Saat itu di alam manusia sudah menunjukkan jam 21.00 malam. Desa itu sangat sepi sekali, Rumah Tejo yang dulu sempat ramai karena jualannya, kini kembali hening. Karena Rukmini merasa kesepian ditinggal Tejo yang sudah 2 bulan di bawa oleh Nyai Asih. Tempat yang digunakan Tejo untuk ritual itu masih belum dilihat oleh Rukmini, ada apa di dalamnya. Rukmini sering berada di rumah orang tuanya, yang letaknya di desa sebelah. Hanya dua orang yang beronda malam itu secara bergantian. Semenjak meninggalnya Ki Askina, desa itu semakin mencekam. Rumor yang terdengar bermacam-macam. Ada yang bilang bahwa arwah Tejo yang membalasnya. Ada juga yang mengatakan bahwa Ki Askina terkena santetnya sendiri yang dikembalikan oleh dukun lain.
Yang saat ini ramai hanya di rumah juragan Sukma. 10 dukun yang di sewanya itu semua berkumpul di teras dengan menyalakan dupa dan sesajen. Mereka mengetahui ada siluman ular yang mengintai keberadaan juragan Sukma. Para dukun pun memanggil demit-demit peliharaannya. Ada pasukan buto ijo, ada yang di ambil dari puncak gunung yang datang dengan ribuan pasukannya. Ada juga genderuwo, siluman harimau, dan bermacam lelembut siap menghadapi Nyai Asih dan pasukannya.Di istana ular, beberapa pasukan juga sudah mempersiapkan diri. Nyai Asih juga sudah mengetahui jika dirumah Sukma ada pasukan yang di datangkan oleh dukun-dukun bayaran. Nyai Asih tak gentar sedikitpun, ilmu dukun-dukun itu sangat jauh dari ilmu yang dimilikinya. Nyai Asih hanya ingin membinasakan Sukma seperti Ki Askina yang telah melukai calon suaminya.
" pasukan dan kereta kencana sudah siap ratu.." kata panglima.
" baiklah.., kamu tidak usah ikut berperang. Biarkan pasukanmu yang meluluh lantakkan demit-demit pinggiran itu." hina ratu ular dengan mencibirkan bibirnya.
" aku nanti yang akan menghabisi Sukma." kata ratu ular lagi.
" baik ratu.." jawab panglima.
Nyai Asih pun berpamitan dengan Tejo yang sedang duduk di kamar memulihkan kondisinya yang hampir sembuh.
" suamiku.., aku tinggal sebentar untuk membuat perhitungan dengan Sukma, agar dia tidak mengganggu penduduk desa dan juga Rukmini. Kamu tahu jika Rukmini akan jadi targetnya untuk di santet..?" tanya Nyai Asih.
" hah..!! Rukmini juga mau di santet..?" tanya Tejo kaget.
" iya.., Sukma mengira yang membunuh Ki Askina adalah Rukmini, karena Ia dendam. Kini Sukma sudah mengumpulkan 10 dukun untuk melawanku, mereka juga membawa pasukan lelembutnya." kata Nyai Asih.
" kamu tunggu aku di sini saja, pulihkan tubuhmu. Karena lusa kita akan merayakan pernikahan." Jawab Nyai Asih.
" baik Nyai.., berhati-hatilah." Pesan Tejo.
" jangan khawatir suamiku." Ucap Nyai Asih, lalu mengecup bibit Tejo.
Nyai Asih pun berangkat dengan kereta kencananya. Dengan diiringi para prajurit yang di pimpin oleh panglima naga.Nyai Asih bersama pasukannya sudah masuk ke dimensi manusia. Kini Nyai Asih menampakkan wujudnya di halaman depan rumah juragan Sukma. Sementara dengan kasat mata panglima naga bersama prajuritnya sedang berhadapan dengan demit-demit dukun sewaan Sukma.
Para centeng dan 10 dukun terkejut dengan hadirnya Nyai Asih dengan wujud wanita cantik. Mereka antara takut dan terkesima.
" dimana Sukma, suruh keluar. Aku akan membuat perhitungan dengannya." Seru Nyai Asih.
Para centeng mengeluarkan goloknya. Dan para dukun mulai komat kamit membaca mantra, agar para dedemitnya menyerang Nyai Asih.
" percuma kamu memanggil demit-demitmu. Mereka sudah terkepung oleh prajutitku. Kamu serahkan Sukma, atau kalian juga binasa.!!" Hardik Nyai Asih.
Juragan Sukma mendengar suara ancaman Nyai Asih dari dalam rumahnya. Salah satu dukun memanggil bala bantuan, dan seketika ratusan setan mengepung Nyai Asih. Namun itu tak membuat gentar Nyai Asih. Ia kibaskan selendangnya dan mengenai ratusan tubuh setan yang di datangkan oleh dukun itu.
" hahaha... ilmumu tidak ada apa-apanya denganku manusia sesat..!!" Bentak Nyai Asih sambil menghentakkan kakinya di tanah.
Seketika semua tempat sajen berantakan, para dukun terprlanting, begitu juga dengan para centeng yang sebagian melarikan diri. Nyai Asih pun merubah wujud aslinya. Seekor ular besar dengan sisik emas, lidahnya mengeluarkan api, dan di semburkan ke rumah juragan Sukma. Halaman depan rumah juragan Sukma sudah terbakar. Ekor nya menyambar bagai petir menghunus tubuh para centeng dan dukun. Sementara didalam rumahnya, juragan Sukma sedang ketakutan. Beberapa centeng ada yang meninggal, ada yang memilih menyelamatkan diri. Teriakan minta tolong Sukma pada dukun dan centengnya hanya sia-sia. Karena kini hanya dia sendiri berhadapan dengan Nyai Asih. Sebagian rumahnya terbakar dan hancur.
Sementara para prajurit panglima naga telah menghancurkan para demit yang sudah ditinggal oleh pemujanya.
Juragan Sukma bersujud di tanah, memohon ampun pada Nyai Asih yang wajahnya merah karena murka.
" ampun...siapapun namamu aku minta ampun.." rengek Sukma.
" kamu sudah menyakiti dan hampir membunuh orang yang aku cintai. Kini kamu harus merasakan sakitnya, seperti yang diterima oleh Askina..!!" Suara gemertak gigi tajam Nyai Asih bertatapan.
" ampun..ampun..tolong..!! Tolong..!!" Teriak Sukma di malam yang mencekam itu.
Nyai Asih pun melepaskan sisik-sisiknya dan menancap di sekujur badan dan wajah Sukma. Seperti yang dirasakan Askina, kini Sukma mengerang kesakitan, sambil meminta tolong. Amarah Nyai ditumpaskan dengan melilit tubuh Sukma, hingga membuatnya sulit bernapas. Tidak hanya sampai disitu, Nyai Asih mengambil tombak prajuritnya yang ikut menyaksikan. Lalu ditancapkannya tubuh Sukma yang sudah tak berdaya itu di ujung tombak. Kini jasadnya sudah terpajang didepan rumahnya yang sudah luluh lantak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Siluman Ular
TerrorTejo dan Rukmini bosan hidup miskin. Ia mencari cara agar dapat kaya dengan cepat. Akhirnya Tejo membuat perjanjian dengan Siluman Ular untuk bisa kaya. Tejo rela menikahi Siluman Ular sebagai persyaratan untuk mendapatkan kekayaan. Tejo dan Ratu Si...