🪐13. Hutan

293 69 98
                                    

Happy reading 🪐----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🪐
----




"Cinta saya," ucapnya dengan wajah datar.

"Ga butuh, lagian bukannya udah abis buat Rana, ya? Buktinya sampe nyawa aja lo serahin buat dia, apalagi cinta." Aku membalas perkataannya. Lagian yang aku ucapkan itu adalah fakta.

"Lupakan, saya hanya bercanda," ujarnya kemudian mengalihkan pandangan. Bukannya dia yang mulai? Kok, malah dia yang terkesan mengalihkan pembicaraan.

"Loh? Kan, yang gue bilang bener. Yakan Nio--" Aku mencari pembelaan ke Nio, hantu satu itu malah sudah hilang, sialan!

"Buset, cepet banget ngilangnya. Ya, udah, gue pulang juga. Eh, tapi kapan kita ke hutan itu?"

"Sekarang aja, mau?"

"Yakin? Kita berdua?" tanyaku padanya, agak takut karena baru pertama kali aku akan memasuki alam lain.

Satur kemudian mendekat, menggenggam tanganku, "tutup mata kamu, kita mulai sekarang," titahnya. Aku menurut, kemudian melakukan apa yang ia suruh tadi.

"Sudah sampai."

Eh? Kok cepet? Aku membuka mataku, melihat-lihat sekeliling tempat ini. Ternyata hanya hutan biasa yang diselimuti kabut tebal. Memang, aura mistis sudah terasa di sini.

"Sat, udah sampe anjay, lepasin tangan gue," protesku saat kami sudah sampai, tapi malah tangannya malah masih menggenggam tanganku.

"O-oh, maaf." Satur langsung melepaskan pegangan tangan tersebut. Sikapnya kembali canggung, ia enggan menatapku, namun aku masih bisa melihat matanya yang sengaja curi-curi pandang ke arahku, lucu haha. Eh? Apa tadi? Lucu? Otakmu mulai ngawur, Venus!

"Di mana kastilnya? Ini cuma hutan biasa, Sat," tanyaku sambil celingukan bingung mencari di mana letak kastil itu.

"Kamu budek apa gimana? Kan, tadi Nio bilang, kastil itu runtuh."

"Ye .. biasa aja, kali!" Padahal kan, aku tidak budek, hanya saja lupa sedikit.

Satur terlihat aneh, dia membolak-balikkan kalung yang Nio berikan tadi. "Ngapain, sih, lo? Sat, jangan mulai aneh, deh."

"Tidak, saya hanya mengecek liontin ini, ternyata ada satu titik kecil berupa magnet di baliknya. Coba kamu lihat," ucapnya lalu menunjukkan liontin miliknya.

Setelah kulihat, ternyata benar. Kalung yang Satur pakai memiliki magnet kecil. Hmmm, aku jadi penasaran, apakah di liontin kalungku juga ada, dan benar saja, di liontinku juga ada, persis seperti punya Satur.

"Sat, kok sama, ya? Aneh nggak sih menurut lo?"

"Iya, apa ini suatu petunjuk?"

Petunjuk, ya? Coba kupikir. Biasanya, di sinetron-sinetron jika kedua kalung itu disatukan, maka akan muncul ...

Before Sunset [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang