Pagi itu, sekitar jam sepuluh, Tejo dan Rukmini menunggu di depan rumah yang akan di belinya. Kakek yang membersihkan itu mempersilahkan Tejo dan istrinya untuk masuk kedalam dan menunggu kedatangan pemilik rumah.
10 menit kemudian, sebuah mobil memasuki halaman itu. Seorang pemuda turun dari mobil dan langsung menemui Tejo dan Rukmini yang sudah menantinya di dalam.
" kenalkan saya Rama," ucap pemuda itu.
" saya Tejo, dan ini istri saya," jawab Tejo.
" sudah melihat semua ruangannya pak?" tanya Rama.
" sudah, kemarin," kata Tejo.
" rumah kuno pak, ornamen dan model rumahnya juga kuno." ucap Rama.
" iya, justru itu yang saya suka," kata Tejo.
Rama mengeluarkan buku sertifikat rumahnya. Dan juga tanda bukti pembelian rumah itu.
" ini uangnya, maaf baru dapat dari jual tanah warisan," kata Tejo berbohong.
" gak apa-apa, yang penting uangnya pas," jawab Rama mulai menghitung uang seratus ribuan yang sudah diikat dengan karet setiap 10juta nya.Hampir satu jam lebih, Rama menghitung uang itu sendiri.
Setelah selesai, Rama dan Tejo saling berjabat tangan. Sertifikat dan kunci rumah sudah ada di tangan Tejo. Kemudian Rama memberikan uang kepada pak tua yang biasa membersihkan rumahnya. Lalu kedua orang itu meninggalkan Tejo dan Rukmini yang berdiri di teras menatap halaman rumah.
" kapan pak kita mulai membersihkan rumah ini, dan mulai di tempati?" tanya Rukmini.
" sebentar bu, kata Nyai Asih rumah ini sudah lama tidak di tempati. Anak buah Nyai Asih akan membersihkan mahluk halus yang ada di rumah ini. Dan ada satu syarat yang harus aku penuhi," kata Tejo.
" apa itu pak? " tanya Rukmini.
" menyediakan ruangan untuk kedatangan Nyai Asih dan tempat pertemuanku dengannya. Kamar itu nanti harus bagus seperti kamar di istananya. Tapi ibu jaga jangan sampai ada yang masuk ke dalam situ, siapapun. Nanti kita celaka," kata Tejo mengingatkan istrinya.
" iya pak, kalau bisa jangan sampai terlihat dari luar," kata Rukmini.
" nanti di samping ini akan aku tutup dengan tembok. Jadi kalaupun kita berjualan, orang beli hanya di sekitar halaman saja," ucap Tejo.
" hari ini kita jadi ke bank atau tidak, pak?" tanya Rukmini.
" jadi bu, ayo sekarang berangkat. Kita kunci dulu pintu-pintu dan jendela yang terbuka," kata Tejo.
Setelah selesai mengunci semua pintu dan jendelanya, Tejo dan Rukmini bergegas ke salah satu bank untuk membuka rekening baru dan menabungkan beberapa ratus juta, sisa dari pembelian rumah.*******
Malam itu gelap gulita, rumah yang baru dibeli oleh Tejo, tampak redup karena belum diganti bolam lampunya. Tak ada yang berani menoleh ke arah rumah kuno yang tampak seram itu. Pohon besar berada di tengah halaman rumah. Hanya satu lampu yang menerangi pelataran luas itu. Rumah itu terkenal angker, karena banyak mahluk halus yang menampakkan wujudnya dan mengganggu pengendara ataupun pejalan kaki yang lewat di depan rumah itu. Salah satu alasan kenapa rumah berornamen ukiran jawa itu dijual oleh pemiliknya, dan tidak laku-laku. Begitu ada yang mau membelinya, pemilik rumah langsung menerima tawarannya.
Jam 22.00, jalanan sangat sepi, bahkan hampir kendaraan yang lewat memilih lebih menengah dari pada dipinggir jalan. Suasana di dalam rumah milik Tejo berseliweran mahluk halus, di dalam dan di luar sekitar halaman. Diatas pohon bergelantungan sosok kuntilanak dengan wajah penuh darah. Konon dari cerita para tetangga yang dekat rumah itu, terdengar suara tertawa dan tangisan seorang perempuan. Sosok genderuwo juga tengah berdiri gagah dengan bulu hitam lebatnya, sorot matanya yang merah menatap tajam kedepan. Ratusan tuyul berlarian kesana kemari di dalam rumah Tejo yang baru itu. Beberapa pocong juga berlompatan dari sudut rumah ke sudut yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Siluman Ular
УжасыTejo dan Rukmini bosan hidup miskin. Ia mencari cara agar dapat kaya dengan cepat. Akhirnya Tejo membuat perjanjian dengan Siluman Ular untuk bisa kaya. Tejo rela menikahi Siluman Ular sebagai persyaratan untuk mendapatkan kekayaan. Tejo dan Ratu Si...