Sana dengan gelisah menunggu di dalam kamarnya. Dengan gaun yang panjang Sana bolak-balik mengitari ruangan.
Chou Samuel (ytta) dengan ekspresi datar dan santai berusaha menyembunyikan detak jantungnya yang tak karuan. "Tenanglah Tzu, jangan sampai penyamaranmu ketahuan. Sana bisa dalam bahaya jika tahu yang sebenarnya."
"Sekarang lepaskan Tzuyu!. Kamu sudah berjanji." Sana memerintah.
Chou Samuel membenarkan posisi kacamatanya. "Dia sudah bebas." Dengan cuek Sam berjalan menuju ranjang dan membaringkan badannya di atas kasur yang telah dirias dengan kembang dan mawar.
Sam dengan cepat memejamkan mata dan tertidur.Sana meremas gaun pengantinnya dengan frustrasi. Sebenarnya apa sih mau pria asing ini?. Bisa-bisanya dia bermain-main dengan hidup seseorang. Sana terduduk di lantai sambil memeluk lututnya. "Tzuyu, aku sangat merindukanmu." Cairan bening merebak dengan cepat dari kedua netra Sana. Sempat terlintas di pikiran Sana untuk kabur dan kembali pada Tzuyu. Namun dirinya ragu, bisa keluar kamar saja sulit. Setiap tempat diisi oleh anak buah si Samuel.
Saking lelahnya Tzuyu tidak sadar kalau dirinya tertidur. Kali ini ia terbangun tengah malam dan mendapati Sana yang tertidur di lantai tanpa alas apapun. Tzuyu mengusap wajahnya. "Sial!, suami macam apa aku ini." Tzuyu dengan cepat mengambil bantal Dan selimut untuk menutupi tubuh Sana. Tzuyu tidak bisa menggendong Sana Karena khwatir Sana akan terbangun.
Pria itu kini berbaring di lantai bersama istrinya. Tzuyu mensejajarkan posisi wajahnya agar bisa menatap istrinya yang sedang tertidur. Tzuyu mengelap pipi Sana yang sedikit basah bekas air matanya. "Aku belum bisa menjadi suami yang baik San."
Sana mengingau dan mengucapkan nama Tzuyu. "Tzuyu.. "
Tzuyu mengelus kepala Sana dengan lembut. "Bersabarlah sayang. Tzuyu mu akan segera kembali. Aku pasti akan merebut kembali rumah sakit dari mafia Jepang itu."
Tzuyu mengecup kening Sana sebelum akhirnya dia juga tertidur.
.
"Myoui Mina, ayah bangga denganmu. Dengan mudah kamu berhasil merebut rumah sakit terbesar di Seoul. Kamu memang putri ayah. Hahaaha." Pria paruh baya dengan setelan jas Dan topi cowboy itu memeluk putrinya.
Chaeyoung bertepuk tangan. "Sandiwara yang keren. Keluarga mafia dan pebisnis Club malam kini berhasil mengambil alih rumah sakit."
"Tentu saja Son. Kamu sudah layak menjadi menantu om." Pria itu menepuk pundak Chaeyoung.
"Tzuyu yang malang. ." Mina bergumam dalam hati.
"Dasar licik!" Shuhua menampar pipi sepupunya.
"Oho, keponakan om dari negri tirai bambu. Apakabar nak?. "
"Cih. Aku tidak sudi menjadi kerabat kalian. Tega-teganya kamu Mina. Tzuyu adalah temanmu, dan kamu rela membunuhnya hanya karena harta?. " Shuhua menatap jijik pada sepupunya tersebut.
"Jangan sok suci deh lo." Mina mendorong Shuhua. "Lo juga pengen nyelakain dokter Sana kan?. Supaya lo bisa sama Tzuyu."
Shuhua memalingkan wajahnya. Ia menyesali niatnya waktu itu. Gadis itu pergi begitu saja meninggalkan kediaman Myoui.
"Setelah lulus kuliah kamu akan langsung ayah angkat menjadi direktur rumah sakit ini."
"Terima kasih yah."
Ayah Mina beserta anak buahnya melangkah pergi dari ruangan tersebut.
"Dengan bantuan keluarga kalian bisnis keluargaku juga akan berkembang. Aku sangat mencintaimu Min." Chaeyoung dan Mina saling berpelukan.