Part 2. Kelas Pertama

533 63 3
                                    

"Anak-anak hari ini materi yang akan kita bahas yaitu Rehabilitasi Psikiatrik." Dosen muda itu menyalakan monitor dan memulai presentasinya.

Semua mahasiswa memperhatikan penjelasan itu dengan serius. Walau sebenarnya mereka lebih fokus kepada dosen itu dibandingkan materi yang dipaparkan.

"Rehabilitasi psikiatrik adalah usaha untuk mengatasi kendala dan keterbatasan pada seseorang sebagai akibat gangguan jiwa terutama gangguan jiwa berat sehingga mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat secara normal." Dosen itu menjelaskan, sesekali melirik kepada audiens di depannya. 

Dahyun masih dengan ekspresi yang sama sedari awal. Mulutnya menganga lebar. 

Tzuyu yang menyadari semua mahasiswa memperhatikan dosen cantik itu dengan serius, merasa kesal. Diambilnya buku anatomi yang tebalnya seribu halaman dan menghentakkan buku itu ke belakang kepala Dahyun. 

Bugh! 

Pukulan itu membuat Dahyun tersungkur ke depan sehingga wajahnya bertemu dengan meja dingin yang tidak salah apa-apa. 

Padahal dentuman yang dihasilkan puulan itu cukup keras, namun mahasiswa lain sama sekali tidak terusik. Fokus mereka tetap pada ibu dosen itu. Senyuman tipis-tipis terukir di wajah para mahasiswa. 

Dahyun yang biasanya akan marah-marah jika dijahili, memilih untuk tetap tenang menatap ke depan. Matanya hampir tidak berkedip taktkala menyaksikan pemandangan indah di depannya. 

"Kira-kira adakah yang bisa menjelaskan tujuan dari rehabilitasi?," tanya dosen itu. Matanya melirik ke setiap mahasiswa, mencari-cari siapa yang bisa menjawab.

Tzuyu sangat ingin menjawab pertanyaan itu, dia tahu jawabannya. Hanya saja dia ragu-ragu.

Seorang mahasiswi mengangkat tangannya. Siapa lagi kalau bukan Mina, dia memang salah satu mahasiswi yang menonjol dalam hal akademik.

 "Tujuan rehabilitasi adalah: 1) Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau lingkungan sosialnya. 2) Memulihkan kembali kemampuan untuk dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar."

Mahasiswa lain memberikan applause dengan jawaban Mina. 

"Bagus sekali Myoui Mina," dosen itu tersenyum dan memujinya. 

"Terimakasih dokter Sana," Mina tersenyum dan kembali duduk.

"Selanjutnya ada yang bisa memberikan penjelasan tentang rehabilitasi mental?," dosen itu kembali menjelajahi setiap bangku mahasiswa. 

Kali ini Tzuyu memberanikan diri untuk menjawab. Dia mengangkat tangannya, walau tangannya bergetar kuat.

Sorot mata dokter Sana melihat mahasiswa yang mengangkat tangannya dengan wajah tertunduk. Mahasiswa itu duduk di bangku paling belakang, sehingga agak kurang jelas tampang itu terlihat jika tidak berdiri.

"Ya silakan berdiri dan jawab pertanyaannya," dosen Sana menunjuk ke bangku mahasiswa yang tengah tertunduk itu.

"Cepetan jawab Tzu!, lo ngapain sih?." Dahyun membalikkan badannya karena Tzuyu tak kunjung berdiri, hanya tangannya saja yang terus mengacung ke udara. 

Seisi kelas memperhatikan kesunyian yang terjadi. Semua mata menyorot ke arah Tzuyu. Tidak biasanya Tzuyu ragu-ragu ketika hendak menjawab. Biasanya dia dengan lugas dan cekatan bersaing dengan Mina untuk menjawab pertanyaan dosen. 

"Ekhem, silakan berdiri dan jawab pertanyaannya," dosen Sana kembali menegaskan pernyataannya. Dia semakin penasaran dengan mahasiswa itu yang tak kunjung menjawab. 

DOKTER CINTA "SATZU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang