Part 8. 2Yeon Family

408 49 2
                                    

"Aku tidak akan takut dengan apapun jika kak Sana selalu menemaniku." Senyuman yang manis terlukis di sudut bibir pria muda itu. 

Masih dengan posisi berpelukan. Dia menerka-nerka, apakah wanita di hadapannya juga merasakan hal yang sama?. 

Menyadari detak jantungnya yang tidak karuan, Sana melepaskan dirinya dari pelukan itu. Dokter cantik tersebut memperbaiki posisi pakaiannya. 

Tzuyu memperhatikan betapa menawannya wanita yang kini merawatnya. Tzuyu melangkah sedikit dan mengelus pipi lembut dokternya.

"Apa yang kamu lakukan Tzu?." Tanya Sana dengan sedikit gugup.

Pipi Sana sedikit memerah akibat belaian lembut dari Tzuyu. 

Netra hitam kedua insan tersebut kembali bertemu. Desiran angin menerpa dua insan yang saling  menautkan pandangan. Lapangan basket yang lengang membuat hanya deru nafas keduanya yang terdengar. 

Tidak saling berucap namun dapat dirasakan. Kehangatan menyelimuti dinginnya angin yang menusuk kulit. 

"Cantik," Tzuyu tersenyum.

Sana mengalihkan pandangannya dari pria tampan itu. Hatinya berdegup tak karuan. Senyum indahnya tak bisa ia tahan.

Awan gelap perlahan menutupi sang surya. Pepohonan di taman rumah sakit bergoyang lebih kencang. Rambut panjang Sana yang tidak diikat terurai diterpa angin. Dinginnya cuaca sore ini semakin menusuk ke setiap pori-pori tubuh.

Sana menggesekan kedua telapak tangannya untuk mencari kehangatan. Ia menatap pria dihadapannya yang juga mulai menggigil. Bulu kuduk pria tersebut bangkit. 

Sana berinisiatif mengajak Tzuyu kembali ke dalam ruangan. Cuaca sepertinya tidak mendukung untuk tetap bermain diluar. "Tzuyu bagaimana kalau kita masuk ke dalam?. Tubuhmu menggigil."

Pria dihadapan Sana tersenyum lebar. "Kalau begitu hangatkanlah aku dok."

Sana mengernyitkan alisnya. "Kamu mau aku masukkan ke oven biar hangat?." Sana tersenyum, dia tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Tzuyu. Pria itu memang sangat manja jika moodnya sedang bagus. 

Sana melangkah lebih dulu menuju ke dalam rumah sakit.

Tzuyu menyusul dokter itu, dia berlari kecil agar bisa menyamakan langkahnya. Tzuyu merangkul lengan Sana.

Sana hanya geleng-geleng melihat tingkah pasiennya.

"Baru sembuh dikit aja udah jaim gimana kalau kamu udah sembuh total?." Tanya Sana.

Tzuyu menaikkan bahunya. Tak ada kalimat yang terucap dari pria itu.

Mereka berjalan bersama menuju ruangan Tzuyu.

Di depan ruangan itu Orang tua dan teman-teman Tzuyu telah siap untuk mengajaknya pulang. Tzuyu senang karena dia bisa memiliki keluarga baru. Namun ia juga sedih karena dia akan lebih jarang melihat dokter cintanya. Paling-paling Sana hanya akan menemuinya saat terapi saja.

"Ayo kita pulang, nak." Ajak seorang wanita paruh baya. 

"Terima kasih bi Naya. Aku berutang budi pada kalian." Tzuyu membungkuk ke arah Nayeon. 

"Tidak Tzuyu." Nayeon memeluk tubuh putranya. "Kami yang justru berterima kasih. Terima kasih sudah mau menjadi putra kami." Nayeon mengusap cairan yang jatuh dari matanya.

Jeongyeon memeluk istri dan putranya. 

Dahyun tidak sanggup menahan air matanya. Pria itu begitu bahagia melihat sang sahabat memiliki keluarga lagi. 

"Lo nangis?." Tanya Jihyo.

Dahyun membenamkan wajahnya di bahu Jihyo. Sekalian curi-curi kesempatan. 

"Ihh apaan sih lo?!" Jihyo mendorong tubuh Dahyun. Dia berdecak kesal karena pakaiannya basah terkena air mata Dahyun. 

"Terima kasih atas bantuannya selama ini, dok!" Jeongyeon menjabat tangan Dokter Sana. 

"Dengan senang hati, tuan. Itu sudah kewajiban saya." Sana menerima jabatan itu.

"Terima kasih suster." Kini giliran Yeji yang dijabat oleh pria paruh baya itu.

"Terima kasih dokter Sana." Ucap Nayeon.

Sana tersenyum. "Sama-sama nyonya, mohon jaga Tzuyu dengan baik."

"Pasti." Nayeon memeluk tubuh dokter itu.

"Sampai jumpa dok." Ucap Tzuyu.

"Sampai jumpa Tzu." Sana memeluk pasiennya.

Bukan Dahyun jika tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan. Pria itu ikut nimbrug memeluk Tzuyu dan dokter Sana.

"Woi ngapain lo?." Tzuyu protes. 

"Hehe," Dahyun menunjukkan peace sign.

"Sudah-sudah, kalian ini!." Jihyo melerai ketegangan kedua sahabat itu. "Ayo Tzu kita pulang, kamu harus istirahat." Jihyo menggandeng Tzuyu.

Sana yang melihat itu mengerutkan alisnya. Pipi dokter itu mengembung.

Pasiennya telah kembali ke rumah.

.

"Selamat datang di rumah." Jeongyeon membuka pintu depan rumahnya. 

Keluarga baru itu melangkah bersama ke dalam rumah. Ini pertama kalinya bagi Tzuyu datang ke rumah Jeongyeon. Dia biasanya hanya mampir ke toko mereka di lantai satu. Rumah keluarga Yoo menjadi satu dengan toko mereka. 

Ruang tamu yang nyaman. Tidak besar dan tidak terlalu kecil. Rumah keluarga Yoo didominasi wallpaper vintage kecoklatan. 

"Kamarmu disebelah sini nak." Nayeon menuntun putranya ke sebuah ruangan. Kamar Tzuyu ada di sebelah kamar orang tuanya.

Kamar itu didominasi walpaper biru bermotif bawah laut. Tzuyu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Nayeon mengusap-usap kepala putranya. "Bibi akan menemanimu untuk berjaga-jaga jika kamu mimpi buruk lagi."

"Terima kasih bu." Tzuyu memejamkan kedua matanya perlahan. 

Nayeon tersenyum bahagia, dia tidak menyangka Tzuyu barusan memanggilnya ibu. Entah dia mengucapkannya secara spontan atau tidak, Nayeon tetap bahagia. Dia akhirnya bisa merasakan bagaimana rasanya dipanggil ibu oleh anaknya. 

Jeongyeon berbisik ke telinga istrinya. "Aku iri padamu Nay!. Kapan aku akan dipanggil ayah oleh Tzuyu?."

"Shutt" Nayeon menyuruh suaminya tidak ribut. Dia tidak ingin tidur Tzuyu terganggu. 

Sepasang suami istri itu kini terus memandangi wajah putra mereka yang tertidur pulas. 

"Putraku tampan sekali." Ujar Nayeon.

Jeongyeon mengangguk. "Dia tampan, mirip sepertiku."

Nayeon memelotot ke arah suaminya. "Sttt, Jangan berisik Jeong."

"Kamu juga jangan berisik Nay." Jeongyeon melotot balik.

"Hmm Sanayaa.." Tzuyu mengigau.

Nayeon dan Jeongyeon saling pandang. "Apa yang Tzuyu katakan tadi Jeong?." Tanya Nayeon berbisik. 

"Sana..cantik" Tzuyu kembali mengigau.

"Eh?." Nayeon dan Jeongyeon terkejut.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Waduh, Tzuyu lo mimpi apaan tuh?

🤭💙💜

Mohon vote yaa 🙏

See you next week 🤗
*update setiap rabu-sabtu


DOKTER CINTA "SATZU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang