🪐16. Tiba-tiba

289 67 106
                                    

Happy reading 🪐----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🪐
----

"Dia ... Rana."

Deg. Kok, hatiku rasanya sesak gitu, ya, mendengar nama itu. Itu artinya masa lalu Satur telah kembali. Namun, bukannya ia sudah dijodohkan oleh laki-laki pilihan ayahnya?

"R-rana? Mantan lo itu?" tanyaku, sementara Satur hanya diam sebentar, lalu mengangguk.

"Si anjir, ngapain dia dateng lagi? Dia ga lagi amnesia, kan?" tanyaku asal ceplos, sedangkan Satur masih menunduk diam.

"Sat, jawab pertanyaan Venus. Kenapa ia datang lagi?" Tuh, kan, Nio pun sampai ikut bertanya-tanya. Mungkin ia juga penasaran.

"Yuk, pulang. Sudah selesai, kan, makannya? Nanti Mama kamu nyariin," ajaknya, lalu berjalan ke gerobak Bang Udin dan membayar mie yang kupesan tadi.

Aku dan Nio hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Satur yang aneh. Saat berjalan pulang, Satur memang lebih banyak diam. Sedangkan aku sibuk bercanda dengan Nio.

"Dia kenapa, sih?" bisikku ke Nio.

"Kok, saya ada feeling ga enak, ya."

Sontak aku langsung melirik ke arahnya, mulut ini ingin menghujat, "Feeling mulu yang lo bicarain dari tadi. Tuh, tanyain temen lu lagi murung itu."

"Kan, temen kamu juga," elaknya.

"Lah, ya, udah kita samperin terus tanyain sama-sama."

Aku dan Nio kemudian mendekat ke Satur. "Sat, cerita dong, sama kita. Kita, kan, sahabat lo, nih. Sabi kali cerita-cerita," tawarku padanya. Ia hanya melirikku sekilas. Tak terasa ternyata kami sudah sampai di depan rumahku.

"Rana ... dia," ucap Satur yang membuatku makin penasaran.

"Iya, Rana kenapa? Dia mau pinjem seratus, apa gimana? Lo kalo ngomong jangan setengah-setengah, anjir! Bikin penasaran banget, elah."

"Rana pindah ke sekolah kita. Maaf, saya permisi masuk duluan," pamitnya kemudian masuk ke rumah dan menutup pintu dengan kasar.

Ini, nih, kemungkinan Satur masih belum move on dari Rana. Kalau memang ia sudah move on, kenapa ia tampak sedih?

"Lah, beberapa bulan lagi, kan, udah mau lulus. Terus, ngapain dia pake pindah segala?" tanyaku terheran-heran. Aneh, apa itu yang menjadi alasan agar ia bisa dekat lagi dengan Satur?

"Orang kaya memang gitu, Ve," sahut Nio tiba-tiba. Eh? Siapa yang sedang ia bicarakan?

"Hah? Orang kaya? Siapa?"

"Rana-lah. Ia anak pengusaha yang menjadi partner bisnis papa saya," jelasnya lagi. Oh, rupanya Nio sudah mengenal Rana? Itu artinya, ia juga sudah kenal Satur dari lama?

"Buset, informasi dari lo luas juga ternyata. Jadi, Rana pindah sekolah itu, semacam orang kaya yang lagi gabut gitu, kan?"

"Bisa dibilang begitu. Ya, sudah masuk, gih. Saya juga mau pulang."

Before Sunset [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang