Bab 29 : Berjualan

5.9K 472 3
                                    

Seminggu setelahnya, Maple dan Louis telah berhasil membeli sebuah gerobak dorong hotdog bekas. Mereka berdua sangat takjub melihat gerobak itu, terlebih lagi Maple. Ia mengamati berbagai detail dan etalase mini yang terletak diatasnya.

"Ini luar biasa, Louis!" ucap Maple sembari mengusap bagian depan gerobak itu.

Louis tersenyum bangga melihat Maple.
"Yah, ini berkat mereka. Walau aku tidak punya apapun, tetapi aku bersyukur menjalin pertemanan dengan banyak orang. Apalagi para imigran itu lebih baik daripada orang-orang  kaya raya, temanku dulu."

Maple ikut tertawa, "Oh, benarkah? Kemana perginya Tuan Louis yang sombong itu?" Maple berkacak pinggang sembari mengejek Louis.

Louis menaikkan salah satu alisnya kemudian mendekat ke arah Maple. "Oh, sepertinya Tuan Louis sudah menghilang, yang ada sekarang adalah Asen!"

Maple kemudian tertawa terbahak-bahak, baru kali ini ia merasakan seluruh bebannya seperti telah lepas.

Louis yang berdiri disisi Maple juga ikut tertawa.

Mereka berdua kemudian membenahi bagian-bagian gerobak yang sedikit lecet, membersihkan bagian dalam etalase, tidak lupa mengecat ulang dengan warna merah yang terang, dengan garis-garis kuning melintang.

Louis juga memasang kanopi kecil diatasnya yang bertuliskan " My Hotdog"

Louis dan Maple puas dengan kerja keras mereka, dan kini saatnya mereka mengurus berbagai surat perizinan untuk berjualan, karena di Kota Central, sertifikat kebersihan makanan adalah nomor satu.

🦋🍁🦋

(Empat hari setelahnya...)

Louis dan Maple telah menyiapkan bahan-bahan yang sudah mereka beli di hari sebelumnya. Tidak lupa Maple meletakkan saos, sayuran, sosis dan roti ke dalam gerobak dorongnya. Tentunya ia menatanya dengan pelan. Louis mengerti keadaan Maple, ia ikut membantunya agar pekerjaan mereka cepat selesai.

"Apa kau siap Maple?" ucap Louis, sembari mendorong gerobak itu keluar dari basement apartemen.

Maple mengangguk, kemudian berjalan berdampingan dengan Louis.

🦋🍁🦋

"Maple, kita akan berjualan di depan sekolah itu bukan?" ucap Louis.

Maple mengangguk, "um.. kemarin aku sudah menghubungi petugas yang bersangkutan, mereka bilang kita bisa berjualan  di tepi jalan seberang lapangan itu. " ucap Maple.

"Baiklah!" ucap Louis bersemangat, kemudian mendorong gerobaknya tepat di tepi jalan itu.

Setelah sesampainya di tepi jalan, Maple dengan pelan-pelan mengeluarkan berbagai macam bahan serta peralatan yang dibutuhkan. Dibantu Louis, tidak lebih dari sepuluh menit semuanya telah siap.

Berbagai macam saos di susun di botol, diletakkan di depan gerobak. Pemagang sudah sedikit dipanaskan, dan penjepit telah diletakkan sesuai tempatnya. Sentuhan terahkir, Louis mengeluarkan papan nama berisi daftar harga dan meletakkannya di depan gerobak mereka.

🦋🍁🦋

Bel sekolah berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar. Anak-anak pertengahan usia remaja itu berjalan melewati gerobak hotdog milik Maple.

Maple tidak henti-hentinya menawarkan hotdognya bersama dengan Louis. Mereka sangat bersemangat karena hari ini adalah hari pertama mereka berjualan.

Selang tak berapa lama satu persatu pembeli pun datang. Maple sangat senang sekali. Maple berada di area pemagangan dan menaruh saos dan toping, sedangkan Louis menjadi kasir, sekaligus merangkap menjadi pengoles margarin di atas roti.

Di hari pertama mereka buka, cukup banyak peminat hotdog buatan Maple. Rasanya enak, rotinya lembut, dan harganya yang murah. Sekitar dua jam disana, Maple sudah mendapat sepuluh pembeli. Angka yang cukup baik, untuk awal berjualan.

Namun kesenangan itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba seorang satpam sekolah menghampiri dan bertanya kepada Louis.

"Maaf Tuan, anda tidak boleh berjualan disini!" tegas satpam itu.

Louis terkejut. Ia meletakkan kuas margarinnya di wadahnya.
"Maaf Pak, kami sudah memiliki izin disini sebelumnya, kami juga sudah memiliki sertifikat berjualan dan kebersihan makanan, " ucap Louis sembari merogoh laci bawah gerobak hotdog itu, lalu menunjukkannya kepada satpam tersebut.

Satpam itu mengerutkan dahinya dengan tatapan yang masam. Ia berteriak kepada Louis, "Tapi di sekitar lingkungan sekolah dilarang berjualan!"

Maple yang sedang memanggang sosis ikut menoleh. Ia terburu-buru menyelesaikan panggangan terahkirnya, mengangkat sosis itu dan memasukkannya kedalam roti.

"Maaf Pak, tapi kami berjualan bukan di depan sekolah persis, tapi ini di seberang jalan," ucap Maple dengan terbata-bata sembari mengusap tangannya setelah pembeli terahkirnya pergi.

Satpam itu kemudian mengeluarkan walkie talkie dari saku depannya, kemudian menghubungi seseorang. Hingga akhirnya selang tak berapa lama, datanglah pria berjas dari kejauhan menyeberang trotoar di dekat lapangan itu.

Pria berjas itu menatap angkuh dan sinis kearah Maple dan Louis.
"Saya adalah kepala pengamanan disini, di lingkungan ini harus bebas dari para penjual kaki lima."

Louis terkejut mendengar hal tersebut, ia menjadi marah dan langsung menegur balik pria berjas itu.

Pria berjas tidak peduli, ia sibuk memainkan ponselnya. Sesaat kemudian ia menatap Louis dengan tajam.
"Aku sedang menghubungi polisi. Jika kau tidak segera pergi dari sini, maka kau harus tahu konsekuensinya." ucap pria berjas itu.

****

[BL ABO] All The Lonely HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang