Tejo dan Rukmini bosan hidup miskin. Ia mencari cara agar dapat kaya dengan cepat. Akhirnya Tejo membuat perjanjian dengan Siluman Ular untuk bisa kaya. Tejo rela menikahi Siluman Ular sebagai persyaratan untuk mendapatkan kekayaan. Tejo dan Ratu Si...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Darshwana menghadap ibunya yang sedang memunggunginya. Wajah merah terpendam, amarahnya tertahan karena Darshwana adalah putrinya. " Sudah tahu kan kenapa ibu memanggil kamu. " Tangannya dilipat di depan dada.
" Iya bu, aku tahu. Untuk itu aku langsung datang menghadap." Darshwana berdiri di balik punggung ibunya.
" Mengapa kamu tidak memberitahu ibu, kalau Tejo dan istrinya mempunyai anak?" Nyai Asih membalikkan badannya, dan menatap dengan sorot mata tajam kepada Darshwana.
" Aku juga baru mengetahuinya bu." Jawab Darshwana tanpa menatap mata ibunya.
" Mana mungkin, kesaktianmu bisa melihat bila istri bapakmu itu mengandung. Jangan-jangan kamu sekongkol dengan Tejo. Dia harus menumbalkan bayi itu untuk aku!" Geram Nyai Asih.
" Tidak ibu!! Yang di kandung istri bapak adalah adikku, masih ada keturunan dari leluhur kita. Dia masih satu leluhur dengan kita. Pak tua itu telah menutup penglihatanku supaya aku tidak bisa mengetahui kehamilan Rukmini. Ibu juga tidak bisa melihat kan? Sampai bu Rukmini akan melahirkan bayinya?" Kata Darshwana.
" Pak tua sakti, siapa!!" Katanya dengan angkuh.
" Dia tidak menyebutkan namanya. Namun kakek itu melindungi aku, Rukmini dan bayinya." Kata Darshwana.
" Berani sekali kakek itu mencampuri urusanku!!" Wajah Nyai Asih mendadak menjadi merah.
" Pengawal!! Masukkan dia kedalam penjara paling dalam di bawah tanah!!" Titah Ratu Siluman Ular kepada prajuritnya.
" Ibu!! Tidak ingatkah engkau bahwa kesaktianku hampir sama denganmu!! Aku mendapatkan tugas untuk menyelamatkan keluargaku!!" Hardik Darshwana sambil memasang kuda-kuda.
Panglima perang istana berdiri di depan Darshwana. Dia yang selama ini menjaga Darshwana, kini di perintah untuk menangkap dan menjebloskannya kedalam penjara bawah tanah.
" Masukkan dia kedalam penjara, kurung dan jangan diberi makan!!" Titah sang Ratu ular.
Panglima perang meminta pasukannya untuk menangkap Darshwana. Tangannya di pegang kiri dan kanan, serta beberapa tombak mengarah ke dada dan punggung Darshwana.
Hanya dengan gerakan memutar saja, semua tangan dan tombak terlepas dari tubuh Darshwana, bahkan semua prajurit yang menangkapnya terlempar. Melihat itu, Ratu siluman Ular marah besar. Dan berubah wujud berbadan ular.
" Bunuh dia!!" Perintah Nyai Asih dengan suara memekik.
Ada sekitar 50 prajurit ditambah dengan panglima istana, melawan Darshwana sendirian. Ratu Siluman Ular hanya melihatnya dengan ekornya bersisik emas penuh api bergerak ke kiri dan kekanan. Darshwana meskipun sendirian, Ia berhasil membantai satu persatu prajurit Nyai Asih.
Tiba-tiba burung elang besar bersama dengan yang lainnya menyerbu istana kerajaan Siluman Ular. Nyai Asih pun terkejut, siapa yang membantu Darshwana dalam perang ini.