Part 10

21 4 0
                                    

-- Keesokan harinya --

Pagi ini rupanya cuaca sangat mendukung perasaan Chorong. Awan mendung sudah memenuhi area kampus sejak fajar datang. Rintik hujan juga mulai jatuh ke tanah dan membuat para mahasiswa harus memasuki gedung dengan terburu-buru. Gemuruh petir menambah sendu suasana pagi dan juga menurunkan semangat mereka yang ingin kembali melakukan kegiatan belajar di sana. 

"Bagaimana bisa aku melupakannya? Apa ingatanku sudah menurun sekarang?" Chorong berbicara sendiri sambil bersandar pada tiang gedung. Dia menatap hujan yang semakin membesar di luar sana. 

"Kenapa dia belum datang juga...?" Ucapnya lagi. 

Tiba-tiba ponselnya bergetar sebentar tanda adanya sebuah pesan masuk. 

Kim Junmyeon :

'Pastikan dia tidak membuang jaket pemberian dari Ibuku itu. Aku harap kau bisa mendapatkannya juga hari ini'

Chorong menghela nafasnya lagi saat lelaki itu kembali membahas mengenai jaketnya. Padahal permintaan maafnya sudah diterima semalam namun entah kenapa Junmyeon harus kembali mengingatkannya seperti ini. 

"Iya... Iya... Aku akan mendapatkannya untukmu. Jangan khawatir.." Perempuan itu mengetik pesan balasan sesuai dengan yang dia ucapkan sendiri. 

"Hujannya bertambah deras" Suara seseorang yang dikenalinya akhirnya terdengar. 

"Bae Joohyun..." Chorong langsung mendekat. 

"Maaf. Apa kau sudah menunggu lama?"

"Tidak"

"Kalau begitu, kita bisa ke kelas sekarang"

"Iya..."

Mereka pun berjalan sambil berdampingan. Rambut Joohyun terlihat sedikit basah akibat berlarian di tengah hujan tadi. 

"Sepertinya kita harus ke toilet terlebih dulu" Chorong memberikan saran untuknya. 

"Tidak perlu. Kita bisa terlambat untuk menemui dosen yang ku butuhkan"

"Baiklah..."

Langkah keduanya mulai dipercepat. Sebuah kelas terlihat cukup sepi dengan hanya ditempati oleh beberapa mahasiswanya saja. Joohyun duduk di bagian paling depan sementara Chorong memilih untuk menempati kursi di belakangnya.

"Kalian datang lebih pagi dari yang ku duga" Tidak berapa lama kemudian, masuklah seorang wanita paruh baya berkacamata sambil membawa segelas kopi hangat dari arah pintu. 

"Kalian semua yang ingin mendiskusikan judul skripsi denganku hari ini, benar kan?" Tanya sang dosen. 

"Iya, profesor Hong" Jawab bergantian para mahasiswanya. 

"Bagaimana denganmu, Park Chorong? Apa kau sudah membuat janji terlebih dulu denganku?" 

Nama perempuan yang disebut itu sekarang menjadi sorotan. 
"A-aku hanya ingin melihat proses diskusi dari dekat, profesor Hong"

"Maaf, tapi diskusi ini hanya dikhususkan untuk mahasiswa yang sudah menetapkan janjinya padaku terlebih dulu dan diharuskan sudah mempersiapkan judul skripsinya masing-masing. Apa kau mempunyai dua alasan itu sekarang?"

"Ti-tidak, profesor"

"Kalau begitu, kau bisa keluar ruangan sekarang"

Chorong tidak tahu kalau akhirnya akan seperti ini. Dia pun dengan sopan pamit keluar ruangan dan harus menunggu Joohyun selesai dengan kegiatan itu. 

"Kenapa aku tidak bisa cepat mempersiapkan judul skripsi?" Mulai ada penyesalan pada dirinya.

Namun itu hanya sesaat saja karena dia sudah beranjak ke ruangan lain bersama seorang senior yang datang ke kampus pagi ini. 

Double TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang