Bab 31 : Keberuntungan dari Kath

5.1K 471 9
                                    

Kath tertawa terbahak-bahak melihat Maple yang malu-malu bersembunyi di belakang punggung Louis karena tidak mau di sentuh. Kath sampai menggelengkan kepalanya.

"Hm.. pria menggemaskan itu istrimu?" tanya Kath.

Louis mengangguk dengan singkat. Wajahnya sudah masam melihat Kath. Ia terbakar api cemburu

"Wah jarang sekali aku melihat seorang alpha dan beta yang menjadi pasangan." jelas Kath sembari menyilangkan tangannya.

Louis memutar matanya kesal.

"Astaga, Tuan Alpha yang gagah, tenanglah... aku sudah memiliki suami beta yang sekarang sedang mengurusi cabang lain dari kedai kopi ku, " ucap Kath dengan senang sembari mengelus perutnya yang masih rata. "Apa kau tahu? Aku juga sedang hamil," tukas Kath, sudut matanya tersenyum.

Maple seketika tertarik dengan pembicaraan Kath. Ia perlahan keluar dari punggung Louis dengan hati-hati karena penasaran.

"Yaampun, dia sangat menggemaskan, astagaa, rasanya aku ingin mencubit pipinyaa!!" Kath dengan terburu-buru.

Louis dengan sigap melerai Kath.
"Ehem!"

Kath menarik tangannya kembali, lalu dengan kikuk tersenyum. "Astaga maafkan aku Tuan... eeum..?"

"Asen, dan ini istriku Maple!" tegas Louis dengan enggan.

Kath manggut-manggut mendengar penjelasan dari Louis. Ia kemudian hendak melanjutkan perbincangan itu dengan mereka, namun tiba-tiba dari dalam mobil salah seorang pria omega memanggil Kath, karena kedai kopi berjalan miliknya sedang ramai.

"Aku masuk dulu ya," kata Kath sembari menepuk pundak Maple pelan. Ia lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ah, sebentar aku akan kedalam," teriak Kath sambil berjalan terburu, kepada barista omega itu.

🦋🍁🦋

Selang tak berapa lama, gerobak Hotdog milik Maple tidak kalah ramai, hampir bersamaan dengan kedai kopi milik Kath. Maple sampai kewalahan, karena para pembeli sampai rela antri.

"Wah, hotdognya enak sekali, saosnya terasa berbeda dari hotdog kebanyakan!" jelas salah satu pembeli yang menggigit ujung hotdog miliknya yang masih panas, "Tuan, kau sangat berbakat!" kata pembeli itu sambil menunggu kembalian dari Louis.

Louis tersenyum, "istriku yang meraciknya, " kata Louis sambil menoleh ke arah Maple yang masih sibuk menaruh sosis dan beberapa saos dan keju kedalam beberapa potong roti.

"Kau beruntung Nak, memiliki istri yang mendukung penuh suaminya, " timpal salah seorang pembeli yang masih lengkap dengan seragam kantornya.

Louis yang masih sibuk mencari recehan sen di dalam laci gerobaknya seketika terhenti. Raut senyum dari wajah Louis memudar. Bibirnya sedikit tertarik ke bawah. Matanya berkaca-kaca menahan air yang ingin jatuh dari pelupuknya.

Louis kemudian menjawab pembeli itu dengan nada bergetar, "ji...jika saya memiliki kesempatan hidup kedua, saya tidak akan pernah menyia-nyiakannya. Saya benar-benar mencintainya. Jika saja dulu-"

"Ah!"
Louis tiba-tiba tersadar, kemudian segera mengambil sen dan menyerahkannya kepada pembeli. "Astaga, saya selalu berbicara omong kosong!" Raut wajah Louis kembali riang.

Pembeli berbaju kantoran itu kemudian menepuk-nepuk pundak Louis dengan keras, " Yahh, pemuda sepertimu harus bekerja keras. Jangan pernah mengecewakannya!"

Pembeli itu tersenyum sambil membawa hotdog yang telah dibungkus kardus kertas itu pergi.

🦋🍁🦋

Louis merogoh ponsel dari sakunya. Sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dagangan mereka hanya tinggal lima buah. Namun Maple masih berkutik di tempat masaknya, belum membersihkan panggangannya. Ia memanggang lima sosis yang tersisa dan meletakknya di atas roti yang telah diberi toping.

"Selesai!" kata Maple dengan senang, lalu meletakkan hotdog itu di wadahnya.

Louis mengrenyitkan dahinya, ia bingung dengan tingkah istrinya.

"Pei, untuk siapa itu?" kata Louis sambil membersihkan gerobaknya.

"Untuk Kath dan pegawainya," jelas Maple. "Um... boleh bukan?"

Louis menghela napasnya, kemudian mengangguk. "Semuanya ini milikmu, Maple. Jadi aku tidak berhak menghentikanmu." tukas Louis sembari mengangkat alisnya dan tersenyum.

Maple terlihat senang, ia kemudian berjalan menenteng tiga buah hotdog ke mobil karavan milik Kath.

🦋🍁🦋

"Terimakasih Mapleku!" Kath dengan senang menerima tiga buah hotdog itu.

"Sst... Bolehkah aku mencubit pipimu?Aku sepertinya sedang ngidam! Kau tidak akan merasakannya jika belum hamil, heh." Kath lalu mendekat beberapa langkah ke arah Maple.
"Semoga kau cepat hamil agar bisa merasakan ngidam! " Bisik Kath. Ia mengancam Maple dengan candaan.

Maple menggeleng, " Eum... itu tidak mungkin Kath, aku... seorang beta. "

Kath tertawa.
"Hei, tidak ada yang tidak mungkin, bukan?"

Maple tertawa kecil.

Kath mulai melirik pipi Maple yang memerah karena diterpa dingin malam. "Jadi, bolehkah ibu hamil ini mencubit pipi itu..." Mata Kath membulat.

Maple menatap Kath, lalu mengangguk takut-takut.

Kath sangat senang, ia kemudian mencubit dan memainkan kedua pipi Maple.

Kath tertegun, ia kemudian melepaskan tangannya dari pipi Maple.
Alhasil pipi Maple penuh dengan bekas cubitan.

"Ah, Maple mata kirimu..." Kath mengamati dengan seksama, pupil mata kiri Maple yang berwarna hitam keabu-abuan kusam.

Maple terkejut, kemudian menutupinya dengan sedikit rambutnya. "Maaf Kath, aku pergi dulu."
Maple membungkuk, kemudian berbalik tergesa-gesa.

🦋🍁🦋

Louis telah selesai membereskan semuanya, ia kemudian menoleh ketika terdengar suara kaki dari kejauhan..

"Maple!" Panggil Louis sambil mengunyah sisa hotdog yang dibuat Maple tadi.

Maple buru-buru berjalan ke arah gerobaknya.

Louis mengulurkan hotdog yang satunya. "Cepat makan ini, nanti keburu dingin" jelas Louis. Ia kemudian memandangi Maple.

Maple dengan segera menerima hotdog itu kemudian mengangguk kecil. Ia membenahi kacamatanya, kemudian mulai menggigit hotdog buatannya.

Namun setelah beberapa gigitan masuk ke perut Maple, ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal dan tidak nyaman. Hotdog ini terlihat sangat berminyak dan membuat Maple merasakan rasa penuh di perutnya.

Tiba-tiba Maple teringat perkataan Kath barusan.

****

[BL ABO] All The Lonely HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang