Tejo dan Rukmini bosan hidup miskin. Ia mencari cara agar dapat kaya dengan cepat. Akhirnya Tejo membuat perjanjian dengan Siluman Ular untuk bisa kaya. Tejo rela menikahi Siluman Ular sebagai persyaratan untuk mendapatkan kekayaan. Tejo dan Ratu Si...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua manusia itu berlari di gelapnya malam, sesekali salah satunya jatuh terjerembab. Setelah berada jauh dari rumah Tejo, mereka berdua berhenti. " itu tadi benar pocong kan yang menghadang kita waktu di belakang rumah Tejo..?"kata salah satu centeng juragan Sukma. " iya.. Wajahnya hancur tepat di mukaku.." jawab temannya dengan napas ngos-ngosan. " kita lapor juragan Sukma saja.." ucap salah satunya sambil melihat sekelilingnya dengan rasa takut. Terlihat rumah besar dengan penerangan yang cukup terang. Rumah paling mentereng di desa itu. Tampak beberapa anak buah Sukma berada di depan rumahnya. " ada apa kamu lari-lari seperti orang ketakutan..? Di kejar hantu..?" tanya teman lainnya. " iya.. Benar..!!" jawabnya. " dimana..?" tanya temannya lagi. " di belakang rumah Tejo." jawabnya gemetar. " nih.., kamu minum dulu, baru lapor ke juragan. Sama hantu saja takut.." kata centeng lainnya. Kedua centeng yang ketakutan tadi minum air yang diberi oleh temannya. Hanya sekali teguk, air putih dalam gelas jumbo itu habis. " aku mau menemui juragan.." katanya. " ada di dalam, sedang dengan perempuan." kata centeng satunya. Kedua orang suruhan itu mengetuk pintunya. " masuk.." terdengar suara berat dari dalam rumah. " bagaimana.., sudah kamu teror rumah Tejo..?" tanya juragan Sukma. " maaf juragan, tadi kami berdua ada yang menghalangi. Kami belum sempat menerornya." jawab salah centengnya dengan wajah tertunduk. BRAKK..!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Juragan Sukma menggebrak mejanya. Ia berdiri menghampiri kedua centeng itu. " katakan.., siapa yang menghalangi kalian, ada berapa orang.. Aku tidak takut..!! " bentaknya sambil teriak. " tiga tuan.." jawab centeng itu. " hanya tiga kalian takut..!!" hardik juragan Sukma sambil mencekik leher kedua centengnya. " ampun juragan, bukan manusia.." jawabnya. " apa kamu bilang..? Bukan manusia..? Lalu apa..? Macan..? Ular..?" teriak Sukma. " po..pocong...,juragan.." jawab nya gemetar. " ahh.. Kamu hanya berhalusinasi saja. Mana ada pocong, Aku lahir disini sampai seusia sekarang, belum pernah ada yang namanya pocong di desa ini..!! " kata Sukma sambil melotot. " kalian berdua keluar.. Gak ada guna kamu disini." kata Sukma dengan wajah merah. " Imron.. Imron..!!" teriak juragan Sukma menggelegar di malam yang sepi itu. Centeng bernama Imron masuk ke dalam menemui juragan Sukma. " saya juragan.." jawabnya sambil menunduk. " bawa beberapa orang, datangi rumah Tejo. Lihat apa benar ada pocong di sana." perintah Sukma. " baik juragan.." jawab Imron. Imron keluar dari ruang tamu juragan Sukma, lalu mengajak 5 orang untuk mendatangi rumah Tejo.