Bab 42 : Axelsen

4.4K 354 15
                                    

Keluarga Axelsen merupakan keluarga tertua yang mengabdi langsung kepada bagian keluarga inti Kerajaan Inggris  yang masih bertahan hingga saat ini. Dengan gelar baron, suatu gelar bangsawan yang biasanya diberikan kepada para saudagar, atau pemilik tanah di zaman dahulu.

Pada jaman sekarang, gelar baron sudah tidak digunakan karena beberapa beranggapan gelar tersebut hanya bagian dari bangsawan tingkat rendah. Walau begitu, kekayaan seorang baron bisa dibilang tidak main-main. Mereka mempunyai banyak ladang dan beberapa diantara mereka membangun bisnis.

George muda saat itu sangat berambisi mendirikan sebuah perusahaan elektronik karena bakatnya di bidang yang sama. Ia terjun ke bisnis yang telah dirintisnya. Menghasilkan berbagai barang dan inovasi yang memudahkan bagi alpha dan omega mendeteksi siklus mereka. Sebuah inovasi choker yang terhubung dengan syaraf tubuh sehingga bisa menekan siklus heat, juga alat pengendali rut alpha. Sebuah inovasi yang cukup menganggumkan. Namun ditengah semua keberhasilan yang luar biasa, dimana George muda menjadi pebisnis sukes dengan anak perusahaan dimana-mana, ada satu hal yang mengganjal baginya. Sudah hampir lima tahun ia menikah dengan istrinya, namun tak kunjung di karunia seorang anak.

Sosok pria omega tampan yang dinikahi oleh Tuan George, bernama Rain Summerwoods. Rain ini berasal dari daerah kecil sebelah timur di Sunny Springfield. Jika ditarik garis keturunan dari silsilah nenek moyang, Rain,  ia adalah saudara jauh dari keluarga Winterwoods yang mendiami wilayah utara.

Rain sebenarnya sudah tahu, jika George tidak pernah ada waktu baginya.  Kesepian di kediaman megah milik Tuan George membuat Rain menjadi cepat bosan. Entah kenapa ia ingin sekali memiliki seorang anak, hingga akhirnya Tuan George mengabulkan permitaan dari istrinya tersebut untuk mengangkat anak dari panti asuhan.

Anak kecil berumur duabelas tahun yang sangat pintar, hingga bisa dibilang hampir jenius membuat Tuan George dan Rain berdecak kagum. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk mengadopsi anak tersebut ke rumah mereka. Namanya Benyamin, anak dari seorang kriminal yang sering menipu. Kedua orang tuanya saat itu sedang dipenjara karena kasus penjualan perhiasan palsu milik para konglomerat.

Sebenarnya Rain awalnya juga agak cemas karena latar belakang keluarga Ben. Namun ia memberanikan diri mengambil Ben sebagai anak asuhnya, dari yayasan panti asuhan yang dikelola milik Tuan George. Ben juga terlihat sebagai anak yang pemalu, dan polos. Ia sangat penurut, dan sangat menyukai Rain sebagai ibu asuhnya. Sebuah kehangatan yang tidak pernah Ben rasakan sebelumnya ia dapat dari Rain dan Tuan George.

Namun masa itu hanya berlangsung sebentar. Semuanya berubah ketika pada akhirnya Rain mengandung dan melahirkan seorang putra bernama Louis. Perhatian yang dulu dengan penuh dicurahkan kepada Ben, kini terbagi menjadi dua. Ia benar-benar tidak menyukai, jika Rain dan Tuan George memberikan kasih sayang kepada putra kandungnya.

Hingga pada akhirnya hari itu tiba, dimana rasa iri dengki dari Ben mulai memuncak, ketika melihat Louis yang berumur empat tahun bermain-main, di dekat tangga lantai dua di kediaman mewah tersebut. Sementara itu, Rain tengah sibuk membersihkan kamar milik Louis.
Tiba-tiba muncul rasa jahat di hati Ben, ia dengan sengaja membiarkan Louis untuk berjalan dan bermain di dekat tangga. Hingga keseimbangannya seketika goyah.

Rain tidak sengaja melihat kejadian itu, ia dengan cepat berlari keluar kamar untuk segera meraih Louis. Dengan sigap Rain berhasil mendekap Louis, namun alahkah terkejutnya ketika tubuhnya tergelincir tepian tangga, yang mengakibatkan tubuhnya jatuh ke belakang tepat di beberapa anak tangga yang tajam.

Hingga akhirnya kepala dan leher belakang milik Rain terbentur tepian anak tangga beberapa kali. Tubuhnya merosot kebawah, hingga anak tangga paling bawah dekat dengan lantai dasar.

Saat itu, teriakan bertubi-tubi datang dari pelayan yang membersihkan lantai dasar itu. Darah sudah berceceran di anak tangga.  Ben kala itu gemetaran melihat ibu asuhnya meninggal tepat di depan matanya, ia menengok dari atas kemudian berlari menuju kamarnya dan menutup pintu rapat-rapat.
Ia berfikir, bahwa kehadiran Louis telah merenggut segala yang berharga baginya.

🦋🍁🦋

Haru biru di tengah pemakaman ibu Louis berlangsung sangat menyedihkan. Tuan George tak henti-hentinya menangisi istrinya. Ben juga menatap kosong makam itu, kemudian sesekali melirik Louis dengan tajam. Ia kemudian kembali menatap makam dan mengedarka  pandangan ke sekelilingnya dimana semua orang sedang berduka. Namun anehnya, air mata tidak mau keluar dari pipinya, melainkan sebuah tawa di dalam hati Ben.

Hingga pada akhirnya, di umur Ben yang ke tujuhbelas, ia memutuskan untuk bersekolah di luar negeri, agar jauh dari Louis. Ia memeluk Tuan George erat sambil tertawa.

Tuan George terkejut dengan tingkah anak asuhnya. "Kau tidak apa-apa?"

Ben menggeleng, kemudian tertawa. Ia melambaikan tangan menuju mobil yang membawanya ke bandara.

Ketika ia berbalik menjauh dari Tuan George, tiba-tiba ia mengrenyitkan dahinya. "Ayah, aku sudah tidak bisa lagi menangis, aku sekarang hanya bisa  tertawa. Hahaha, "

Ben tertawa hampa sambil menutup mobil itu. "Hahaha, hah... hah... Louis sialan, aku pasti akan merebut segalanya darimu! Semuanya!"

"Kaulah yang membunuh Ibu, yah benar, aku tidak bersalah! Hah, seorang Ben tidak pernah bersalah!"

****

[BL ABO] All The Lonely HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang