09 - Permasalahan

11 2 4
                                    

"Eh Mas Galih... Mas Galih" panggil murid Galih dengan nada sedikit memohon

"iya, napa?"

"aku yang adzan isya' ya? boleh?"

"yaudah deh gapapa, besok siapa yang mau adzan?" tanya Galih pada caberawitnya

"aku...aku...aku..."

"yaudah nanti Mas bikinin jadwal adzan yak"

"ok Mas"

waktu adzan isya' sudah tiba saatnya mengumandangkan suara adzan

"Allahuakbar Allahuakbar"

"Allahuakbar Allahuakbar"

warga sekitar sama mendatangi masjid untuk menunaikan ibadah sholat isya' secara berjamaah. Setelah sholat selesai Galih melanjutkan mengajar pengajian Remaja, sedangkan Azza mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk memperkenalkan diri sebagai Maba di Universitas Indonesia dengan prodi Psikologi. Jarak Bandung-Depok dikarenakan jauh, Azza memilih untuk mengekos yang jaraknya dekat dengan kampus agar jangkauanya lebih mudah.

Hari-hari berjalan seperti biasanya, Azza mulai jarang mengajar caberawitnya karena disibukan dengan dunia perkuliahanya. Tapi Azza tetap meluangkan waktu untuk tetap bisa mengajar di waktu liburnya. Satu semester sudah berlalu, Azza tetap bertahan dan ingin meraih gelar (S. Psi), setiap saat Azza capek, lelah, kangen orang tua Azza hanya bisa menangis dan berdoa pada Allah.

~2 tahun kemudian~

Karena jauhnya jarak, komunikasi antara Galih dan Azza mulai merenggang, karena sudah mempunyai dunia masing-masing. Azza dengan dunia perkuliahnya, dan Galih masih tetap sama dengan murud-muridnya. Tepat hari ini Azza akan melaksanakan UAS di Semester 5, yang tandanya semester depan Azza sudah semester 6. Di semester 5 adalah semester terberat yang Azza jalani, karena Azza sampai ijin 2 minggu pulang ke rumah dikarenakan sakit dan diopname di rumah sakit. 

~Rumah Sakit~

"Assalamualaikum" suara salam dari luar korden rumah sakit

"Hallo mbak Azza, gimana kabarnya?" tanya salah satu murid yang ikut menjenguk Azza

"Alhamdulillah, agak enakan"

Di sudut ruangan terlihat Galih yang hanya diam dengan tatapan yang sulit di jelaskan, entah karena syok apa canggung karena sudah lama tidak bertemu.

"Galih" panggil Azza dengan suara pelan

"eh iya gimana Za? di situ aja aku tak yang kesitu"

"kamu ngapain diem kaya patung?"

"Gak papa Za, btw dah enakan belum?"

"Alhamdulillah udah agak mendingan Gal"

Setelah bercerita-cerita banyak, ternyata waktu kunjungan pasien telah habis dan mau tidak mau teman-teman Azza harus pulang.

"Za ini kan waktu kunjungan dah habis, aku sama yang lain pamit pulang ya, cepet sembuh. Aku tau kok Za kamu sakit gara-gara apa"

"emang gara-gara apa Gal?"

"ya kamu kangen aku lah"

"idih PD nya gak ketulungan banget"

"hahaha...becanda Za, yaudah ayok doa dulu ya temen-temen"

Di dalam ruangan itu hanya ada suara Galih yang memimpin do'a yang di amini oleh teman-teman Azza. Setelah selesai berdoa teman-teman Azza berpamitan dengan Pak Yahya, Bu Zulaiqoh, dan Kak Fairuz. Saat berpamitan dengan Pak Yahya tangan Galih terasa sangat dingin

Heart in SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang