Part 14. Keseimbangan Jiwa

353 40 3
                                    

"Kamu mau pesen apa San?." Tanya dokter Seokjin pada wanita dihadapannya yang kelihatan bengong. "Hei, San!" Seokjin melambaikan tangannya. 

"Eh maaf-maaf." Sana gelagapan. 

"Kenapa?, apa kamu ada masalah?." Tanya Seokjin cemas. Sana kelihatan kurang nyaman, dia berulang kali melamun.

Sana menghembuskan nafasnya berat. Dia tidak menduga akan bertemu dengan Seokjin lagi. Bersamaan dengan kedatangan Seokjin, ingatan masa lalu Sana tentang kakaknya kembali membuatnya sedih. Sana selalu menyalahkan dirinya atas kejadian yang traumatis itu. Tak terasa air mata menetes dari kedua mata Sana. Ia merindukan kakaknya. 

Seokjin bangkit dari tempat duduknya. "Hei Sana kamu tidak apa?" Seokjin mengusap-usap punggung Sana dengan sopan.

Sana mengusap cairan bening itu dengan kasar. Matanya kini sedikit memerah. "Maafkan aku kak, aku akan menemanimu makan lain waktu." Sana beranjak dari kantin itu dan pergi entah kemana meninggalkan dokter Seokjin sendirian. 

"Sana!" Seokjin berusaha mengejar dokter Sana, namun ia gagal. Sana berlari dengan kecepatan yang sulit dihentikan. Seokjin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sial!"

.

Usai menyuapi Tzuyu makan, Nayeon mengajak suaminya keluar mencari udara segar. Mereka ingin memberikan waktu senggang untuk Tzuyu dan teman-temannya mengobrol. 

"Terima kasih Bi," ucap Tzuyu kepada ibu angkatnya. 

"Kalian bersantailah." Jeongyeon mempersilahkan teman-teman Tzuyu berbincang. 

Selain Jihyo dan Dahyun, ada kehadiran dua sosok lain yang datang menjenguknya. 

"Apa kabar Tzu?," Mina memeluk tubuh Tzuyu singkat. 

"Terima kasih sudah datang. Aku baik-baik saja." Tzuyu membalas pelukan temannya itu.

"Semoga lekas sembuh bro." Ucap seorang pria dengan kaos macan tutul. 

Tzuyu membalas jabatan tangannya. "Hehe, Terima kasih Son."

"Apa lo liat-liat?. Gue tandain lo ya. Awas aja masih coba-coba ngegodain pacar gue!" Chaeyoung menunjuk Dahyun dengan tatapan tajam. 

Dahyun memutar bola matanya. "Idih sok banget. Orang gue sama Mina cuma bercanda kali. Posesif amat jadi cowok." Dahyun menaikkan sudut bibirnya. 

"Apa kata lo? Dasar cowok banci!." Chaeyoung memelotot tidak terima.

"WOI!" Jihyo memukul meja berkali-kali.

Sontak Dahyun dan Chaeyoung menghentikan ocehan mereka. 

"Lo berdua kalau gak bisa diam gue tendang bokong kalian!" Jihyo mengepalkan tinjunya.

Mina kelihatan syok berat. Mungkin ini pertama kalinya ia melihat gadis se tomboy Jihyo. Chaeyoung dan Dahyun saling sikut, namun mereka tidak berani ribut. 

Tzuyu berdehem. "Aku dengar kamu mendapat rangking satu. Selamat ya." 

Mina sedikit tersipu. "Itu semua karena kamu tidak hadir di beberapa kelas terakhir Tzu. Jadinya sainganku lebih ringan. Kalau ada kamu mungkin aku tetap di posisi kedua." 

Tzuyu tersenyum. "Bersiaplah Mina. Aku akan segera menyulitkanmu lagi." 

Mina mengangguk. "Aku akan menantikannya."

Dahyun bertepuk tangan. "Wah, wah aku tidak sabar melihat persaingan kalian lagi."

"Saya juga tidak sabar melihat siswa favoritku kembali lagi." Seorang pria berusia 50-an dengan jenggot yang sedikit beruban membuat seisi ruangan syok. 

DOKTER CINTA "SATZU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang