67| Hasilnya...

10.6K 894 102
                                    


Rakha dan Mala berjalan menuju poli Obgyn. Mereka akan menemui dokter Irwan. Terlihat banyak antrian di sana. Kebanyakan ibu -ibu yang sedang hamil. Rakha menuntun Malau untuk duduk di salah satu kursi yang kosong. Semua orang memandang aneh dua sejoli itu. Tentu saja, sepasang remaja berpakaian seragam ikut mengantri di depan ruang dokter kandungan

"Kha harusnya kita tadi ganti baju dulu" cicit Mala, dia merasa malu melihat tatapan dari orang-orang di situ.

"Kelamaan kalo nunggu Adara datang, nanti keburu di panggil"  

"Ehm, ngga salah ini dek kok ikut antri disini?" tanya seorang ibu hamil dengan riasan menor. 

"Ngga bu sudah janjian ama dokternya" jawab Rakha datar. Mala hanya tersenyum. Sungguh dirinya sangat malu sebenarnya.

"oh tugas dari sekolah ya pasti?" tanya ibu satunya yang tak kalah menor.

"Nggak! mau periksa kandungan!" jawab Rakha tanpa basa basi. Membuat beberapa orang di situ terkejut bukan main. Mala melotot kepada Rakha. Kenapa mesti jujur sih, dia semakin malu melihat hampir semua orang di situ memandangi mereka.

"ngga punya malu!" jawab salah satu ibu di situ. Berbisik pada ibu di sebelahnya.

"Iya padahal masih sekolah, pasti hamil di luar nikah itu" meski tidak berbicara secara langsung tapi mereka mengatakannya dengan suara yang bisa di dengar semua orang di sekitarnya.

Rakha mengepalkan tangannya. Jika tidak ditahan oleh Mala entah apa yang akan dilakukannya saat ini. Wajah Rakha sudah merah menahan emosi. Mala menggelengkan kepala sambil mengusap tangan Rakha.

"Kok ngga malu ya , mana kesininya pake seragam sekolah, kasihan sekolahnya jadi kena imbasnya nanti"memang emak-emak suka ghibah ini. Padahal mereka sedang hamil .

"Ngga boleh gitu, itu urusan mereka, bisa jadi mereka hanya ingin konsultasi" jawab seorang ibu berbaju pink meencoba membela.

"heleh , jangan sok suci, kamu pasti juga mikir kayak kita kan" 

"iya" jawab ibu di sebelahnya.

"Astagfirullah , ibu lagi hamil loh ngga boleh berburuk sangka" ucapnya lagi.

"Ceweknya juga kenapa mau-maunya ngelakuin itu, gampangan benget" Rakha sudah tidak bisa menahannya lagi.

Brakk

Hilang sudah kesabaran Rakha. Tak masalah jika dia yang di hina. Tapi ini , mereka merendahkan Mala.

"gue kesini cuma buat ngelusrusin masalah sama dokter, bukannya mau cari masalah. Terserah gue mau kesini pake seragam atau pakai jas bukan urusan lo. "

"Rakha udah " Mala mencoba menenangkan.

"Aku ngga terima mereka njelekin kamu"

"Ngga papa mereka kan ngga tahu?"

"Makanya harus aku kasih tahu La,biar mereka ngga banyak bacot"

"anak ngga punya sopan santun, sama orang tua ngomong seperti itu"

"anda sopan saya segan"

"heh berani kamu ya? kamu ngga tahu siapa suami saya?" ibu hamil itu mulai tersulut emosi

"bukan urusan gue"

"Rakha udah, itu udah di panggil, giiliran kita" Mala menarik tangan rakha untuk masuk ke ruangan. Dia tidak mau memperpanjang masalah ini. Dia takut kalau Rakha gelap mata.

"Heh bocah, siap-siap aja ya kamu saya viralkan , saya sudah merekam semuanya " ucap ibu itu

"siap-siap sekolah kamu tahu sikap siswanya seperti ini"

My Bad Boy Rakha   (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang