Istrinya terlalu polos untuk memahami keinginannya sekarang.

“Aku akan bernyanyi untukmu besok.”

“Ndeh.”

Yonghwa memegang pinggang Shinhye dan membuat istrinya itu duduk di pangkuannya; menghadapnya. Dia meraih tangan Shinhye dan menaruhnya di lehernya.

“Jangan membuat alasan hari ini, Yeobo. Aku sudah menunggu malam ini sejak lama.”

Shinhye tersipu dan mengangguk.

Yonghwa mencium hidung Shinhye dan tersenyum. “Aku mencintaimu.”

“Aku juga.” Jawab Shinhye dengan malu-malu.

“Aku ingin mendengar tiga kata itu.”

“Ndeh?”

“Katakan padaku kalau kamu mencintaiku, Yeobo.”

Shinhye perlahan memandang wajah Yonghwa. “Aku mencintaimu.”

Yonghwa menyeringai dan menarik Shinhye mendekat. Dia meletakkan kepalanya di dada Shinhye sambil menikmati aroma tubuh istrinya. Dia melepas Shinhye dan menatap matanya sambil tetap memegang pinggangnya.

“Haruskah kita memberi Eunmi seorang dongsaeng?”

Shinhye tersenyum. “Aku akan menyerahkan keputusannya padamu.”

“Jinja?”

Shinhye mengangguk.

“Jadi, ayo kita mulai dari hari ini.”

Yonghwa memegang pipi Shinhye dan mencium penuh bibirnya. Dia mencium istrinya perlahan sementara Shinhye bergerak seiring dengan iramanya.

“Aku akan melakukannya dengan pelan ndeh. Jangan takut.”

Shinhye mengangguk.

Yonghwa merebahkan Shinhye dengan hati-hati di atas tempat tidur sebelum melepas kaos dan celana panjangnya. Dia naik ke atas tubuh Shinhye dan mencium wajahnya dengan cinta. Dia melepaskan pakaian tidur istrinya dan melemparnya ke lantai; menyisakan Shinhye dengan pakaian dalamnya.

“Kamu cantik.” Ucap Yonghwa sambil tersenyum.

“Kamu sangat cantik.” Yonghwa mencium kening Shinhye.

“Kamu milikku.” Yonghwa mencium bibir Shinhye dengan penuh gairah. Dia melepaskan pakaian yang tersisa pada keduanya sebelum dia melanjutkan menikmati manisnya istrinya.

Reach For The RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang