Part 20. Tragedi di Bioskop

359 45 1
                                    


"Halo bro jadi gak hari ini lamarannya?" Tanya seorang pria dari balik telepon.

"Jadi bro!. Tapi lokasinya di ganti ya. Cewek gue baru aja ngabarin nih." Ujar Tzuyu kepada pria yang menelponnya.

Lai Guanlin adalah teman SMA Tzuyu. Ia merupakan pria keturunan Taiwan yang tinggal di Korea. Ia memiliki bisnis dekorasi pesta/ event organizer.

Tzuyu memang berencana untuk segera meminang Sana. Bahkan sejak Sana pertama kali mengajaknya kencan. Ia langsung menelpon Guanlin agar mempersiapkan kejutannya. Tzuyu tidak ingin menunggu lama. Apalagi usia Sana sudah sangat matang untuk menikah.

"Oke bro, gue kabarin anak buah gue. Lo tinggal ngasih kode aja nanti. Adik gue bakal ngasih lo buket sama cincinnya." Ujar Guanlin.

"Siap pak bos. Thank you ya." Sahut Tzuyu.

Dan terjadilah prosesi lamaran sederhana itu.

.

"Bagaimana?" Tanya Nayeon, dia menatap Tzuyu dengan penasaran.

Tzuyu tersenyum dan mengangguk mantap.

Nayeon memeluk putranya memberi selamat. "Chukae Tzuuu" Nayeon mencium dan mengusap rambut putranya.

"Selamat nak!" Jeongyeon menepuk punggung putranya.

Tzuyu menghembuskan nafas dalam. Akhirnya ia berhasil mengutarakan isi hatinya kepada Sana.

Kini yang ada di pikiran Tzuyu adalah bagaimana membuat Sana agar selalu bahagia ketika bersamanya. Sungguh Tzuyu berharap tidak ada hal-hal buruk yang mengganggu hubungan mereka.

Malam berubah pagi begitu cepat. Hatinya menerima dengan lapang kedatangan hari yang baru.

Diraihnya kaos polos dan setelan kemeja favoritnya. Saatnya bimbingan dengan Sana. Tzuyu menata rambutnya serapi mungkin. Walau nanti sepulang dari kampus rambutnya tidak akan sama lagi.

Tzuyu berjalan menuju meja makan dan menikmati makan bersama keluarga kecilnya yang bahagia. Tak lupa selepasnya Tzuyu berpamitan kepada kedua orang tuanya.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Sesosok wanita berpenampilan rapi dan menawan tiba ke kampus. Tzuyu berlari kecil menghampiri Sana.

Yang dipeluk sontak kaget.
"Tzu ini masih di kampus loh. Kalau ada yang lihat bagaimana?"

Tzuyu melepaskan pelukan singkat itu. "Hehe, gak ada orang kok, sayang. Tenang saja. Lagian kan sebentar lagi halal."

"Eh dasar ya!" Sana memelototi Tzuyu. "Selesaikan dulu studimu baru kita menikah!."

"Eh tapi kan kamu sudah setuju menikahiku secepatnya?" Tzuyu mengembungkan pipinya.

Sana mencubit pipi Tzuyu dan terkekeh. "Dasar bocil nyebelin! Memangnya kamu mau nikah kapan?"

"Bulan depan?." Tzuyu tersenyum penuh harapan.

"Tapi kamu harus lulus ujian akhir semester ini dengan baik ya!." Sana mengelus-elus kepala Tzuyu.

Tzuyu yang gemas melihat Sana, mendekatkan wajahnya dan mencium pipi Sana.

"Yasudah sekarang kita fokus bimbingan. Biar kamu cepat lulus."

"Baik ibu dokter cintaku!" Tzuyu mencubit pipi Sana.

"Aduuh Tzu." Sana menjewer telinga pria itu.

Tzuyu terkekeh. "Iya deh sayang. Ayo kita mulai pelajarannya."

"Beb nanti aku cukur rambut kamu ya. Udah panjang banget itu mata kamu sampai gak kelihatan kalau nulis." Sana menyisir poni Tzuyu yang menutupi setengah wajahnya.

DOKTER CINTA "SATZU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang