Tejo dan Rukmini bosan hidup miskin. Ia mencari cara agar dapat kaya dengan cepat. Akhirnya Tejo membuat perjanjian dengan Siluman Ular untuk bisa kaya. Tejo rela menikahi Siluman Ular sebagai persyaratan untuk mendapatkan kekayaan. Tejo dan Ratu Si...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tejo dan Rukmini sampai di rumahnya yang di desa sudah gelap. Mereka melewati warung pak Karto yang sudah ada beberapa warga yang nongkrong di warung itu.
" itu si Tejo dan Rukmini baru pulang ke rumah." Pak Karto menunjuk ke arah motor Tejo yang melintas di depan warungnya.
" mungkin pulang kerja," timpal Wahyu.
Mungkin juga baru pulang dari rumah dukunnya," sahut Darto yang berkepala botak.
" sudah jangan mengusik macan yang sedang tidur. Desa kita sudah tidak ada cerita hantu lagi. Kalau Tejo mendengar dan tersinggung, bisa mencekam lagi desa kita ini," seloroh Kamto yang bertubuh pendek.
Mereka semua terdiam tanpa bersuara, karena benar yang diucapkan Kamto. Tejo bisa berulah lagi jika kehidupannya kembali terusik.
Tejo dan Rukmini sudah sampai di rumahnya.
" bu, buatkan aku kopi." Tejo duduk di ruang depan sambil menselonjorkan kedua kakinya.
Rukmini memasak air di dapur, lalu masuk kedalam kamar mencoba perhiasan yang dibelikan suaminya tadi pagi. Di depan cermin Rukmini bergaya dengan menyibakkan rambutnya seolah memperlihatkan kilauan emas yang melingkar di lehernya.
" pak, lihatlah kalung ini." Rukmini bergaya ala model dengan menyibakkan rambut dan menunjukkan lentik jarinya yang mengenakan cincin emas.
" istriku ternyata cantik juga," gumam Tejo.
Tejo tersenyum memandang Rukmini yang masih beroutar, berlenggok di depan tempat dia duduk.
" carilah baju yang lebih bagus, agar kamu terlihat lebih cantik," puji Tejo yang membuat Rukmini tersipu malu.
" benar ya pak, nanti belikan aku baju yang bagus. Tapi jangan beli di pasar, sesekali kita jalan-jalan ke kota," pinta Rukmini dengan manja.
" iya bu, nanti setelah selesai mengerjakan kamar untuk Nyai Asih dan tempat jualan kita," kata Tejo.
" kapan pak mulai mengerjakannya?" tanya Rukmini sambil memainkan kalung emasnya.
" aku akan segera mencari orang yang bisa mengerjakannya dengan cepat," kata Tejo.
" sebentar pak, aku buatkan kopinya dulu." Rukmini hampir lupa jika ia sedang memasak air.
Setelah selesai membuatkan kopi, Rukmini mengantarkannya keluar.
" ini kopinya pak."
" terima kasih, bu." Tejo mengambil cangkir yang masih panas, dan memonyongkan mulutnya sambil meniup kopinya yang masih panas.
Rukmini kembali kedalam kamarnya. Tejo sendirian diluar, menikmati kopi dan sesekali menghisap rokoknya.
Tiba-tiba sekelebat angin berhembus kencang. Dan panglima siluman ular berdiri di depan pintu sambil membungkuk di hadapan Tejo.