🪐35. Perayaan Sederhana

202 21 23
                                    

Happy reading 🪐-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🪐
-----

"Aman, kan? Mama kamu udah tidur?" tanyanya dari luar jendela. Iya, sekarang hampir jam setengah dua belas malam dan Satur sudah menyusulku. Untung saja Mama sudah tidur, jadi nggak tahu kalau aku keluar diam-diam.

Aku hanya memakai kaos pendek yang agak kebesaran dan rok pendek selutut, tak lupa membawa tas selempangku untuk menaruh handphone. Berbanding terbalik denganku yang santai, Satur terlihat berpakaian agak ribet. Ia mengenakan jaket, celana panjang, dan tas yang lumayan besar. Padahal, kurasa malam hari ini udaranya cukup panas, oleh karena itu aku memakai kaos lengan pendek. Toh, kami hanya akan pergi sebentar.

"Aman, kita naik apa ke sananya? Jangan naik motor gue, ya, udah masuk garasi soalnya."

"Iya-iya. Kita teleportasi aja, biar cepat." Bukannya membantuku turun dari jendela, ia malah sibuk menata banyak kardus kecil ke dalam tasnya. Entah apa isi dalam kardus-kardus itu, tapi Satur menata ke tas punggung miliknya dengan sangat hati-hati.

"Lo bawa apaan, sih? Bom, ya?"

"Ada, deh. Nanti juga tahu sendiri," jawabnya, lalu berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantuku turun.

"Sudah siap?" tanyanya dengan penuh semangat. Mungkin saking senangnya ia karena sebentar lagi adalah pergantian usianya. Aku hanya bisa mengangguk.

Dengan hitungan beberapa detik saja, kami sudah sampai di depan danau. Namun, Satur tidak mengajakku duduk di bangku yang sama dengan siang tadi, melainkan berjalan agak jauh.

"Di sini aja kenapa, sih, Sat. Nggak usah jauh-jauh, ah. Takut diculik wewe gombel ntar," protesku saat ia malah berjalan terus dan melewati bangku itu.

"Nanggung, Ve. Ke sana dikit view-nya bagus."

Aku berdengus kesal, terpaksa harus mengikuti kemauannya. Sabar, Ve, kalau tidak sedang ulang tahun saja, sudah kuomeli ia dari tadi.

Benar yang Satur bilang, di sini lebih indah, dengan jembatan yang mengarah ke tengah danau, dengan satu lampu terang yang berada di ujung jembatan. "Bener, kan? Di sini lebih indah. Bisa main air juga," ucapnya, membuatku yang sedari tadi takjub akan pemandangan danau menoleh padanya.

 Bisa main air juga," ucapnya, membuatku yang sedari tadi takjub akan pemandangan danau menoleh padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Before Sunset [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang