04 - Terbiasa

20 2 2
                                    

Didalam villa Rima mencari keberadaan Azza, karena tidak terlihat di segala penjuru villa itu. Rima menanyai keberadan Azza pada teman-temanya

"Eh ada yang lihat kak Azza gak?"

"Gak tau aku Rim, coba cek di taman depan mungkin disana" jawab salah satu teman Rima.

Rima disaat itu langsung berjalan menuju taman untuk mencari keberadaan Azza, tapi Rima melihat kak Azza dengan kak Galih kejar-kejaran. Rima pun langsung memiliki rencana untuk menakut-nakuti mereka berdua. Rima tanpa berfikir panjang langsung mengambil kain berwarna putih yang ada di dalam villa, kemudian Rima menutupi badanya dengan kain putih itu. Rima menunggu mereka berdua di belakang pohon, sambil menunggu momen yang tepat untuk menjaili mereka berdua

~~

"Indah dan cantik" ucap Galih tanpa menyadarinya.

"haaaah apa...?"

Disaat Azza menanyakan pada Galih, Galih enggan mengulangi perkataanya, karena Galih baru tersadar dengan apa yang baru saja ia ucapkan dan Galih memilih untuk lari meninggalkan Azza. Azza pun masih ingin tahu dengan ucapan tadi, sehingga mereka pun kejar-kejaran di taman pada malam itu.

Disisi lain ternyata Rima melihat mereka berdua, Rima berniat untuk menjaili mereka berdua dengan berpura-pura menjadi hantu. Azza dan Galih berlari menuju arah pohon besar yang ada disitu, Galih pun langsung berhenti tepat di belakang pohon itu.

"Za mending kita balik ke villa masing-masing deh"ujar Galih dengan suara yang sedikit ragu.

"Aku tau, mesti kamu takut kalah sama aku kan?" jawab Azza dengan wajah jailnya.

"nggak gitu Za... tapi...,"

"hihihi...hihihi...hihihi... kenapa kalian disini, cepat balik ke villa masing-masing, hihii...hihihi...hihihi..."

"Aaaaaaaaa... setan..." teriak Azza dan Galih secara bersamaan.

Azza dan Galih pun langsung lari menuju villa masing-masing. Disisi lain Rima tertawa sangat puas.

"Hahahaha... rasain tuh, makanya jangan bikin orang bingung" ucap Rima dengan tertawa lepas.

~~

Setelah melewati malam tahun baru, seluruh kegiatan diliburkan kurang lebih satu minggu, begitupun dengan kegiatan mengajar TPQ.  Tanpa berfikir panjang Galih mengajak teman-teman remajanya untuk camping dan mendaki di Gunung Semeru. Walaupun Galih sedikit pendiam, tapi Galih mempunyai hobi mendaki. Galih menawari Azza dan Rima untuk ikut mendaki ke Gunung Semeru. 

"Za mau ikut nggak?"

"kemana Gal?"

"aku sama temen-temen mau mendaki nih, kamu mau ikut nggak?"

"aku nanti ajak Rima ya, buat temen aku, kak Fairuz diajak gak mau. Katanya bikin capek aja"

Setelah mempersiapkan logistik, Galih beserta rombongan naik kereta api menuju Surabaya. Setelah sampai Surabaya mereka mencari angkutan menuju Lumajang, Jawa Timur. Setibanya di lokasi pendakian, Azza dan Rima masih benar-benar belum percaya dengan ini.

"Gal ini beneran mau ke Puncak Mahameru?"

"Iyalah Azza nanti kalo capek bilang ya, nanti istirahat. Kita naiknya santai aja yang penting kita beserta rombongan tetap bersama, selamat, dan bisa kembali pulang lagi ke rumah" ucap Galih untuk meyakinkan Azza.

Sebelum memulai perjalanan Galih memimpin doa terlebih dulu, dan selebihnya Galih menyerahkan pada porter untuk memimpin pendakian. Petualangan pun dimulai, Azza dan Rima yang baru pertama kali naik gunung, ada rasa senang, ragu, dan pastinya sangat antusias untuk menuju puncak. Setelah beberapa jam perjalanan Galih beserta rombongan tiba di Bukit Cinta. Orang-orang percaya jika melewati bukit itu tanpa menoleh ke belakang maka jodoh kita akan seperti dengan apa yang kita inginkan.

Heart in SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang