Ratu Siluman Ular #8

163 5 0
                                    

Tejo di rebahkan di tempat tidur Nyai Asih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tejo di rebahkan di tempat tidur Nyai Asih. Ia kini sedang dalam pengobatan tabib yang sangat sakti di negeri siluman ular itu. Nyai Asih sangat geram dengan Ki Askina yang telah menyakiti calon suaminya itu. Hanya tinggal menunggu 2 hari acara pernikahan dan pengukuhan Tejo sebagai pangeran Gentala akan dilaksanakan, namun kini calon pangeran itu terkapar dengan tubuh lunglai. Tabib yang bernama Ki Kastara itu tengah menengadahkan tangannya di atas tubuh Tejo. Ia mengeluarkan tenaga dalamnya untuk mengeluarkan santet kiriman Ki Askina.
" panglima.., bawa beberapa prajurit untuk mengawal. Kamu juga menemaniku untuk menghabisi tua bangka yang sok sakti itu." kata ratu ular.
" baik ratu, akan segera saya siapkan pasukannya." jawab panglima naga.
Para prajurit bersenjata lengkap dan kereta kencana untuk ratu sudah siap.
" aku pergi sebentar suamiku, kamu segera membaik dan kita akan hidup bersama." kata Nyai Asih sambil mencium bibir Tejo yang masih terdiam dengan wajah pucat.
Nyai Asih melihat banyaknya jarum dan juga paku yang sudah berkarat penuh darah keluar dari perut Tejo, dan berserakan di lantai. Amarah ratu ular semakin memuncak, sekejap amarahnya merubah wujud wajah cantiknya dengan ular yang menyeramkan.
" Kastara tolong jaga suamiku, dan segera sembuhkan dia. Jangan sampai terlambat, karena Ia akan menjadi bagian di negeri ini semakin kuat." ucap ratu.
" baik ratuku yang mulia." jawab tabib itu.
Nyai Asih masuk kedalam kereta kencana dengan 4 kuda yang ada di depannya dan panglima naga sebagai kusirnya, seraya memimpin pasukannya. Mereka pun berangkat dengan secepat kilat menuju ke kediaman Ki Askina yang sedang melakukan ritual. Ia juga tahu jika dirinya akan di serang oleh bekingan Tejo. Namun Ki Askina tidak gentar, dia dengan yakinnya akan melawan silumam ular dengan pasukan siluman kera nya yang jumlahnya kalah banyak dengan pasukan ratu ular. Dengan kesombongannya Ki Askina menghadang laju kereta kencana Nyai Asih. Ki Askina berdiri tegak dan di belakangnya berjejer ratusan siluman kera peliharaannya. Ki Askina yang memuja siluman kera meminta bantuan pada raja siluman kera untuk memberinya pasukan demi menghadapi pasukan siluman ular. Ratu Ular dan Raja kera adalah musuh bebuyutan. Namun pasukan siluman kera, pernah dikalahkan oleh pasukan siluman ular saat terjadi perang kekuasaan wilayah negeri ghaib.
Panglima berdiri diatas tempat duduknya, dan dua prajurit membukakan pintu kereta kencana untuk ratu. Nyai Asih keluar dengan wajah murka, dan melihat dihadapannya pria tua sombong yang telah menyakiti calon suaminya.
" panglima..ajak prajuritmu melawan pasukan siluman kera, biar tua bangka ini menjadi santapan makan malamku." ucap ratu ular dengan geramnya.
" baik ratu.." jawab panglima.
" pasukan siap..!! teriak panglima dengan gagahnya membawa pedangnya.
" siap..!!!" teriaknya serempak.
" serbu..!!" perintah panglima naga.
Terjadilah pertemuran sengit antara pasukan siluman ular dan pasukan siluman kera. Ki Askina menghadapi ratu ular yang kini sudah berubah wujud sebagai ular raksasa. Ki Askina mengeluarkan tenaga dalamnya untuk menyerang tubuh ratu ular. Namun semuanya mental dari tubuh Nyai Asih. Ratu ular membuka lebar mulutnya dan mengeluarkan bisanya, namun dengan lincah kakek tua itu melompat menghindari serangan ratu ular. Kemudian ratu ular menyabetkan ekornya, dan lagi-lagi Ki Askina dengan tertawa sombongnya berhasil menghindar. Sabetan ekor ratu ular membuat semua pohon yang terkena sabetannya tumbang, dan tanah menjadi goyang seperti gempa. Ki Askina berdiri diatas batu sambil tertawa sombong. Kemudian ratu ular mengeluarkan senjatanya dengan melepaskan sisik-sisiknya yang tajam. Meskipun Ki Askina melomcat kesana kemari, namuan ratusan sisik itupun menancap di sekujur tubuhnya. Ki Askina terkapar dan merintih, sekujur tubuhnya berdarah dengan sisik ular yang menancap disekujur tubuhnya hingga wajahnya. Tak hanya disitu kemurkaan Nyai Asih. Ia menghujamkan ekornya ketubuh pak tua yang sudah tidak berdaya itu. Sontak tubuh kerempeng itu tembus ke dalam tanah. Nyai Asih belum puas juga dengan kegeramannya. Ia ambil tubuh tak berdaya itu dan ditancapkan pada sebatang pohon yang ada di depan rumahnya. Biar orang-orang dan pengikutnya melihatnya. Begitu juga dengan panglima naga yang berhasil menumpaskan seluruh pasukan siluman kera peliharaan Ki Askina.
" ayo kita kembali ke istana, biarkan itu menjadi teror si Sukma dan anak buahnya. Besok kita datangi rumahnya dan kita habisi semuanya." ucap ratu ular dengan geram.
" baik ratu." jawab panglima naga.
Panglima pun memanggil seluruh pasukannya untuk kembali ke istana. Dan ratu ularpun masuk kedalam kereta kencananya.

Ratu Siluman UlarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang