🪐12. Jawaban.

298 60 82
                                    

Happy reading 🪐
-----

"Biar saya saja yang pakaikan ke Venus," ucap Satur yang langsung merebut kalung-kalung itu. Kemudian ia benar-benar memakaikannya padaku.

"Ellora tadi bicara apa saja ke kamu, Ve?" tanya Satur.

"Nggak ada, sih, cuma bilang jangan lanjutkan ini, soalnya gue dijebak, tapi gue ngga percaya, langsung manggil kalian, deh," jelasku.

"Kalau begitu saya pulang dulu, jaga diri kalian," ucap Nio kemudian ia pergi dengan cepat.

"Kamu tidur saja, Ve. Saya jagain." Dih, apa maksudnya Satur tiba-tiba bicara gitu?

"Ngga usah, kan, udah ada kalung ini. Lo mending pulang aja, gue juga mau istirahat."

"Baik, selamat istirahat," ucapnya, kemudian hilang.

Hufftt, ngga jadi nonton drakor, deh. Semua gara-gara kedatang Ellora Ellora itu, jadi buyar acara nonton drakor-ku.

Ya, udah, lah, lagian badan cape, mending aku tidur, deh. Lanjut, aku berjalan menuju kamar. Saat membuka pintu, ternyata kertas berwarna cream, yang berisi clue itu sudah berada di tempat tidurku.

"Loh, kok ada di sini, sih?" Aku bermonolog mengambil kertas tersebut, isinya masih sama. Tidak ada yang berubah sama sekali.

Aku sangat kaget dan membuang kertas itu saat ia tiba-tiba mengeluarkan cahaya berwarna biru tua. Namun anehnya, saat kupandangi lebih teliti, cahaya itu hanya berpusat pada kata kastil.

Eh? Kok aneh, sih? Aku mengambil pelan-pelan kertas itu dari lantai. Cahaya berwarna biru tua tadi mulai meredup.

Maksudnya apa? Apa mungkin ini petunjuk? Aku yang malas pusing memikirkan yang barusan terjadi, memilih menaruh kertas itu di meja belajar dan lekas istirahat.

-----

Waktu yang kami nantikan pun tiba, aku sekarang sudah berada di depan rumah Satur. Tapi, aku ragu untuk masuk, nanti sajalah menunggu Nio muncul. Cukup lama aku menunggu di sini, Nio belom juga muncul, Satur pun belum keluar rumah, krarena bosan sendirian di luar, aku putuskan untuk mengetuk pintu rumah Satur.

Tok tok tok!

"Satur ...." Tidak lama kemudian muncul seseorang, bukan Satur melainkan Nio.

"Eh, anjir, ngagetin mulu lo!"

"Saya ketinggalan sesuatu?"

"Ketinggalan apaan, Satur aja dipanggilin belum nyaut dari tadi."

Satur kemudian membukakan pintu, kelihatannya sih baru bangun tidur.

"Buset, lecek amat tuh muka," ejekku.

"Baru bangun tidur, Ve," jawab Satur dengan malas sambil mengucek matanya.

"Pantesan nggak denger, tidur udah kayak latihan mati."

"Sudah-sudah, jangan malah berdebat di sini. Satur, kamu mandi dulu, saya dan Venus tunggu di halaman belakang, ya?"

Tanpa aba-aba Nio menggandeng tanganku. "Apaan pake gandengan segala? Udah kayak mau nyebrang aja lo." Aku melepaskan gandengan tersebut.

"Pfttttt ...." Satur yang melihat itu menahan tertawa, loh, kenapa? Dilanjutkan dengan Nio yang menoleh sinis ke arah Satur.

Before Sunset [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang