Ratu Siluman Ular

Ratu Siluman Ular #10

Hari ini adalah hari yang berbahagia bagi Tejo dan Nyai Asih, Sang Ratu Ular yang ganas dan keji. Tejo sudah pulih 100% dari serangan Ki Askina yang sudah meninggal, setelah di binasakan oleh Ratu Ular.
Tidak hanya Ratu Ular yang bergembira, para penghuni siluman di negerinya juga turut berbahagia. Mereka turut merayakan pernikahan bangsa manusia dan siluman di negerinya. Yang menurut ramalan bahwa anak yang dikandung Ratu Ular itu nantinya akan menjadi Siluman terkuat, karena rohnya setengah siluman dan manusia. Ia nantinya bisa hidup di negeri manusia dan ghaib.

Saat ini istana dipenuhi dengan kilauan emas, dihiasai dengan bunga warna warni yang indah. Para dayang yang cantik juga berada di situ. Bidadari juga mendapat undangan dari Ratu Ular. Mereka berdatangan bersama sekelompok putri-putri yang sangat cantik, dengan kulit mulus dan bersayap bulu yang lembut. Para prajurit juga tersebar dimana-mana untuk menjaga kelangsungan pernikahan sang Ratu. Tejo sudah mengenakan pakaian raja nya.

Kedua mempelai di arak berkeliling, dengan menaiki kereta kencana terbuka, hingga bisa menyapa rakyatnya yang tengah melambaikan tangannya.
" cantik sekali ratuku," seru seorang wanita sambil membungkukkan badannya.
Tejo merasa terhormat menjadi seorang raja, meskipun hanya di dunia siluman.
" seperti mimpi saja, saat mereka mengelu-elukan aku dan Nyai Asih," gumam Tejo membalas lambaian tangan rakyatnya.
Selama ini Tejo hanya melihat di film-film cerita horor, seorang ratu dengan menaiki kereta kencana dan bahkan bisa terbang. Saat itu Tejo selalu tersenyum saat menyaksikan adegan itu.
" ada-ada saja film kalau membuat cerita, kereta kencana bisa terbang kesana kemari," ucap Tejo sambil tersenyum nyengir saat itu.
Kini Ia mengalami sendiri, menaiki kereta kencana dan bisa terbang diatas lautan luas tanpa takut jatuh.
Dunia siluman, sangat artistik. Kastil megah menjulang tinggi, dengan ornamen indah, pernak pernik terbuat dari sisik ular berbahan emas. Itu semua seperti sebuah cerita dongeng yang kini tengah dijalani oleh Tejo.

Ia lupa setelah malam pertamanya harus menyediakan tumbal sebagai pengganti nyawanya, jika Ia ingin kembali kepada istrinya. Itu janji Nyai Asih pada Tejo jika masih ingin hidup di bangsa manusia.

Singkat cerita.
Pesta perkawinan Tejo dan Ratu Ular sudah selesai dilaksanakan, begitu pula dengan pemberian nama Tejo menjadi Pangeran Gentala. Di luar istana para rakyat penghuni negeri ular masih menikmati suasana meriah dengan hiburan musik dan makan besar dan mewah. Ratu Ular sangat mencintai rakyatnya, disaat Ia merasakan kebahagiaan, rakyatnya juga ikut merasakan kebahagiaan itu.

Di dalam kamar sang Ratu dipenuhi dengan bunga mawar, melati dan tulip. Kedua insan yang baru saja mengikrarkan janji perkawinannya sudah berdiri berhadapan tanpa busana. Mata pangeran Gentala menatap tajam setiap lekuk tubuh Ratu Ular yang harum mewangi dan sexi, dengan kulit selembut kapas. Pangeran Gentala menciumi setiap jengkal kulit sang Ratu. Sampai pada kedua mulut mereka saling beradu mesra. Ratu Ular terbawa hasrat yang menggelora, menikmati permainan cinta suaminya. Hingga suara desah halusnya memekik saat pangeran Gentala memberikan cairan hangat kedalam rahimnya.
Senyum manis sang Ratu menandakan kepuasan bercinta suaminya. Berulang kali bibir halusnya mengecup bibir sang suami.
Ratu Ular tertidur di dada bidang sang pangeran yang dipenuhi bulu. Percintaan pangeran Gentala alias Tejo dengan Ratu Ular tidak hanya satu kali dilakukan, namun sampai berkali-kali dalam satu malam. Tejo tidak bisa menolak permintaan hasrat nafsu sang Ratu.
Perkembang biakan benihnya juga sangat cepat, tidak seperti di dunia manusia yang harus menunggu 9 bulan. Di dunia ghaib hanya dalam satu minggu sang Ratu Ular akan melahirkan anak pertamanya dan juga pewaris tunggal kerajaannya.