19. Kata Pertamanya, Kenangan Kelamnya

24 7 0
                                    

“Halo. Benarkah? Oke, terima kasih Jonghyun.” Yonghwa mengakhiri telepon itu dan tersenyum.

“Aku bisa sedikit tenang dengan adanya mereka di sekitar Shinhye.” Pikir Yonghwa sambil mengenakan dasinya. Dia menyisir rambutnya dan tersenyum pada bayangannya sebelum dia turun ke ruang makan.

Dia melihat Shinhye di dapur, sedang membuat panekuk untuk sarapan. Dia tersenyum dan berjalan menghampiri putrinya. Eunmi sedang bermain sendirian di kursi bayinya.

“Eunmi ya, aku akan ke sana sebentar lagi, Ndeh.” Kata Shinhye dari dapur.

“Tidak apa-apa Shinhye. Aku di sini.” Jawab Yonghwa, dan dia membawa Eunmi ke meja makan. Dia duduk di kursi dan Eunmi dia dudukkan di meja.

“Yonghwa, dia belum mandi.”

“Gwenchana.”

Yonghwa mencium pipi Eunmi. “Putriku selalu berbau harum, kan?”

Yonghwa memainkan hidung Eunmi dengan hidungnya yang membuat Eunmi tertawa geli.

“Eomma.” Kata Eunmi tiba-tiba.

“Apa yang kamu katakan Eunmi ya? Katakan lagi?”

“Eomma.” Jawab Eunmi sambil bertepuk tangan. Dia terus mengulangi kata-kata itu dengan senyum ceria.

“Shinhye, dia berbicara.” Kata Yonghwa tertegun.

“Benarkah?”

Shinhye menyeka tangannya dan berjalan ke arah Yonghwa. Begitu melihatnya, Eunmi mengulurkan tangannya pada Shinhye.

“Eomma.” Kata Eunmi sambil cekikikan.

Shinhye tersenyum dan memeluk makhluk kecil itu penuh cinta.

“Kamu memanggilku Eomma?”

Shinhye mengalihkan pandangannya pada Yonghwa. “Ini kata pertamanya.”

“Dia tahu kamu adalah Eomma-nya, Shinhye.” Yonghwa tersenyum dan memegang bahu Shinhye. Dia meremas bahu Shinhye.

“Kamu adalah ibu yang hebat. Eunmi mendapat ibu yang hebat.”

Shinhye tersenyum dan mencium pipi Eunmi.

“Ayo kita sarapan.”

Shinhye mengangguk dan menempatkan Eunmi di kursinya sebelum dia menyiapkan meja.

***

“Aku mempekerjakan dua orang pengawal.”

Shinhye yang sedang menyuapi Eunmi mengalihkan pandangannya pada Yonghwa.

“Ini untuk keselamatanmu dan Eunmi.” Kata Yonghwa dengan tenang dan memasukkan sepotong panekuk ke dalam mulutnya.

Shinhye tidak berbicara. Dia terus menyuapi Eunmi.

“Apa kamu tidak masalah dengan itu?”

Shinhye mengangguk. “Itu terserah padamu.”

Yonghwa menatap wajah Shinhye. “Sepertinya kamu tidak menyukai ide ini.”

Ya. Yonghwa sepenuhnya benar. Shinhye tidak ingin ada pengawal, bahkan satu pun mengganggunya. Dia akan ditanya dalam setiap langkahnya. Itu seperti hidup di dalam penjara sekali lagi.

“Ani. Aku tidak masalah.” Kata Shinhye akhirnya.

Yonghwa mendesah. “Aku takut Yoomi akan melakukan sesuatu untuk menyakiti Eunmi, untuk menyakitimu. Itu sebabnya aku membuat keputusan ini. Dia terus mengancamku dan teman-temanku.”

Shinhye menyeka mulut Eunmi dengan tenang. “Tidak apa-apa. Aku tidak masalah dengan itu.”

“Aku tahu kamu akan mengerti. Ini bukan berarti aku tidak percaya padamu; hanya saja aku ingin memastikan kalian berdua aman saat aku bekerja.”

Reach For The RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang