Chapter - 20

8 2 1
                                        

Di jam 02.30 WIB dini hari, terdengar suara angin yang bertiup memasuki sela-sela fentilasi jendela kamar. Galih terbangun dari tidurnya dan mengambil air wudhlu untuk menunaikan sholat di sepertiga malam. Galih bisa dikatakan seorang yang taat ibadah, bahkan amalan-amalan sunnah pun Ia kerjakan secara rutin. Setelah selesai sholat malam Galih berdoa kepada Allah dan meminta agar diberikan petunjuk yang baik dalam setiap perkaranya, dan Ia juga meminta agar Azza menjadi jawaban doa yang selama ini ia minta.

"Ya Allah apabila Azza memang yag terbaik dan barokah untuk saya, maka jadikanlah perkara ini sebagai sebaik-baiknya perkara dari engkau"

"jadikanlah dia jodoh yang baik dan sholihah untuk saya"

"bisa menjadi istri yang baik, dan ibu yang baik untuk anak-anak saya nanti"

"saya berharap jika jika kita saling berjodoh, akan bisa saling memahami satu sama lain, bisa saling jaga perasaan satu sama lain, dan bisa percaya satu sama lain"

"Ya Allah tumbuhkanlah rasa yang sama dihatinya Azza ya Allah"

"Ya Allah aku mencintainya karena Allah dan aku merindukanya karena Allah"

Setelah selesai berdoa  Galih melanjutkan membaca Al-Qur'an sampai jam 03.30 WIB. Setelah selesai membaca Al-Qur'an Galih tidur sebentar sembari menunggu adzan subuh. Di tidurnya yang singkat itu Galih memimpikan Azza dengan posisi mereka berhadap-hadapan. Galih duduk diatas mimbar dengan meletakan dagunya, sedangkan Azza melihat kedua matanya dengan jarak yang sangat dekat. Galih membaca Al-Qur'an dengan suara yang bagus dan tanpa mereka sadari kedua tangan mereka saling mengerat satu sama lain, posisi tangan Azza ada diatas tangan Galih. Dan tangan kanan Azza mengelus pipi Galih dengan sangat lembut dan perlahan

"Galih kok suaramu enak banget sih di dengerin"

"ih apasih malu lah"

mereka berdua tersenyum bersama dan Galih tetap meneruskan bacaannya. Saat mimpi itu sedang berlangsung Riyan langsung membangunakn Galih dengan menagetkanya

"Woii Galih"

"Astagfirulloh, kaget bg"

"lu napa dah senyam-senyum gak jelas?"

 "lu ngganggu mimpi gua"

"noh udah mau iqomah, biasanya lu bangunin gua, eh ternyata malah masih tidur"

"sumpah tadi gua ketiduran serius, asli"

"iya iya, yaudah cepetan wudhlu, gua tunggu"

Setelah itu Galih dan Riyan langsung menuju masjid terdekat, dan menunaikan sholat subuh secara berjama'ah. Sehabis sholat mereka memilih untuk tidak tidur lagi, dan mereka berencana untuk menikmati angin pagi dengan naik motor. Tapi gimana lagi, jalanya macet banyak orang yang mau berangkat kerja, mengantarkan anak sekolah, dan masih banyak lagi. Akhirnya mereka berdua memilih hunting poto di pasar tradisonal di pagi hari.

Saat hunting poto mereka merasakan betapa banyak orag tua yang beradu nasib di pasar sejak petang tadi, banyak raut wajah yang terukir disetiap titik pasaranya. Galih dan Riyan memilih untuk membeli jajanan pasara yang terbilang murah meriah tapi rasanya juga lumayan.

"Bu ini berapaan?" tanya Galih dengan menunjuk kue ketawa

"itu 5.000 dapat tiga dek"

"baik bu, beli 10.000 ya"

"baik dek, adeknya kuliah apa kerja dek?"

"kuliah bu"

"kuliah dimana?"

"di UI buk hehehehe"

"masyaallah pinter ya dek"

"jalur doa orang tua bu hehehe"

Heart in SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang